Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kenapa Cokelat Identik dengan Valentine dan Kasih Sayang?

Kompas.com - 14/02/2020, 19:22 WIB
Syifa Nuri Khairunnisa,
Silvita Agmasari

Tim Redaksi


JAKARTA, KOMPAS.com - Cokelat telah lama jadi simbol perayaan cinta. Mulai dari pernyataan cinta, perayaan ulang tahun perkawinan, hingga yang paling populer adalah hari Valentine.

Ternyata, kaitan antara cokelat dengan perayaan cinta bisa ditelusuri jauh. Cokelat yang identik dengan perayaan cinta berkaitan erat dengan perjalanan cokelat sebagai konsumsi masyarakat dunia.

“Asal usul cokelat dari biji-bijian kakao diperkirakan berasal dari lembah Sungai Orinoko Amazon 4000 tahun lalu. Suku Maya dan Suku Aztek membudidayakan kakao untuk jadi minuman,” jelas sejarawan kuliner sekaligus dosen Departemen Sejarah Universitas Padjadjaran, Fadly Rahman, di acara Diskusi Media “Serba Serbi Cokelat” dari Mondelez International di Jakarta, Kamis (02/08/2018).

Dahulu, kakao dianggap sebagai benda berharga khususnya hanya bisa didapatkan oleh masyarakat kelas atas Suku Maya dan Aztek.

Baca juga: Promo Makan Malam Valentine di 5 Restoran Fine Dining Hits Jakarta

Dilansir dari Smithsonianmag.com, mereka menganggap biji kakao sama berharganya dengan emas. Pada masa itu cokelat juga bisa digunakan untuk membayar pajak Suku Aztek.

Pada awal 1600an, cokelat mulai menyebar di Eropa lewat Hernan Cortes yang membawanya dari Benua Amerika ke Spanyol. Di London beberapa rumah cokelat mulai muncul sebagai tempat bersosialisi kaum kelas atas.

Di sana, cokelat disebutkan sebagai minuman yang bisa menyembuhkan dan mencegah berbagai penyakit.

Menurut Fadly, cokelat bahkan sampai disebut sebagai makanan para dewa atau “theoborma” oleh suku Aztek.

Cokelat dan Cinta

Menurut Fadly, salah satu hal yang mendasari kaitan kuat antara cokelat dan cinta adalah berdasarkan pernikahan antara Maria Theresa dari Spanyol dengan Raja Louis XIV pada 1660.

“Saat itu Putri Maria Theresa memberi hantaran, salah satunya cokelat yang dikemas dengan sangat eksklusif,” kata Fadly.

Sejak saat itu, cokelat identik dengan perayaan cinta. Sejak pernikahan antara Maria Theresa dan Louis XIV inilah cokelat juga mulai menyebar di Perancis, seluruh Eropa, dan akhirnya dunia.

Baca juga: Cokelat Bisa Diolah Jadi Hidangan Gurih, Ini Tipsnya

Biji kakao, bubuk kakao, dan cokelat batangShutterstock Biji kakao, bubuk kakao, dan cokelat batang

Sementara itu, cokelat yang dikaitkan erat dengan Valentine juga bisa ditelusuri cukup jauh. Pasalnya, munculnya Valentine sebagai sebuah perayaan dan munculnya cokelat sebagai makanan populer adalah dua hal yang berbeda.

Dilansir dari situs Smithsonianmag.com, hari Valentine dikaitkan dengan seorang martir bernama Valentine. Namun unsur romantis dalam hari Valentine baru muncul dalam puisi karya Chaucer berjudul “Parlement of Foules”.

Baca juga: Perjalanan Panjang Cokelat di Dunia, dari Minuman Suku Aztek sampai Jadi Camilan

Di puisi tersebut, Chaucer mendeskripsikan cinta seperti layaknya setiap burung yang menemukan pasangannya pada Hari Voantynes atau Valentine.

Selama berabad-abad selanjutnya, Valentine kemudian semakin populer sebagai hari perayaan cinta. Walaupun begitu, cokelat dan permen belum jadi bagian dari budaya Valentine karena gula masih jadi komoditas yang mahal di Eropa.

Ilustrasi cokelat valentine. Dok. Shutterstock Ilustrasi cokelat valentine.

Halaman:
Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com