Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Berkunjung ke Kos-kosan Pelajar yang Kini Museum Sumpah Pemuda

Kompas.com - Diperbarui 28/10/2021, 18:18 WIB
Nicholas Ryan Aditya,
Ni Luh Made Pertiwi F.

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Museum Sumpah Pemuda terletak di Jalan Kramat Raya No 06, Jakarta Pusat.

Pada Hari Sumpah Pemuda yang jatuh pada 28 Oktober biasanya diselenggarakan upacara bendera di area museum ini.

Museum ini menyimpan benda-benda koleksi yang berhubungan dengan sejarah panjang kemerdekaan Indonesia, salah satunya adalah momen Hari Sumpah Pemuda.

Baca juga: Sisi Lain Gedung Kramat 106 yang Kini Jadi Museum Sumpah Pemuda

Saat berkunjung ke museum ini, kamu bisa melihat foto-foto kegiatan berbagai organisasi pemuda dan piringan hitam Indonesia Raya. Salah satu ikon koleksi museum ini adalah biola WR Supratman

Museum ini mengalami sejarah panjang perjalanannya hingga dinamai Museum Sumpah Pemuda. Sempat disewakan untuk rumah tinggal pelajar, tempat berkumpul, hingga menjadi toko bunga.

Menurut catatan, dahulu museum ini ditinggali pemiliknya, yaitu Sie Kong Tiang, sejak permulaan abad ke-20.

Baca juga: Menelusuri Tempat-tempat Bersejarah Lahirnya Sumpah Pemuda

Lalu, pada 1908 gedung yang dikenal dengan nama Gedung Kramat ini disewa para pelajar School tot Opleiding van Inlandsche Artsen (Stovia) dan Rechtsschool (RS) sebagai tempat tinggal dan belajar.

Bangunan ini pun berfungsi semacam kos-kosan untuk para pelajar. Kala itu, Gedung Kramat diberi nama Commensalen Huis. Ada beberapa tokoh sejarah Indonesia yang pernah menetap di tempat ini.

Diorama Kongres Pemuda II di Museum Sumpah Pemuda, Jakarta Pusat, DKI Jakarta DOK. Shutterstock Diorama Kongres Pemuda II di Museum Sumpah Pemuda, Jakarta Pusat, DKI Jakarta DOK. Shutterstock

Saat itu, mereka masih berstatus pelajar. Mereka antara lain Muhammad Yamin, Amir Sjarifoedin, Soerjadi (Surabaya), Soerjadi (Jakarta), Assaat, dan Abu Hanifah.

Seiring waktu berjalan, pada 1927 gedung ini semakin ramai dengan berbagai kegiatan pergerakan yang digunakan organisasi pemuda.

Salah satu tokoh yang sering hadir di gedung ini adalah Bung Karno. Ia bersama tokoh-tokoh Algemeene Studie Club Bandung sering membicarakan format perjuangan dengan para mahasiswa di sana.

Selain itu, Perhimpuan Pelajar-pelajar Indonesia (PPPI) juga sempat menjadikan gedung ini sebagai sekretariat, sekaligus kantor penerbitan majalah Indonesia Raja yang dikeluarkan PPPI.

Karena menjadi ‘basecamp’ berbagai pertemuan organisasi, sejak saat itu diganti nama yang semula bernama Langen Siswo menjadi Indonesische Clubhuis atau Clubgebouw atau gedung pertemuan.

Halaman:
Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com