Share this page

Mengenal Tenun Baduy yang Mendunia

Kompas.com - 23/Oct/2019 , 19:07 WIB

Mengenal Tenun Baduy yang Mendunia

KOMPAS.com - Menyusuri perkampungan di Baduy, Kecamatan Leuwidamar, Lebak, Banten merupakan petualangan yang menyenangkan.

Nuansanya begitu bersahaja, namun penuh warna. Hal menarik, hampir di tiap rumah dan kampung bisa kita temui kaum ibu sedang tekun menenun kain.

Menenun merupakan kegiatan rutin wanita Baduy di sela-sela aktivitas sehari-hari mereka seperti berladang. Semua proses menenun dikerjakan secara manual. Dari mulai memintal benang hingga menenun kain, mereka lakukan di teras rumahnya.

Beda moif, beda fungsi

Awalnya, tenun masyarakat Baduy hanya dipakai untuk kalangan sendiri. Kain tenun ini bukan hanya sekedar kain penutup tubuh, namun juga menunjukkan status sosial, melekat di tiap ragam motifnya.

Namun seiring banyaknya wisatawan yang berkunjung, jadilah produk tenun ini menjadi produk cinderamata. Saat ini, pewarna alami sudah tidak banyak dipergunakan lagi, utamanya bagi masyarakat Baduy Luar. Meski begitu alat tenun yang digunakan masih tradisional.

Keahlian tenun merupakan tradisi turun menurun wanita Baduy. Tenun Baduy, dinamai berbeda-beda, sesuai fungsinya. Ada kain tenun caor, hapit, barera, jinjingan, limbuhan dan lain-lain.

Pun begitu dengan motif yang dihasilkan, seperti motif adu mancung, suat songket, suat balingbing dan lainnya.

Untuk motif-motif tertentu, disesuaikan dengan fungsinya. Sarung motif kotak-kotak besar, poleng hideung digunakan oleh kaum lelaki. Kain poleng pepetikan digunakan kaum wanita saat ritual menumbuk padi.

Ada pula kain yg khusus dipakai untuk menutupi orang meninggal yaitu poleng magrib. Dan masih banyak lagi fungsi motif dan peruntukannya.

Bagi masyarakat Baduy ada hari dimana kegiatan menenun dilarang. Ini saat bulan purnama atau tanggal 16 setiap bulannya pada saat ritual 3 bulan kawaluh. Masa ini dianggap sebagai bulan suci bagi masyarakat Baduy.

Mereka meyakini pada tanggal tersebut para dewa-dewi sedang menenun sehingga manusia dilarang untuk melakukan kegiatan yang sama. Ini dikenal dengan Pantang Geneup Belas.

Kini keberadaan kain tenun Baduy sudah merambah dunia luar. Tak hanya di sekitar Banten, permintaan dari beberapa negara seperti Jepang, Vietnam dan Korea Selatan semakin meningkat.

Belum lagi dari beberapa negara di Eropa. Bahkan. tenun Baduy pernah loh melenggang di catwalk Paris Fashion Week.

Baca artikel lainnya:

Hal-Hal yang Boleh dan Pantang Dilakukan di Kampung Baduy

Gunung Kendeng Banten, Mengajarkan Harmoni dengan Alam

Jangan Salah! Ini Perbedaan Pakaian Hitam dan Putih Suku Baduy

Susuri kebudayaan Indonesia dari perjalanan destinasi wisata lainnya. Kisah lengkapnya terangkum dalam Pesona Indonesia.

 

KOMENTAR

Lihat Keajaiban Lainnya