Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Update: 56 Kawasan Taman Nasional Tutup untuk Antisipasi Virus Corona

Kompas.com - 19/03/2020, 21:41 WIB
Nicholas Ryan Aditya,
Yuharrani Aisyah

Tim Redaksi


JAKARTA, KOMPAS.com - Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan RI mengambil langkah dalam upaya pencegahan penyebaran virus corona ( Covid-19 ) dengan menutup 56 kawasan konservasi yaitu Taman Nasional, Taman Wisata Alam, dan Suaka Margasatwa.

Baca juga: Gunung Bromo dan Semeru Tutup Sementara untuk Cegah Virus Corona

Direktur Jenderal Konservasi Sumber Daya Alam dan Ekosistem (KSDAE) Wiratno mengatakan penutupan sejumlah kawasan konservasi adalah yang mana biasa diperuntukkan kunjungan wisata.

"Hingga hari ini, Kamis 19 Maret 2020, sebanyak 56 kawasan konservasi, terdiri dari 26 Taman Nasional/TN, 27 Taman Wisata Alam/TWA dan 3 Suaka Margasatwa/SM, telah ditutup untuk kunjungan wisata, baik domestik maupun manca negara," kata Wiratno dalam rilis yang diterima Kompas.com, Kamis (19/3/2020).

Baca juga: 34 Museum Tutup untuk Cegah Virus Corona, Kemendikbud Tawarkan Layanan Museum Digital

Selain itu, menurutnya ada kemungkinan jumlah kawasan konservasi yang ditutup akan bertambah.

Kata dia, hal tersebut akan disesuaikan dengan dinamikan yang terjadi, dan direspon oleh kebijakan pemerintah pusat maupun pemerintah daerah setempat.

Baca juga: Cegah Corona, 19 Negara Minta Surat Keterangan Sehat dari Pendatang

Pemandangan Gunung Bromo dari Penanjakan 2, Probolinggo, Jawa Timur.Dok. Biro Komunikasi Publik Kemenparekraf Pemandangan Gunung Bromo dari Penanjakan 2, Probolinggo, Jawa Timur.

"Khusus untuk Taman Nasional Komodo, di Nusa Tenggara Timur, kami juga menutup kunjungan kapal pesiar (cruise), mengingat cruise biasa sandar langsung di dermaga Pulau Komodo, dan membawa wisatawan dalam jumlah banyak, disisi lain Balai TN Komodo belum memiliki peralatan deteksi dini virus corona yang memadai," ungkap Wiratno.

Selain penutupan beberapa kawasan konservasi, Wiratno juga menyampaikan langkah-langkah yang perlu ditindaklanjuti jajarannya di 74 Balai atau Balai Besar KSDA dan Taman Nasional.

Langkah-langkahnya yaitu melakukan evaluasi dan mengantisipasi penutupan kunjungan ke Lembaga Konservasi Umum, termasuk kebun binatang, taman satwa, dan penangkaran satwa liar, jika seandainya diperlukan.

Ia menambahkan, aktivitas repatriasi satwa liar yang telah direncanakan dari negara lain, ditunda sampai dengan batas waktu yang belum ditentukan.

Adapun penanganan konflik satwa liar, penyelamatan, rehabilitasi, dan pelepasliaran satwa, tetap dilaksanakan sesuai situasi dan kondisi di lapangan.

Beberapa perahu kayu merapat di Pelabuhan Karimun Jawa, Jepara, Jawa Tengah, Minggu (19/7/2015). Perahu kayu di Karimun Jawa akan mengantarkan wisatawan untuk snorkeling, menyelam, atau sekedar mengunjungi pulau-pulau kecil di Karimun Jawa.KOMPAS.com / Wahyu Adityo Prodjo Beberapa perahu kayu merapat di Pelabuhan Karimun Jawa, Jepara, Jawa Tengah, Minggu (19/7/2015). Perahu kayu di Karimun Jawa akan mengantarkan wisatawan untuk snorkeling, menyelam, atau sekedar mengunjungi pulau-pulau kecil di Karimun Jawa.

Terkait pelayanan perizinan yang menjadi kewenangan jajaran Direktorat Jenderal KSDAE, Wiratno mengarahkan untuk memaksimalkan pelayanan melalui sistem online.

Untuk pelayanan yang belum dapat dilakukan secara online, maka aktivitas tersebut ditunda sampai dengan adanya pemberitahuan lebih lanjut.

"Masyarakat tetap dapat menghubungi Call Center Direktorat Jenderal KSDAE serta Call Center pada 74 UPT jajaran Direktorat Jenderal KSDAE di daerah," ujar Wiratno.

Berbagai upaya ini, dilakukan sebagai tindak lanjut dari arahan Presiden Republik Indonesia, dan arahan Menteri LHK dalam surat edaran nomor SE.1/MENLHK/SETJEN/SET.1/3/2020 tentang Pencegahan Penyebaran Corona Virus Disease 2019 (COVID-19) di KLHK.

"Untuk kondisi ini, kami atas nama Kementerian LHK, menyampaikan terima kasih atas kerjasama, dan dukungan seluruh SKPD pemerintah provinsi, dan kabupaten serta seluruh mitra," ungkap Wiratno.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com