Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Sejarah Gedung DPR/MPR, Tempat Pelantikan Presiden 2019

Kompas.com - 20/10/2019, 19:39 WIB
Yana Gabriella Wijaya,
Wahyu Adityo Prodjo

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Masa menjelang reformasi pada tahun 1998, Gedung DPR diduduki oleh mahasiswa yang berasa dari berbagai kampus.

Total dari 54 kampus ribuan mahasiswa turun dan menduduki gedung DPR/MPR RI untuk melengserkan Presiden Soeharto pada reformasi 18 Mei 1998 silam.

Gedung ini menjadi saksi bisu lahirnya reformasi dan tumbangnya orde baru di Indonesia. Masih berdiri kokoh di Senayan, gedung ini sudah berumur 54 tahun.

Bung Karno menjadi pencetus pembangunan gedung yang beratap hijau. Kala itu, Presiden Soekarno berencana menggelar Conference of the News Emerging Forces (CONEFO), yang merupakan wadah dari semua News Emerging Forces.

Conefo dimaksudkan sebagai saingan terhadap Perserikatan Bangsa-bangsa (PBB). Adapun beberapa anggotanya berasal dari berbagai negara, antara lain negara-negara di Asia, Afrika, Amerika Latin, negara-negara sosialis, negara-negara komunis, dan semua Progressive Forces dalam kapitalis.

Proyeknya digarap pemenang sayembara, yaitu tim dari Departemen Pekerjaan Umum dan Tenaga Listrik yang dipimpin Sujudi Wirjoatmodjo, arsitek jebolan Technische Universitat Berlin Barat.

Pemancangan tiang pertama pada 19 April 1965. Pembangunan terhenti karena meletus peristiwa Gerakan 30 September 1965.

Pada 9 November 1966, Soeharto sebagai ketua Presidium Kabinet Ampera, menginstruksikan untuk melanjutkan proyek pembangunan gedung CONEFO, tetapi peruntukkannya akan menjadi gedung parlemen.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com