Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kisah Pempek Megaria yang Legendaris, Berawal dari Anak Kuliah Nekat

Kompas.com - 20/03/2020, 19:33 WIB
Syifa Nuri Khairunnisa,
Silvita Agmasari

Tim Redaksi


JAKARTA, KOMPAS.com - Di pojok keramaian area pujasera Bioskop Metropole terdapat kedai Pempek Megaria. Meski kecil, selalu ada pengunjung yang memesan makanan di kedai ini.

Dahulu kawasan ini disebut Megaria. Dari nama kawasan itu pula Rudi, pemilik dari Pempek Megaria ini kemudian menamakan bisnis pempek yang ia bangun sedari 1989.

“Dulu saya sering lewat daerah ini. Dulu belum begini penampakan gedungnya. Saya lihat ada toko kosong. Akhirnya saya sewa coba jualan pempek,” ujar Rudi pada Kompas.com di Kedai Pempek Megaria, Rabu (11/3/2020).

Rudi yang dulu berkuliah di kawasan Salemba mengaku dirinya mewarisi darah bisnis dari kedua orang tuanya. Ayah dan ibunya memiliki bisnis percetakan foto di Palembang.

Baca juga: Pempek Megaria, Kedai Pempek Legendaris Sejak 1989 di Bioskop Metropole Cikini

Untuk memulai bisnis kuliner, Rudi yang saat itu duduk di semester akhir kuliah membenarnikan diri meminjam uang pada orang tuanya.

Ia mengaku bahwa saat itu melihat teman-temannya sudah mulai bekerja di berbagai perusahaan.

Namun dirinya mengaku tak tertarik untuk bekerja kantoran. Ia merasa dirinya punya kecenderungan tinggi untuk berdagang.

Rudi sebenarnya tak memiliki pengalaman bisnis kuliner. Namun karena ia berasal dari Palembang, akhirnya ia memutuskan berjualan pempek yang merupakan makanan khas Sumatera Selatan.

“Makanan ini gampang diterima. Setara bakso lah ya, kalau bakso kan sapi. Kalau pempek ini kan dari ikan. Bedanya itu saja,” jelas Rudi.

Baca juga: Es Teler Sari Mulia Asli, Usaha yang Dirintis karena Wangsit dalam Mimpi

Satu porsi Pempek Megaria terdiri dari pempek kapal selam kecil, lenjer kecil, kulit, dan adaanSYIFA NURI KHAIRUNNISA Satu porsi Pempek Megaria terdiri dari pempek kapal selam kecil, lenjer kecil, kulit, dan adaan

Ia menjelaskan bahwa saat memilih lokasi berjualan, intuisinya sangat kuat. Ia sangat yakin bisnisnya akan sukses dan berkembang.

Pasalnya, saat itu Jalan Diponegoro yang jadi lokasi kawasan Megaria masih merupakan jalan dua arah. Berbeda dengan kondisi saat ini yang jalannya hanya satu arah.

“Dulu dua arah, berarti expose-nya tinggi. Apalagi dulu masih zamannya bus dua tingkat. Saya ingat dulu ada nomor 14A dari Senen ke Blok M. Dulu manusianya juga banyak banget sampai bergelantungan gitu di bus,” kenang Rudi.

“Saya pikir expose-nya tinggi. Jadi kalau dagang dengan kualitas yang oke ya bisa jalan lancar,” lanjutnya.

Rudi pun memulai bisnisnya. Pertama kali, Rudi sampai mendatangkan pembuat pempek langsung dari Palembang. 

Hal ini untuk memastikan rasa Pempek Megaria otentik dengan rasa pempek di kampung halamannya.

Baca juga: Perjalanan Bubur Cikini yang Legendaris, Sering Kucing-kucingan dengan Petugas Keamanan

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com