JAKARTA, KOMPAS.com - Memperingati hari Disabilitas Internasional, 20 penyandang disabilitas Jabodetabek merayakannya menjajal fasilitas transportasi umum di Jakarta, Selasa (3/12/2019). Dalam kesempatan itu, mereka berbicara banyak soal fasilitas bagi disabilitas.
Kompas.com berkesempatan mengikuti kegiatan yang digagas Komunitas Wisata Kreatif Jakarta, sejak pagi pukul 09.00 WIB.
Dengan titik kumpul yang diawali dari Museum Bank Indonesia, Kota Tua, Jakarta, para penyandang disabilitas mulai dari anak-anak hingga dewasa diajak naik bus TransJakarta.
Agenda pertama adalah naik TransJakarta dari halte Kota menuju halte Bundaran HI. Tampak menurut pantauan Kompas.com, fasilitas untuk naik dan turun bagi penyandang disabilitas belum memadai.
Lift tidak bisa digunakan. Alhasil, penyandang disabilitas harus digotong atau diangkat baik naik maupun turun.
"Itu ada kalanya, halte dengan bus, itu ada yang gak datar pas mau ke bus. Jadi harus turun satu anak tangga, ada kalanya gitu. Terus kita tahunya, ujungnya itu sudah langsung lompat ke bus TransJakarta, ternyata masih ada bolongan, untung kita gak jatuh, karena lompatnya agak jauh," kata Aris kepada Kompas.com, Selasa (3/12/2019).
Selama menaiki transportasi umum, Aris juga pernah mendapat pengalaman tidak menyenangkan ketika naik TransJakarta di bilangan Bendungan Hilir, Jakarta Pusat.
"Saya waktu itu sempat kesenggol pinggiran dinding halte," kenangnya.
Ia juga mengusulkan kartu layanan disabilitas agar dibuat satu untuk semua perjalanan transportasi.
"Karena ini kan ada kartu JakLingko, kartu TransJakarta, dan kartu yang lain. Supaya lebih praktis karena kita ngantongin itu bisa tiga kartu lah minimal. Lebih baik satu kartu bisa dipakai semua. Ya, itu hanya harapan lah saya selaku disabilitas," harapnya.
Menanggapi hal tersebut, Kepala Satuan Pelayanan Terowongan Penyeberangan Orang Dinas Perhubungan Provinsi DKI Jakarta, Mardi Wiyanto, mengatakan saat ini di terowongan penyeberangan orang halte TransJakarta Kota sudah memiliki 4 kursi roda, 2 toilet difabel pria dan wanita.
"Kami fasilitas ada 4 kursi roda, tapi yang dioperasikan baru 2, karena ngelihat kondisinya kalau ada difabel baru kita tambah, terus ada toilet difabel ada 2 untuk pria dan wanita, tidak boleh digunakan oleh siapapun kecuali difabel, dan untuk lift mudah-mudahan kita usahakan minggu ini, karena kita bongkar total. Semua diubah, diganti mesinnya," kata Mardi kepada Kompas.com, Selasa (3/12/2019).
Selain itu, kata Mardi, pengamanan dan pelayanan juga dilakukan oleh petugas Dishub dan petugas security yang selalu siap sedia untuk disabilitas.