WAELENGGA, KOMPAS.com — Masyarakat di Pulua Flores, Nusa Tenggara Timur memiliki warisan leluhur yang terus dilestarikan oleh generasi muda yang tersebar di berbagai di kampung.
Mulai dari Pulau Lembata hingga di Manggarai Barat, kearifan lokal dalam seni tari terus dirawat dan dipentaskan dalam berbagai event budaya dan pariwisata.
Baca juga: Tradisi Tengge Kain Songke dan Tradisi Lorang Khas Flores Barat
Tepi Woja terdiri dari kata "Tepi" yang berarti memisahkan dan "Woja" berarti padi. Jadi tarian Tepi Woja dapat diterjemahkan tarian memisahkan gabah padi.
Tarian ini mengingatkan kembali bagi generasi muda di era milenial bahwa leluhur orang Manggarai Timur pernah memakai doku atau nyiru sebagai bahan tepi woja.
Baca juga: Tradisi Gerep Rugha Manuk, Warisan Leluhur Orang Kolang di Flores
Pengembangkan seni tari itu dilaksanakan di lembaga pendidikan di seluruh Pulau Flores. Dari tingkat sekolah dasar hingga perguruan tinggi di Pulau Flores.