Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Manisnya Rambutan Aceh Sepanjang Musim…

Kompas.com - 30/09/2019, 14:09 WIB
Masriadi ,
Wahyu Adityo Prodjo

Tim Redaksi


PIDIE JAYA, KOMPAS.com – Pondok-pondok kecil berdiri di kiri-kanan jalan lintas nasional Medan-Banda Aceh, persisnya di Desa Paru, Kecamatan Bandar Dua, Kabupaten Pidie Jaya, Aceh, Jumat (27/9/2019) sore.

Pondok kayu beratap rumbia itu dipasang kayu untuk menyangkut rambutan. Per ikat dijual Rp 20.000-Rp 25.000. Satu atau dua mobil menepi ke biram jalan untuk melihat rambutan yang digantung warna merah menyala itu.

“Ini rambutan dari Samalanga, Kabupaten Bireuen,” kata Radiah, seorang pedagang.

Baca juga: Aceh Besar dan Kisah Penjual Rambutan Aceh

Desa Paru dikenal sepanjang musim menyediakan rambutan di pinggir jalan. Rambutan itu dibeli dari sejumlah daerah di Provinsi Aceh sehingga terkadang harganya agak mahal. Jika harga di pasar hanya Rp 15.000, di lokasi itu bisa Rp 20.000 per ikat.

“Kan ambil laba sedikit. Kita beli jauh, dikirim kemari. Kalau rambutan di daerah ini sekitar bulan depan baru panen,” katanya.

Pedagang menunggu pembeli rambutan di Desa Paru, Kecamatan Bandar Dua, Pidie Jaya, Aceh, Jumat (27/9/2019)KOMPAS.com/MASRIADI Pedagang menunggu pembeli rambutan di Desa Paru, Kecamatan Bandar Dua, Pidie Jaya, Aceh, Jumat (27/9/2019)

Kelebihan rambutan yang dijual di Paru yakni segar. Tak ada pedagang yang menjual rambutan yang kulitnya mulai layu. Agar tetap tahan lama, rambutan dijual disertai tangkai yang masih ada daun. Kondisi itu membuat rambutan tahan dari paparan matahari.

Kesegaran rambutan pun dipastikan terjaga.

Baca juga: Si Hitam Manis Jadi Primadona Pidie Jaya

“Kami tidak membuang semutnya. Kami biarkan jika rambutannya ada semut, itu bahkan menandakan memang ini rambutan yang masih segar dan disukai pembeli,” sebutnya.

Dalam sehari, mayoritas pedagang mampu menjual 100 ikat. Terkadang bahkan lebih tergantung cuaca hari itu.

“Kalau hujan itu biasanya lakunya sedikit. Rambutan kan enak dinikmati selama perjalanan jika tak hujan,” sebutnya.

Pedagang menunggu pembeli rambutan di Desa Paru, Kecamatan Bandar Dua, Pidie Jaya, Aceh, Jumat (27/9/2019)KOMPAS.com/MASRIADI Pedagang menunggu pembeli rambutan di Desa Paru, Kecamatan Bandar Dua, Pidie Jaya, Aceh, Jumat (27/9/2019)

Salah seorang pembeli, Mahmud Irsyadi, asal Kota Lhokseumawe, menyebutkan rambutan memang menjadi khas Paru.

“Ada dua khas di Paru yaitu rambutan dan coklat. Di sini juga dijual coklat segar, selain rambutan sepanjang musim,” kata Irsyadi.

Ia mengatakan setiap melintas di jalan itu selalu singgah untuk membeli rambutan.

Baca juga: 5 Oleh-oleh yang Wajib Dibawa dari Aceh

“Karena disini pasti manis, pasti enak. Nyaris tidak ada buah yang busuk. Kalua pun ada mungkin hanya satu dalam satu ikat,” katanya.

Nah, jika Anda berwisata menggunakan lajur Medan-Banda Aceh, singgahlah di Paru. Nikmati rasa buah rambutan sepanjang waktu. Cobalah.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com