Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Sarapan dengan Roti Prata Legendaris di Kedai Kopi Pagi Sore

Kompas.com - 01/12/2019, 08:09 WIB
Syifa Nuri Khairunnisa,
Ni Luh Made Pertiwi F.

Tim Redaksi

TANJUNG PINANG, KOMPAS.COM - Kota Tanjung Pinang dikenal sebagai kota tua. Banyak budaya yang bercampur di sana. Salah satu kawasan yang dikenal sebagai pusat perpaduan berbagai budaya adalah kawasan kota lama.

Tepatnya di sekitar Jalan Merdeka, banyak sekali toko berarsitektur lama masih kokoh berjejer. Memberikan kesan kuno bagi pasar Tanjung Pinang yang di dalamnya bisa ditemukan berbagai macam barang komoditas.

Baca juga: Melihat Pembuatan Kecap Nomor 1 di Tanjung Pinang

Jika berkunjung ke kawasan tersebut, satu tempat yang tidak boleh dilewatkan adalah sebuah kedai kopi legendaris bernama Kedai Kopi Pagi Sore. Kedai ini jadi salah satu yang tertua di Tanjung Pinang yang menjual berbagai macam penganan India.

Adalah Mohammad Yasin, sang pemilik kedai yang merupakan generasi ketiga yang mengelola kedai ini. Kedai ini sendiri telah berdiri sejak tahun 1951 lalu.

“Pertama ayah saya, dia memang orang India. Lalu dia meninggal, dijalankan sama ayah tiri saya dan akhirnya saya yang pegang sampai sekarang,” jelas Mohammad Yasin ketika ditemui Kompas.com di kedainya Kamis (28/11/2019).

Mohammad Yasin sang pemilik masih terjun langsung menangani adonan roti prata untuk dipanggang Mohammad Yasin sang pemilik masih terjun langsung menangani adonan roti prata untuk dipanggang
Kedai Pagi Sore tak hanya menjual penganan India, ada juga berbagai pilihan minuman mulai dari kopi, teh o, hingga teh tarik.

Namun yang jadi favorit tentu saja kuliner khas India yang rasanya sudah dimodifikasi hingga bisa diterima lidah orang Indonesia.

“Awal jual rasanya sama seperti di India, tapi orang enggak pada suka. Makanya diubah dan modifikasi biar sesuai lidahnya. Akhirnya ketemu formulanya, pada mengaku ini mirip dengan yang di Singapura dan Malaysia,” tuturnya.

Kedai Pagi Sore menjual berbagai macam penganan. Namun yang paling favorit adalah roti prata kosong, roti prata isi daging, dan asma rujak.

Roti prata kosong adalah roti prata biasa yang telah dipanggang. Cara makannya dengan dicocol ke dalam kuah kari.

Rasa roti prata kosong layaknya roti canai yang mungkin lebih familiar terdengar. Namun adonan roti prata khas Kedai Pagi Sore ini jauh lebih empuk dan lentur.

Hal ini karena proses memasak yang Yasin lakukan, menarik-narik adonan hingga tipis sebelum dipanggang. Dan setelah matang, roti prata ditepuk-tepuk hingga agak hancur.

Asma Rujak, rujak dengan resep khas India menggunakan bakwan berisikan daging kepiting dan potongan bengkuang yang unik Asma Rujak, rujak dengan resep khas India menggunakan bakwan berisikan daging kepiting dan potongan bengkuang yang unik

Lalu ada roti prata isi daging. Roti ini secara umum sama saja dengan roti prata kosong, hanya disikan daging cincang membuatnya lebih mirip seperti martabak.

Cara makannya juga dicocol pada kuah kari dan satu cocolan lain yang berisikan campuran kecap asin, cuka, potongan timun, dan bawang bombay.

Baca juga: Cobain Mie Tarempa, Kuliner yang Beda dari Tanjung Pinang

Lalu terakhir dan yang paling unik adalah asma rujak. Asma rujak ini adalah rujak khas India. Isinya potongan bakwan goreng berisi daging kepiting, tahu, bengkuang, dan timun yang disiram dengan saus kacang yang asam.

Asma rujak memiliki rasa asam dengan sensasi yang menyegarkan.

Untuk bisa mencoba kuliner ini, kamu harus merogoh kocek sekitar Rp20.000 - Rp40.000 saja. Bagi kamu yang tertarik untuk mencobanya, bisa berkunjung langsung ke Kedai Kopi Pagi Sore yang buka mulai pukul 06.00 - 17.00 WIB.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com