Share this page

Menelusuri Jejak Perang Dunia di Tarakan

Kompas.com - 29/Oct/2019 , 20:00 WIB

Menelusuri Jejak Perang Dunia di Tarakan

KOMPAS.com - Tarakan saat ini merupakan salah satu daerah penghasil minyak bumi di Indonesia. Pengeboran minyak di sana sudah dimulai sejak penjajahan Belanda di awal 1.900-an.

Tidak hanya dikenal sebagai penghasil minyak bumi saja. Tarakan juga pernah menjadi rebutan negara-negara yang bertempur pada Perang Pasifik.

Perebutan itu karena minyak bumi yang dihasilkan di Tarakan ternyata memiliki kualitas baik.
Jejak Perang Dunia itu masih bisa ditemukan hingga sekarang. Salah satu tempat menemukan sejarah itu adalah Museum Sejarah Perang Dunia.

Museum tersebut berada di Kompleks Tarakan Islamic Center, Kampung Empat. Jaraknya adalah sekitar 9 kilometer dari Bandara Internasional Juwata, Tarakan.

Museum kembar

Kompleks museum yang berwarna putih ini terbagi menjadi dua bagian. Keduanya tampak persis sehingga kerap disebut sebagai Museum Kembar.

Bangunan pertama adalah Museum Sejarah Perang Dunia. Sementara bangunan kedua adalah Museum Sejarah Perminyakan.

Museum ini merupakan satu obyek wisata yang harus dikunjungi saat berkunjung ke Tarakan karena harga tiket masuknya yang hanya Rp 5.000 saja.

Koleksi mobil kuno di Museum Sejarah Perang Dunia, Tarakan, Kalimantan Utara- Koleksi mobil kuno di Museum Sejarah Perang Dunia, Tarakan, Kalimantan Utara

Begitu masuk kawasan museum, tiga mobil kuno yang terparkir rapi dan dipagari akan langsung menyambut pengunjung.

Pengunjung biasa berswafoto dengan mobil itu. Dulunya, mobil kuno itu merupakan angkutan umum di Tarakan.

Dokumentasi dahsyatnya perang dunia

Isi Museum Sejarah Perang Dunia adalah peninggalan Perang Dunia II yang terjadi di kawasan Tarakan. Pada tahun 1942, Jepang berhasil merebut Kota Minyak ini dari tangan Belanda.

Benda-benda sejarah perang dipamerkan di sudut museum. Beberapa di antaranya adalah senjata, katana, hingga baju perang. Ada pula potongan baling-baling pesawat tempur yang turut dipamerkan di sana.

Tidak hanya benda sejarah perang dunia saja. Dipamerkan pula barang lain seperti sepeda tua, keramik lantai, piring, prasasti, dan uang zaman dulu.

 

Selain pameran benda, ada pula maket situs pertahanan Belanda dan Jepang di kawasan Tarakan. Foto-foto zaman dulu saat pendudukan Belanda dan Jepang juga menghiasi dinding museum.

Sebenarnya, masih banyak jejak perang lain yang masih bisa ditemukan di Tarakan. Berbagai situs perang seperti bunker dan meriam di Bukit Peningki Lama serta Juata Laut masih ada sampai sekarang.

Ada pula Tugu Australia. Negeri Kanguru itu juga ikut berperang di Tarakan karena bersekutu dengan Belanda. Peninggalan lain contohnya adalah Tugu Jepang dan terowongan.

Sejarah perminyakan Tarakan

Selain peninggalan perang, pengunjung bisa belajar sejarah perminyakan di Tarakan dengan menyambangi bangunan di samping Museum Sejarah Perang Dunia.

Di Museum Sejarah Perminyakan ini, dipamerkan berbagai barang yang digunakan untuk mengebor minyak di Tarakan. Ada pula detektor gas, alat laboratorium, dan mata bor.

Koleksi lainnya adalah alat penampung minyak, pakaian pekerja, alat kantor, sampai pemadam api.

Foto-foto lawas tentang awal dimulainya industri minyak di Tarakan juga terpampang di dinding museum ini.

Pengunjung juga bisa melihat miniatur pompa minyak dan maket gambaran industri minyak dari hulu sampai hilir di museum ini.

Semua barang di museum ini adalah hibah perusahaan minyak yang beroperasi di Tarakan, yakni Pertamina dan Medco. Keduanya bekerja sama dengan Pemerintah Kota Tarakan.

Baca Juga:

Bekas Pelabuhan Kapal Ini Berhasil Disulap Jadi Taman Cantik di Tarakan

Melihat Sejarah Kesultanan Bulungan di Tanjung Palas

Pantai Amal, Pesona Pasir Cokelat di Kalimantan Utara

Nusantara memang kaya akan berbagai kisah sejarah. Temukan kisah sejarah Tanah Air lainnya melalui laman Pesona Indonesia.

KOMENTAR

Lihat Keajaiban Lainnya