Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Menelusuri Kampung Tugu, Jejak Portugis di Utara Jakarta

Kompas.com - 03/11/2019, 21:00 WIB
Nicholas Ryan Aditya,
Silvita Agmasari

Tim Redaksi


JAKARTA, KOMPAS.com – Cuaca panas terik begitu terasa di utara Jakarta, Minggu (3/11/2019). Namun hal itu tidak terasa bagi satu komunitas masyarakat di area gereja tua bernama Gereja Tugu (sekarang bernama Gereja Protestan Indonesia Barat (GPIB) Tugu).

Komunitas masyarakat ini adalah orang Tugu atau lebih dikenal sebagai orang Betawi Portugis.

Salah satu budayawan yang juga pemimpin kelompok musik Orkes Keroncong Cafrinho Tugu, Guido Quiko menuturkan, keberadaan komunitas masyarakat Kampung Tugu tak lepas dari sejarah kota perdagangan di Malaka, Malaysia.

Sekitar periode tahun 1511-1641, Malaka berada di bawah kendali pasukan Portugis.

Lanjut Guido, tahun 1648, Belanda menguasai Malaka. Tentara Portugis yang berasal dari Goa, Bengal, Malabar, dan daerah-daerah jajahan lainnya dijadikan tawanan perang.

Baca juga: Rabo-rabo, Tradisi Tahun Baru Kampung Tugu Jakarta

Mereka lalu dibawa ke Batavia untuk dijadikan pekerja atau serdadu VOC.

“Sekitar 800 orang itu dibawa oleh Belanda ke Batavia ini sebagai tawanan, masuk tahun 1661 itu orang-orang Portugis yang ada di Batavia diminta untuk masuk Kristen Protestan kemudian mereka dibebaskan dari segala pajak dan dibuanglah ke Kampung Tugu ini. Dulu namanya Batavia Tenggara,” kata Guido kepada Kompas.com, di sela-sela istirahat acara Perayaan Ulang Tahun Gereja Tugu yang ke-271, Minggu (3/11/2019).

Guido menuturkan bahwa orang Betawi dulu kesulitan menyebut nama Portugis. Oleh karena itu, kemudian disebut dengan Tugu.

"Sejak saat itu di sini kami mengembangkan kebudayaan. Sejak awal hingga kini sudah berusia kurang lebih 350 tahun, kami beranak cucu di sini, untuk menjaga tradisi,” jelasnya.

Terlihat dari pantauan Kompas.com, ketika menuju ke area Kampung Tugu, banyak truk tronton yang melintas dari dan menuju Pelabuhan Tanjung Priok.

Bahasa khas di Kampung Tugu...

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com