Share this page

Memenuhi Tuntutan Lambung di Los Lambuang

Kompas.com - 16/Sep/2019 , 14:50 WIB

Memenuhi Tuntutan Lambung di Los Lambuang

KOMPAS.com - Kondisi di tiga pasar tradisional di Bukittinggi, Sumatera Barat, yaitu Pasar Ateh, Pasar Lereng, dan Pasar Bawah sangat padat oleh pedagang.

Pedagang makin berimpit dengan adanya pasar sementara, tempat pedagang Pasar Ateh berjualan sementara di kala gedung tempat mereka berjualan dibangun. Tak ayal, Los Lambuang ibarat mata air di padang gurun.

Los Lambuang sendiri jika diartikan secara harafiah bermakna “Lorong Lambung”. Bagi warga sekitar Bukittinggi, kios ini adalah tempat untuk mengisi lambung saat lapar. Sederhananya, Los Lambuang merupakan pusat jajanan di tiga pasar itu.

Tidak jelas kapan tepatnya Los Lambuang berdiri. Namun, rata-rata pedagang di tempat ini merupakan generasi kedua, bahkan beberapa sudah merupakan cucu dari pedagang yang pertama kali berjualan. Jadi, jika dikira-kira Los Lambuang sudah berdiri lebih dari 20 tahun yang lalu.

Jangan harap kita bisa menemukan makanan modern semacam ayam goreng tepung, daging panggang, atau mie instan. Pusat jajan ini merupakan sentra makanan tradisional Minang yang bahkan sudah jarang dijajakan di kawasan lainnya di Bukittinggi.

Tidak hanya menu dan bumbunya yang mempertahankan warisan leluhur, cara penyajiannya pun demikian.

Nasi Kapau, misalnya. Kita bisa menemukan uni-uni—sebutan untuk wanita Minang— menjajakan lauk-lauk andalan khas Kapau dengan cara aslinya.

Salah satu penjual nasi kapau di Los Lambuang, Bukittinggi.https://pesona.travel Salah satu penjual nasi kapau di Los Lambuang, Bukittinggi.

 

Mereka berdiri di sebuah panggung kecil, memegang sendok bergagang panjang, dan pengunjung yang duduk lebih rendah dari penjualnya.

Selain Nasi Kapau yang menjadi andalan Bukittinggi, di Los Lambuang juga dengan mudah menemukan Katupek Pitalah yang dibuat menggunakan bumbu gulai dengan varian lauk yang beragam, mulai dari daging, jeroan, hingga perkedel.

Rasa yang sangat nikmat justru berbanding terbalik dengan harganya. Cukup bawa Rp 30.000, pengunjung sudah bisa menikmati seporsi Nasi Kapau dengan lebih dari satu lauk lengkap. Jika merasa masih kurang, kita bisa menambah lauk tambahan. Rata-rata wisatawan tidak sampai menghabiskan Rp 50.000 untuk satu kali makan di Los Lambuang.

Ingat, malu bertanya sesat di jalan. Jika Sobat Pesona belum pernah mengunjungi tempat ini, jangan malu bertanya kepada warga sekitar.

Jalan menuju Los Lambuang memang harus melewati belasan tikungan, puluhan anak tangga, dan gang-gang sempit sebelum sampai di Los Lambuang.

Baca artikel lainnya:
Tujuh Destinasi Dalam 12 Jam di Bukittinggi

Menjauh dari Keramaian Bukittinggi di Kawasan Lembah Taruko

Nasi Kapau, Lebih Dahsyat dari Nasi Padang?

Mengenali Indoensia lewat kulinernya, kenapa tidak? Cari informasi kuliner lainnya lewat Pesona Indonesia.

KOMENTAR

Lihat Keajaiban Lainnya