Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Mirip tetapi Berbeda, Rendang Indonesia dengan Malaysia

Kompas.com - 19/09/2019, 07:00 WIB
Nicholas Ryan Aditya,
Silvita Agmasari

Tim Redaksi


JAKARTA, KOMPAS.com - Rendang sama-sama ada di Indonesia dan di Malaysia. Meskipun sama-sama rendang, nyatanya rendang Indonesia dengan rendang Malaysia memiliki tampilan dan cita rasa yang berbeda.

“Ada perbedaan karakter yang signifikan antara rendang Indonesia dan rendang di Malaysia, kalau Indonesia, fisiknya lebih hitam, teksturnya kering, dan rasa lebih renyah, sedangkan Malaysia, secara fisik basah, lebih alot, dan daya tahannya tidak lama,” kata sejarawan kuliner Fadly Rahman dihubungi Kompas.com, Rabu (18/9/2019).

Perbedaan ini bukan tanpa alasan. Menurut Fadly, hal ini dikarenakan tradisi orang Minang yang mengenal istilah merantau. Kala itu, mereka harus berpikir untuk bagaimana caranya mengolah masakan agar dapat dimakan dalam waktu yang lama, dengan cara diawetkan.

Sementara Malaysia, mereka tidak mengenal istilah merantau, hasilnya, rendang banyak dikonsumsi sebagai makanan sehari-hari dan tidak bertahan dalam waktu lama. Alhasil daging dan bumbu rendang cenderung lebih basah.

Baca juga: Jangan Samakan Nasi Kapau dengan Nasi Padang

Menurut pakar kuliner yang disebut "Diplomat Rendang" William Wongso, rendang di Malaysia secara fisik berwarna merah atau kecoklatan.

“(Warnanya) seperti bumbu rujak atau kalio,” ungkap William.

William mengakui belum pernah melihat rendang yang sampai hitam warnanya di Malaysia.

“Saya perhatikan itu proses sampai kalio. Tidak sampai selama (memasak) rendang Minang,” tambahnya.

Rendang Paru dari Novotel Bukittinggi, Sumatera Barat.KOMPAS.com/GARRY ANDREW LOTULUNG Rendang Paru dari Novotel Bukittinggi, Sumatera Barat.

 

Secara tekstur, rendang di Malaysia cenderung lebih basah karena tidak dimasak hingga benar-benar kering dan menghitam. Di Sumatera Barat, hasil seperti ini kerap disebut sebagai “kalio”.

Selan itu, lanjut William, rendang Malaysia juga biasa menggunakan kerisik. Kerisik adalah parutan kelapa yang dimasak disangrai hingga hitam dan kemudian ditumbuk hingga lumat. Di Malaysia dan Singapura, kerisik dimasukkan ke dalam rendang.

“Di Sumatera Barat juga ada yang makai ini, ini supaya rendang lebih hitam. Kerisik ini seperti serundeng gosong,” tambah William.

Hal lainnya yang menjadi ciri khas rendang Malaysia adalah adanya pengaruh India yang lebih dominan dibanding rendang di Sumatera Barat. Sebagai contoh adalah rendang tok dari Perak, Malaysia.

Rendang ini konon dibuat oleh juru masak istana yang memiliki akses ke aneka rempah asing. Rendang tok dibuat dengan ragam bumbu dan rempah yang juga terkenal menggunakan rempah seperti pada kari India.

Rendang Wagyu Steak.KOMPAS/LASTI KURNIA Rendang Wagyu Steak.

Baca juga: Inilah 2 Rumah Makan Padang Tertua di Jakarta

 

Serta bumbu tambahan lainnya seperti sereh, kencur, parutan kelapa, juga gula merah. Warnanya lumayan hitam dan kering seperti rendang Minang.

Beberapa versi rendang di Malaysia juga umumnya menggunakan rempah-rempah seperti bunga lawang, lada, kayu manis, jintan, kapulaga, cengkeh, hingga adas. Rempah-rempah ini lazim dipakai untuk masakan khas India.

Walaupun beberapa versi rendang di daerah pesisir Sumatera Barat juga menggunakan rempah-rempah ini.

Untuk menyeimbangkan rasa, beberapa versi rendang di Sumatera Barat juga menggunakan asam kandis. Hal ini berbeda dengan rendang di Malaysia.

Selain itu, karena tidak dimasak dalam waktu lama, rendang di Malaysia kerap menggunakan gula merah. Sementara rendang Minang tidak memerlukan ini karena proses karamelisasi santan menghasilkan rasa manis alami dari santan.

 

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Hari Kartini, Pelita Air Luncurkan Penerbangan dengan Pilot dan Awak Kabin Perempuan

Hari Kartini, Pelita Air Luncurkan Penerbangan dengan Pilot dan Awak Kabin Perempuan

Travel Update
Usung Konsep Eco Friendly, Hotel Qubika Bakal Beroperasi Jelang HUT Kemerdekaan RI di IKN

Usung Konsep Eco Friendly, Hotel Qubika Bakal Beroperasi Jelang HUT Kemerdekaan RI di IKN

Hotel Story
Ada Women Half Marathon 2024 di TMII Pekan Ini, Pesertanya dari 14 Negara

Ada Women Half Marathon 2024 di TMII Pekan Ini, Pesertanya dari 14 Negara

Travel Update
5 Tempat Wisata di Tangerang yang Bersejarah, Ada Pintu Air dan Makam

5 Tempat Wisata di Tangerang yang Bersejarah, Ada Pintu Air dan Makam

Jalan Jalan
Dampak Rupiah Melemah pada Pariwisata Indonesia, Tiket Pesawat Mahal

Dampak Rupiah Melemah pada Pariwisata Indonesia, Tiket Pesawat Mahal

Travel Update
4 Tempat Wisata di Rumpin Bogor Jawa Barat, Ada Curug dan Taman

4 Tempat Wisata di Rumpin Bogor Jawa Barat, Ada Curug dan Taman

Jalan Jalan
Rusa Jadi Ancaman di Beberapa Negara Bagian AS, Tewaskan Ratusan Orang

Rusa Jadi Ancaman di Beberapa Negara Bagian AS, Tewaskan Ratusan Orang

Travel Update
5 Rekomendasi Playground Indoor di Surabaya untuk Isi Liburan Anak

5 Rekomendasi Playground Indoor di Surabaya untuk Isi Liburan Anak

Jalan Jalan
Pilot dan Pramugari Ternyata Tidur pada Penerbangan Jarak Jauh

Pilot dan Pramugari Ternyata Tidur pada Penerbangan Jarak Jauh

Travel Update
Desa Wisata Tabek Patah: Sejarah dan Daya Tarik

Desa Wisata Tabek Patah: Sejarah dan Daya Tarik

Jalan Jalan
Komodo Travel Mart Digelar Juni 2024, Ajang Promosi NTT ke Kancah Dunia

Komodo Travel Mart Digelar Juni 2024, Ajang Promosi NTT ke Kancah Dunia

Travel Update
Tips Pilih Makanan yang Cocok untuk Penerbangan Panjang

Tips Pilih Makanan yang Cocok untuk Penerbangan Panjang

Travel Tips
Harapan Pariwisata Hijau Indonesia pada Hari Bumi 2024 dan Realisasinya

Harapan Pariwisata Hijau Indonesia pada Hari Bumi 2024 dan Realisasinya

Travel Update
5 Tips Menulis Tanda Pengenal Koper yang Aman dan Tepat

5 Tips Menulis Tanda Pengenal Koper yang Aman dan Tepat

Travel Tips
Turis China Jatuh ke Jurang Kawah Ijen, Sandiaga: Wisatawan agar Dipandu dan Mengikuti Peraturan

Turis China Jatuh ke Jurang Kawah Ijen, Sandiaga: Wisatawan agar Dipandu dan Mengikuti Peraturan

Travel Update
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com