Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Devisa Pariwisata Indonesia Diperkirakan Hilang 1,5 Miliar Dollar AS karena Virus Corona

Kompas.com - 13/03/2020, 11:05 WIB
Nabilla Ramadhian,
Silvita Agmasari

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Penyebaran virus corona terbilang cukup memukul perekonomian industri pariwisata Indonesia.

Hal ini diamini oleh Ketua Umum Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) Hariyadi Sukamdani yang menuturkan bahwa dampak sudah terlihat sejak Januari 2020.

"Untuk sementara waktu dari sektor pariwisata, kami hitung paling tidak sudah mengalami kerugian sebesar 1,5 miliar dollar AS," kata Hariyadi dalam acara konferensi pers Membangkitkan Kembali Pariwisata di Tengah Badai Corona, Jakarta, Kamis (12/3/2020).

Baca juga: Industri Hotel Lesu, Banyak Pekerja Hotel yang Dirumahkan

Dari jumlah kerugian tersebut, Hariyadi memaparkan sebanyak 1,1 miliar dollar AS berasal dari wisatawan asal China.

Pasalnya menurut Hariyadi, Januari dan Februari adalah musim puncak kunjungan (peak season) wisatawan China ke Indonesia. 

Jumlah 1,1 miliar dollar AS dijabarkan oleh Hariyadi melalui perhitungan jumlah turis China mencapai 2 juta orang saat peak season. 

Kemudian jumlah wisatawan China tersebut dikali rata-rata pengeluaran mereka sebesar 1.200 dollar AS per orang. 

Baca juga: Saatnya Liburan ke Bali, Hotel-hotel Tawarkan Promo dan Tarif Lebih Murah

Wisatawan asing berada di Pura Lempuyang, Karangasem, Bali, Kamis (7/12/2017). Menteri Pariwisata Arief Yahya menyatakan pemerintah memangkas target kunjungan wisatawan mancanegara pada tahun ini dari 15 juta menjadi 14 juta wisatawan akibat erupsi Gunung Agung di Bali.ANTARA FOTO/HAFIDZ MUBARAK A Wisatawan asing berada di Pura Lempuyang, Karangasem, Bali, Kamis (7/12/2017). Menteri Pariwisata Arief Yahya menyatakan pemerintah memangkas target kunjungan wisatawan mancanegara pada tahun ini dari 15 juta menjadi 14 juta wisatawan akibat erupsi Gunung Agung di Bali.

"Mulai dari Februari itu sudah tidak ada lagi pesawat dari China, itu sudah separuhnya, jadi asumsinya hiang 1,1 milar dollar AS," jelas Hariyadi. 

Sementara kehilangan 400 juta dollar AS, dijabarkan Hariyadi berasal dari wisatawan mancanegara (di luar wisatawan China) dan wisatawan nusantara yang membatalkan perjalanan karena virus corona.

Dari sisi pertumbuhan ekonomi hotel yang ditargetkan 10-12 persen tahun ini, Hariyadi memperkirakan pertumbuhan ekonomi hotel hanya mencapai lima persen saja. 

Baca juga: Four Seasons Jimbaran Bali Bantah Jadi Tempat Menginap Pasien Corona

"Jadi memang sangat luar biasa dampak dari virus corona ini," ucap Hariyadi. 

Jika virus corona masih menyebabkan kepanikan pada masyarakat ia memperkirakan kerugian akan terus berlanjut dan pertumbuhan industri pariwisata akan berjalan lambat.  

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com