Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Jelang Imlek Orang Tionghoa Melaksanakan Dua Sembahyang, Apa Saja?

Kompas.com - 22/01/2020, 18:11 WIB
Nabilla Ramadhian,
Silvita Agmasari

Tim Redaksi

DEPOK, KOMPAS.com - Jelang Imlek, orang Tionghoa dengan kepercayaan Konghucu dan Buddha biasanya akan melaksanakan sembahyang pergantian tahun.

“Sembahyang adalah bentuk dari terima kasih mereka kepada Thien (Tuhan). Ucapan tersebut juga harus dilambangkan dengan makanan,” kata Guru Besar Program Studi China Universitas Indonesia Hermina Sutami saat ditemui Kompas.com di Gedung III Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, Depok, Selasa (21/1/2020).

Hermina mengatakan bahwa makanan yang dihidangkan sebagai persembahan terdiri dari tiga jenis yaitu lauk, kue manis, dan buah-buahan.

Akan tetapi, penyajian persembahan dilakukan tergantung dengan kondisi ekonomi keluarga yang merayakan.

Apabila orang dengan ekonomi berkecukupan, Hermina mengatakan biasanya lauk yang dihidangkan akan mencapai 12 macam. Sementara jumlah kue dan buah-buahan tentu akan lebih banyak dari yang biasanya.

Baca juga: Menengok Prosesi Sembahyang Leluhur Tionghoa Jelang Imlek

Akan tetapi untuk yang tidak berkecukupan, menurut Hermina penyajian hidangan hingga sebegitu banyaknya tidak perlu dilakukan. Bahkan, persembahan seperti nasi dan sayur yang berkuah dirasa sudah cukup dan tidak masalah.

“Karena sembahyang merupakan tanda terima kasih (manusia kepada Tuhan), maka hal terpenting dari sembahyang adalah rasa terima kasih mereka. Itu yang utama,” kata Hermina.

Selain berterima kasih kepada Tuhan, mereka juga turut berterima kasih kepada leluhur. Biasanya, di rumah orang Tionghoa beragama Konghucu akan ada sebuah altar sembahyang yang dinamakan meja abu.

Prosesi sembahyang leluhur dalam kepercayaan orang Tionghoa. Dok. Shutterstock Prosesi sembahyang leluhur dalam kepercayaan orang Tionghoa.

Selain itu, terdapat juga altar yang digunakan untuk sembahyang kepada Tuhan. Letak dari kedua meja tersebut biasanya berdampingan. Hanya saja, letak meja sembahyang untuk Tuhan akan lebih tinggi dibandingkan letak meja abu.

Di atas meja abu, biasanya kamu akan melihat beberapa papan kayu bertuliskan nama para leluhur yang telah tiada dalam karakter China (aksara Han). Terkadang, di depan papan kayu terdapat foto dari leluhur mereka.

“Itu untuk membantu mereka yang tidak bisa membaca karakter China. Namun seharusnya sebagai seseorang keturunan Tionghoa mereka dapat membaca karakter tersebut,” kata Hermina.

Baca juga: 5 Fakta Seputar Barongsai yang Keluar Setiap Imlek

Terkait hidangan yang dipersembahkan saat sembahyang, Hermina mengatakan bahwa kini hidangan telah mengalami akulturasi budaya China dengan budaya Indonesia. Meski begitu, menu utama harus tetap menggunakan daging babi, ayam, dan ikan.

Sementara hidangan lainnya untuk persembahan kepada leluhur, menurut Hermina semuanya berdasarkan apa yang disukai oleh leluhur mereka. Apa yang disukai leluhur maka makanan tersebut harus dihidangkan.

“Kalau leluhurnya suka memakan mi pakai pete, ya keluarganya harus memasak itu untuk ditaruh sebagai persembahan,” ujar Hermina.

Baca juga: Proses Panjang Kue Keranjang yang Hadir Saat Imlek

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

5 Tempat Wisata di Tangerang yang Bersejarah, Ada Pintu Air dan Makam

5 Tempat Wisata di Tangerang yang Bersejarah, Ada Pintu Air dan Makam

Jalan Jalan
Dampak Rupiah Melemah pada Pariwisata Indonesia, Tiket Pesawat Mahal

Dampak Rupiah Melemah pada Pariwisata Indonesia, Tiket Pesawat Mahal

Travel Update
4 Tempat Wisata di Rumpin Bogor Jawa Barat, Ada Curug dan Taman

4 Tempat Wisata di Rumpin Bogor Jawa Barat, Ada Curug dan Taman

Jalan Jalan
Rusa Jadi Ancaman di Beberapa Negara Bagian AS, Tewaskan Ratusan Orang

Rusa Jadi Ancaman di Beberapa Negara Bagian AS, Tewaskan Ratusan Orang

Travel Update
5 Rekomendasi Playground Indoor di Surabaya untuk Isi Liburan Anak

5 Rekomendasi Playground Indoor di Surabaya untuk Isi Liburan Anak

Jalan Jalan
Pilot dan Pramugari Ternyata Tidur pada Penerbangan Jarak Jauh

Pilot dan Pramugari Ternyata Tidur pada Penerbangan Jarak Jauh

Travel Update
Desa Wisata Tabek Patah: Sejarah dan Daya Tarik

Desa Wisata Tabek Patah: Sejarah dan Daya Tarik

Jalan Jalan
Komodo Travel Mart Digelar Juni 2024, Ajang Promosi NTT ke Kancah Dunia

Komodo Travel Mart Digelar Juni 2024, Ajang Promosi NTT ke Kancah Dunia

Travel Update
Tips Pilih Makanan yang Cocok untuk Penerbangan Panjang

Tips Pilih Makanan yang Cocok untuk Penerbangan Panjang

Travel Tips
Harapan Pariwisata Hijau Indonesia pada Hari Bumi 2024 dan Realisasinya

Harapan Pariwisata Hijau Indonesia pada Hari Bumi 2024 dan Realisasinya

Travel Update
5 Tips Menulis Tanda Pengenal Koper yang Aman dan Tepat

5 Tips Menulis Tanda Pengenal Koper yang Aman dan Tepat

Travel Tips
Turis China Jatuh ke Jurang Kawah Ijen, Sandiaga: Wisatawan agar Dipandu dan Mengikuti Peraturan

Turis China Jatuh ke Jurang Kawah Ijen, Sandiaga: Wisatawan agar Dipandu dan Mengikuti Peraturan

Travel Update
8 Kesalahan Saat Liburan Berkelompok, Awas Bisa Cekcok

8 Kesalahan Saat Liburan Berkelompok, Awas Bisa Cekcok

Travel Tips
Sandiaga Bantah Iuran Pariwisata Akan Dibebankan ke Tiket Pesawat

Sandiaga Bantah Iuran Pariwisata Akan Dibebankan ke Tiket Pesawat

Travel Update
Hari Kartini, 100 Perempuan Pakai Kebaya di Puncak Gunung Kembang Wonosobo

Hari Kartini, 100 Perempuan Pakai Kebaya di Puncak Gunung Kembang Wonosobo

Travel Update
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com