Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Labuan Bajo jadi Gerbang Wisata NTT, Libatkan Warga Setempat

Kompas.com - 01/03/2020, 17:07 WIB
Syifa Nuri Khairunnisa,
Yuharrani Aisyah

Tim Redaksi


JAKARTA, KOMPAS.com – Kepala Badan Otorita Pariwisata Labuan Bajo Flores Shana Fatina menjelaskan langkah konkret pelibatan warga dalam hal menjadikan wisata di Labuan Bajo jadi pariwisata berkelanjutan.

Menurut Shana, ia ingin menjadikan Labuan Bajo sebagai gerbang wisata untuk Nusa Tenggara Timur. Pada dasarnya, setelah wisatawan datang ke Labuan Bajo, selanjutnya ia akan berwisata juga ke daerah sekitar sana.

“Banyak yang melihat hanya Labuan Bajo yang dikembangkan. Padahal bukan itu konteksnya. Labuan Bajo hanya akan jadi hub saja. Setelah wisatawan datang, dia bisa wisata ke Sumba, Timor, tempat lainnya juga,” ujar Shana ketika ditemui di acara forum pariwisata Quality Tourist, Super Quality Destinations, Wonderful Indonesia di MarkPlus Main Campus EightyEight@Kasablanka Lantai 8, pada Jumat (28/2/2020).

Baca juga: Pulau Komodo Disarankan Terbuka untuk Umum, Bukan Wisata Super Premium

Badan Otorita Pariwisata Labuan Bajo Flores telah mengembangkan konsep ini.

Mereka telah berkeliling ke 11 kabupaten yang ada di sekitar kawasan wisata Labuan Bajo untuk berkoordinasi dengan masyarakat serta pemerintah daerah setempat.

Mereka juga berkoordinasi dengan para bupati untuk membuat program memperkenalkan wisata berkelanjutan ini pada masyarakat.

Salah satu program yang akan dilakukan akan perkenalan materi soal pariwisata pada anak-anak sekolah di Labuan Bajo.

Mereka akan menyusun muatan lokal bersama para stakeholder seperti NGO dan juga komunitas tentang konservasi dan pariwisata untuk kemudian dimasukkan ke kurikulum sekolah dasar.

“Karena 40% anak di Labuan Bajo itu tidak pernah lihat komodo. Sederhananya seperti itu. Kami ingin membuat mereka aware bahwa mereka punya harta karun yang luar biasa,” tutur Shana.

Baca juga: Komodo Terus Memikat Turis, Kunjungan Turis Asing ke Labuan Bajo Naik

“Kemudian kedua, pendekatan ke pemda kabupaten. Kami ingin membuat mereka memahami aset-aset yang ada ini, bagaimana langkah yang bisa mereka lakukan untuk pengelolaan tapi tidak mengurangi nilai jual pariwisata,” lanjutnya.

Saat ini, Shana memaparkan bahwa pihak-pihak yang terlibat sedang dalam proses penyusunan dokumen yang diperlukan untuk pengenalan wisata berkelanjutan ini.

Penyamaan konteks soal narasi dan literasi pariwisata untuk objek-objek yang ada di Labuan Bajo harus dilakukan lebih dahulu.

Pemandangan matahari terbit di Pulau Padar, Nusa Tenggara TimurKompas.com/Silvita Agmasari Pemandangan matahari terbit di Pulau Padar, Nusa Tenggara Timur

Nantinya, dengan penyamaan konteks tersebut masyarakat bisa menyampaikan dan menceritakan ulang soal pariwisata di daerahnya ini dengan cara yang sama.

Berwisata ke Labuan Bajo bukan sekadar untuk melihat alam yang indah saja tapi juga banyak pelajaran yang bisa didapatkan dan itu semua diberikan langsung oleh masyarakat lokal.

Pelibatan masyarakat juga bukan hanya dengan memberikan pengetahuan soal pariwisata lewat kurikulum sekolah, tapi juga lewat pengembangan paket wisata premium untuk pasar wisatawan premium minat khusus.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Panduan Lengkap ke Desa Wisata Koto Kaciak, Simak Sebelum Datang

Panduan Lengkap ke Desa Wisata Koto Kaciak, Simak Sebelum Datang

Travel Tips
Traveloka Resmikan Wahana Baru di Kidzania Jakarta, Ada Diskon 25 Persen

Traveloka Resmikan Wahana Baru di Kidzania Jakarta, Ada Diskon 25 Persen

Travel Update
Barcelona Hapus Rute Bus dari Google Maps, Ini Alasannya

Barcelona Hapus Rute Bus dari Google Maps, Ini Alasannya

Travel Update
4 Tips Berkunjung ke Desa Wisata Koto Kaciak, Datang Pagi Hari

4 Tips Berkunjung ke Desa Wisata Koto Kaciak, Datang Pagi Hari

Travel Tips
Cara Menuju ke Desa Wisata Lerep Kabupaten Semarang

Cara Menuju ke Desa Wisata Lerep Kabupaten Semarang

Jalan Jalan
4 Oleh-Oleh Desa Wisata Koto Kaciak, Ada Rinuak dan Celana Gadebong

4 Oleh-Oleh Desa Wisata Koto Kaciak, Ada Rinuak dan Celana Gadebong

Travel Tips
Istana Gyeongbokgung di Korea Akan Buka Tur Malam Hari mulai Mei 2024

Istana Gyeongbokgung di Korea Akan Buka Tur Malam Hari mulai Mei 2024

Travel Update
Desa Wisata Lerep, Tawarkan Paket Wisata Alam Mulai dari Rp 60.000

Desa Wisata Lerep, Tawarkan Paket Wisata Alam Mulai dari Rp 60.000

Jalan Jalan
Itinerary Seharian Sekitar Museum Mpu Tantular Sidoarjo, Ngapain Saja?

Itinerary Seharian Sekitar Museum Mpu Tantular Sidoarjo, Ngapain Saja?

Jalan Jalan
 7 Olahraga Tradisional Unik Indonesia, Ada Bentengan

7 Olahraga Tradisional Unik Indonesia, Ada Bentengan

Jalan Jalan
5 Tips Liburan dengan Anak-anak Menggunakan Kereta Api Jarak Jauh

5 Tips Liburan dengan Anak-anak Menggunakan Kereta Api Jarak Jauh

Travel Tips
Mengenal Desa Wisata Koto Kaciak, Surga Budaya di Kaki Bukit Barisan

Mengenal Desa Wisata Koto Kaciak, Surga Budaya di Kaki Bukit Barisan

Jalan Jalan
Aktivitas Wisata di Bromo Ditutup mulai 25 April 2024, Ini Alasannya

Aktivitas Wisata di Bromo Ditutup mulai 25 April 2024, Ini Alasannya

Travel Update
Bali Jadi Tuan Rumah Acara UN Tourism tentang Pemberdayaan Perempuan

Bali Jadi Tuan Rumah Acara UN Tourism tentang Pemberdayaan Perempuan

Travel Update
Hari Kartini, Pelita Air Luncurkan Penerbangan dengan Pilot dan Awak Kabin Perempuan

Hari Kartini, Pelita Air Luncurkan Penerbangan dengan Pilot dan Awak Kabin Perempuan

Travel Update
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com