JAKARTA, KOMPAS.com - Gelaran Festival Kampung Nelayan Tomalau (FKNT) 2020 turut serta mendukung konsep ramah lingkungan. Festival digelar pada 15-23 Februari 2020.
Salah satu langkah rencananya adalah penggunaan bahan ramah lingkungan untuk peralatan makanan dan festival.
"Kami telah mempersiapkan sejumlah perangkat makan dan minum dari bahan ramah lingkungan, semisal sepe (sejenis piring dari tanah liat), sedotan bambu, piring icip-icip dari daun lontar," ujar Abdullah Dahlan, pengarah FKNT 2020 saat dihubungi Kompas.com, Kamis (23/1/2020).
Baca juga: Mengenang Jejak Penjajahan Maluku Lewat Benteng Amsterdam
Selain itu, ada juga gelas bambu, gelas batok kelapa, gelas daun pisang, gelas kertas, piring kertas, sendok dan garpu berbahan kayu, dan sejumlah material bambu dan kayu untuk dekorasi.
Festival yang digagas anak-anak nelayan di Tomalou, Tidore, berkomitmen tidak ada penggunaan gelas dan botol plastik sekali pakai, serta meminimalisir penggunaan kemasan plastik selama festival berlangsung.
"Jadi kami memastikan agar pengunjung yang hadir di acara ini untuk membawa botol air (tumbler). Panitia menyediakan galon berisi air mineral isi ulang di sejumlah titik lokasi acara," paparnya.
Baca juga: Mengenal Tahuri, Alat Musik Endemik Maluku
Tomalou juga berkomitmen menyelamatkan kawasan pesisir perairan maupun laut dari pencemaran dan pengrusakan, terlebih sampah plastik.
Aksi bersih pantai dan lingkungan juga akan dilakukan sebelum festival berlangsung. Aksi ini menjadi kegiatan rutin menuju acara puncak 15 Februari 2020, lalu dilanjut setelahnya.
Selain itu, festival ini juga akan meningkatkan kesadaran masyarakat, terutama nelayan tentang pentingnya menjaga kelestarian laut bersama ekosistemnya dalam konsep atraksi jaga laut.
Baca juga: Jalan-jalan ke Maluku, Memberi Makan Belut Raksasa di Kolam Waiselaka
Lalu, secara simbolis melepaskan tukik atau anak penyu ke laut. Dalam konteks lebih luas, nelayan di Tidore, khususnya Tomalou, berharap adanya pencegahan illegal fishing.
Cerita masyarkat Tomalou
Festival ini memiliki acara utama, Ritual Foladomo. Foladomo adalah ritual para nelayan di Tomalou meluncurkan perahu yang baru dibuat dari galangan ke laut yang memiliki makna mereka tangguh di laut.
Baca juga: 5 Tips Liburan ke Kepulauan Sula, Maluku Utara
Atraksi ritual Foladomo juga akan diikuti dengan pentas kolosal 290 anak nelayan Tomalou yang akan beratraksi di atas sampan dan menari di pesisir pantai Tomalou yang indah, dengan menggunakan atribut-atribut nelayan seperti dayung dan jala ikan.
Atraksi kolosal ini mengangkat tema “Menjaring Kekuatan Di Atas Sampan”.
Tomalou adalah sebuah kelurahan di Maluku Utara yang terkenal dengan budaya mangael atau menangkap ikan.
Baca juga: Ini Tempat-tempat Menyantap Papeda Kuah Kuning Khas Maluku
Orang-orang Tomalou sangat mahir dalam menangkap ikan cakalang, dan hal tersebut sudah diakui oleh pemerintah Kolonial Belanda sejak dulu.
FKNT 2020 akan dihadiri oleh Menteri Kelautan dan Perikanan RI, Gubernur Maluku Utara, Sultan Tidore, Utusan Kedutaan Kerajaan Spanyol di Indonesia, Utusan Kedubes Portugal di Indonesia, Unsur Pimpinan Daerah di Maluku Utara, serta tamu kehormatan lainnya.
Event ini menargetkan kunjungan 5.000 wisatawan Nusantara dan mancanegara.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.