Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Bikin Kapok, Tertipu Ulasan Bodong Waktu Memesan Hotel

Kompas.com - 23/09/2019, 08:00 WIB
Silvita Agmasari

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Memilih hotel di zaman digital terbilang lebih mudah. Dahulu, tamu hotel harus memesan via telepon atau datang langsung ke hotel tanpa tahu kondisi hotel.

Kini dengan bantuan internet, semakin mudah memesan kamar hotel. Ada banyak agen perjalanan online dan situs penyedia akomodasi yang menjual kamar hotel, sudah lengkap dengan keterangan foto dan ulasan tamu lain.

Namun ada baiknya teliti sebelum memesan kamar hotel. Beberapa kasus tamu hotel tertipu ulasan bodong di agen perjalanan online bisa terjadi.

Seorang tamu hotel, Tri Wahyuni (27) asal Jakarta mengalami pengalaman kurang menyenangkan saat memesan hotel di Bandung lewat agen perjalanan online.

Baca juga: Hotel Kapsul di Bandung dengan Harga Backpacker

"Waktu itu ke Bandung, keretanya sampai tengah malam. Niatnya cari hotel murah lewat agen perjalanan online. Terus ketemu yang murah, foto hotelnya bagus. Eh waktu sampai sana, buset serem banget. Kirain luarnya saja yang seram," kata Tri dihubungi Kompas.com, Rabu (18/9/2019).

Ternyata bukan cuma bangunan luar hotel yang menyeramkan, Tri bercerita kamar yang dipesannya tak kalah seram. Kamarnya usang, penuh dengan debu sampai ke karpet. Di bagian seprai terdapat noda kekuningan, kamar mandinya juga berdebu.

"Kayak tidak terurus, bau juga semuanya. Pokonya ogah deh nginap di situ lagi. Tidur juga tidak nyaman, terbangun terus. Takut ada setan saking seramnya. Kasurnya juga jorok, jadi tidak berani pakai bantal, selimut juga tidak berani buka," cerita Tri.

Pengalaman hampir serupa dirasakan oleh Jey Nelson asal Jakarta saat berkunjung ke Bangkok, Thailand pada 2017. Ia memesan kamar hotel lewat situs pemesanan akomodasi terkenal.

"Foto kamarnya kelihatan luas dan oke, nilai reviewnya juga bagus. Harga semalam Rp 300.000an, lokasinya cukup strategis di Sukhumvit (pusat kota), ada rooftop bar segala," kata Jey.

Sampai di area dekat hotel, ia mulai ragu lantaran tidak ada papan nama hotel. Jey bertanya pada orang yang sedang menyapu di kawasan hotel dan dibenarkan itu hotel yang ia pesan.

"Plang (papan nama) tulisannya tour and travel. Waktu sampai ternyata ruko, sampai dalam semakin bingung. Tidak ada lobi seperti hotel," jelas Jey.

Baca juga: Jika Terjadi Kerusuhan Saat Menginap di Hotel, Lakukan Hal Ini

Justru yang ia lihat adalah kantor agen perjalanan, kafe remang-remang, dan meja resepsionis yang mirip warung rokok. Perasaanya tambah tidak nyaman ketika melihat semua pemandangan itu.

Ketika diantar ke kamar, benar saja yang ia lihat adalah hotel gelap, bau apek dan rokok, serta pintu kayu khas tahun '70an.

"Kamarnya luas sih, tapi lampunya cuma satu. Ada meja kecil, toiletnya airnya super irit. Rooftop barnya waktu dicek seperti warung kopi yang ada di atap gedung," jelas Jey.

Waktu ia keluar dari hotel, ia baru sadar hotelnya berlokasi cukup jauh dari jalan utama dan harus blusukan. Pengalaman itu membuatnya kapok dan ia mengulas hotel tersebut dengan bintang satu di situs pemesanan akomodasi.

Halaman Berikutnya
Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com