JAKARTA, KOMPAS.com — Menteri Kelautan dan Perikanan Edhy Prabowo mengatakan, laut yang menjadi bagian dari kawasan Indonesia masih memiliki banyak potensi yang bisa dimaksimalkan.
“Kita belum mengetahui semua ceruk yang bisa dioptimalkan. Ini jadi prioritas Kementerian Kelautan dan Perikanan. Sayangnya, yang dikelola langsung oleh kita baru 10 kawasan saja, jadi belum terintegrasi,” ujar Edhy kala menjadi pembicara dalam acara Gelar Wisata Bahari 2019, di Gedung KKP Mina Bahari 3, Kamis (12/12/2019).
Untuk memaksimalkan potensi laut Indonesia, Edhy menargetkan 33 juta hektar kawasan konservasi laut pada 2024 dari 22 juta hektar saat ini.
Hal ini disebutkan Edhy juga bertujuan menjadikan Indonesia sebagai salah satu negara terbesar penyuplai oksigen di dunia.
Walau begitu, kondisi kawasan terumbu karang di perairan Indonesia banyak yang terdampak perubahan iklim. Banyak terumbu karang yang berubah warna memutih karena perubahan suhu laut.
Baca juga: Menjelajahi Indahnya Kehidupan Bawah Laut di Pulau Bintan
“Setidaknya ada 24 jenis terumbu karang yang tahan terhadap perubahan suhu laut. Ada di Wakatobi, Raja Ampat. Semoga saja bisa dikembangbiakkan dan ditransplantasi ke daerah lain,” pungkas Edhy.
Hal serupa diungkapkan oleh Executive Director Biorock Indonesia P Tasya Karissa. Menurut dia, masalah yang saat ini mengancam adalah tidak adanya restorasi kawasan perairan yang berkelanjutan.
“Tidak ada sustainable marine restoration. Makanya, kami dari Biorock juga sudah berusaha dengan merawat dan membudidayakan terumbu karang. Berkolaborasi dengan banyak pihak, pemerintah, komunitas lokal, perusahaan. Di Pejarakan (Bali) contohnya, dalam tiga tahun budidaya terumbu karang kita sudah berhasil,” ujar Tasya.
Baca juga: Program Pelestarian Lingkungan Jadi Daya Pikat Festival Bunaken 2019
Berkaitan dengan hal ini, Gubernur Bank Indonesia Perry Warjiyo juga mengungkapkan hal yang sama. Menurut dia, salah satu cara untuk menjaga laut Indonesia dari sektor pariwisata adalah dengan tidak menjadikannya destinasi wisata massal.
Menurut Perry, wisata massal akan menjadikan destinasi wisata tersebut cepat rusak. Ia pun mengaitkannya pada kerusakan terumbu karang di Bunaken, Sulawesi Utara, karena maraknya kunjungan wisatawan ke lokasi tersebut beberapa tahun belakangan.
“Tolong wisata baharinya jangan wisata bahari massal. Dengan begitu, risiko kerusakan akan lebih kecil,” tutup Perry.
Kawasan konservasi laut di Indonesia saat ini memiliki luas sekitar 22 juta hektar. Di dalamnya, terdapat sekitar 195 kawasan budi daya yang jadi perhatian pemerintah.
Baca juga: Unik, Terumbu Karang Bentuk Lotus Sampai Sepeda Ada di Buleleng
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.