Share this page

Tanpa Keluwak, Sumenep Punya Rawon Merah

Kompas.com - 18/Jul/2019 , 08:07 WIB

Tanpa Keluwak, Sumenep Punya Rawon Merah

KOMPAS.com - Secara umum, rawon yang umum dikenal erupakan olahan potongan daging dengan kuah berwarna kecoklatan atau malah kehitaman.

Warna itu berasal dari rempah-rempah yang di antaranya bawang merah, bawang putih, lengkuas, ketumbar, kunyit, jahe, asam jawa, dan keluwak sebagai bumbu khas.

Nah, keluwak inilah yang menciptakan warna coklat attau kehitaman itu. Keluwak merupakan pepohonan yang tumbuh liar dan bijinya dijadikan bumbu dapur. 

Akan tetapi, di Sumenep, ada rawon yang diracik tanpa menggunakan keluwak. Padahal, sebagian besar orang percaya bahwa rawon haruslah hitam. Tanpa keluwak, apa iya masih bisa dinamakan rawon?

Ya, Rumah Makan 17 Agustus yang terletak di pusat Kota Sumenep menghadirkan kuliner khas Jawa Timur itu dengan cara yang berbeda. Siapa sangka, tanpa keluwak, keunikan rasa dalam rawon tak hilang lho. Nah, karena warnanya berbeda, pemilik rumah makan itu menamakannya “rawon merah”.

Peranakan China

Berbeda dengan rawon (pada umumnya, rawon merah berwarna bening kemerahan. Kuahnya lebih encer dibandingkan rawon dengan bumbu keluwak.

Dalam semangkok rawon merah terdapat daging bercampur gajih ditemani sepiring nasi dengan kecambah, sambal, dan kerupuk. Rawon merah memiliki rasa pedas yang didapatkan dari cabai sebagai tambahan bumbunya, wangi karena diberi daun bawang goreng.

Menurut sang pemilik rumah makan, Edi Setiawan, yang juga merupakan generasi kedua menyebut warna merah dalam rawon tanpa keluwak merupakan salah satu pengaruh kuliner peranakan China.

Mereka awalnya menyesuaikan dengan ketersediaan bahan baku yang ada. Asal usul masakannya tetap sama, yakni masakan Madura yang disempurnakan.

Jadi kalau keluwak sedang tak musim dan sulit ditemukan, tak ada yang pusing. Rumah makan 17 Agustus berdiri sejak 1957 terletak di Jalan Jenderal Sudirman Nomor 34, Desa Pajagalan, Kecamatan Kota, Kabupaten Sumenep. Rumah makannya buka sejak pukul 08.00 WIB sampai pukul 20.00 WIB. 

Yuk, baca artikel seru lainnya tentang Madura berikut ini:

Keraton Sumenep, Menyambut Tamu Dengan Senyum

Bukit Kapur Arosbaya, Tempat Penambangan Eksotis di Madura

Madura, Ladang Garam Terbesar di Asia Tenggara

Cicipi kelezatan ragam kuliner lainnya lewat Pesona Indonesia.

KOMENTAR

Lihat Keajaiban Lainnya