Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kisah Pemilik Kedai Kopi Aceh di Tengah Pandemi Covid-19

Kompas.com - 04/04/2020, 19:30 WIB
Masriadi ,
Yuharrani Aisyah

Tim Redaksi

LHOKSEUMAWE, KOMPAS.comWabah virus corona ( Covid-19 ) memengaruhi beragam hal termasuk kedai kopi di Aceh.

Baca juga: 12 Kafe Rekomendasi di Jakarta untuk Pesan Antar Kopi, Teh, Bir Pletok, dan Camilan

Muhammad Ikhsan (26) terlihat lebih santai dari hari-hari biasanya di depan gedung Islamic Center, Kota Lhokseumawe, Sabtu (4/4/2020).

Baca juga: Cara Bikin Cappuccino Tanpa Mesin saat Kerja dari Rumah

 

Ia hanya sesekali bangun dari duduknya dan menuju mobil boks yang disulap sebagai tempat pengolahan kopi arabica asal Gayo, Aceh Tengah.

“Berat sekarang ini. Berat sekali. Terasa sekali dampak virus corona ini. Masyarakat tidak keluar rumah dan penjualan kami menurun drastis,” katanya.

Kopi Aceh.Dok. Kementerian Pariwisata Kopi Aceh.

 

Jam buka pun dikurangi. Jika hari biasa dia berjualan hingga tengah malam, kini hanya sejak pukul 10.00 WIB hingga pukul 18.00 WIB.

Ditambah lagi pemberlakuan jam malam di Aceh dan Kota Lhokseumawe.

Polisi dan TNI rajin berkeliling kota untuk mengingatkan warga tidak berkumpul. Jika ada warga berkumpul langsung dibubarkan.

Dua meja diletakan di samping mobil untuk tempat minum kopi. Biasanya, warung mobil itu kerap melayani pembeli dan minum di situ. Kini, hanya sebagian warga memesan kopi dengan sistem beli dan bungkus.

“Ada juga satu atau dua orang minum kopi di sini. Itu pun sebentar saja. Lalu mereka pergi. Karena malas juga kena razia polisi hahaha,” katanya sambil tertawa.

Ilustrasi biji kopiAlbert Supargo Ilustrasi biji kopi

Dalam sehari dia kehilangan pendapatan belasan juta rupiah.

“Dampaknya, jika sehari biasanya saya bisa terima uang Rp 1,5 juta. Ini Rp 300.000 saja berat sekali,” katanya.

Ditengah merebaknya virus corona, dia terus berdoa agar wabah itu segera berlalu dari negeri ini.

Dia tak bisa membayangkan dalam jangka panjang penanganan virus belum berhasil diatasi.

“Saya punya dua karyawan. Itu berat sekali gajinya dengan pendapatan sekarang,” katanya

Hal senada disebutkan Iqbal, pedagang warung kopi di Kota Lhokseumawe. Sejak diberlakukan larangan membuka warung dua pekan lalu, Iqbal hanya melayani pembelian bungkus.

“Saya punya 10 karyawan. Bagaimana nasib mereka, saya pusing juga. Penjualan kita anjlok seanjlok-anjloknya,” katanya.

Meski begitu dia berkomitmen tidak merumahkan karyawannya. Mereka, sambung Iqbal berjuang sejak warung itu berdiri lima tahun lalu. Namun, dia terus berdoa agar virus corona bisa segera diatasi.

“Agar kami normal kembali berjualan,” pungkasnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com