Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 07/04/2020, 15:57 WIB
Nabilla Ramadhian,
Yuharrani Aisyah

Tim Redaksi

KOMPAS.com – Jaringan kereta api India telah mengumumkan akan mengubah kereta api mereka menjadi rumah sakit.

Melansir Independent, Senin (6/4/2020), rumah sakit tersebut akan digunakan untuk menampung pasien virus corona ( Covid-19 ) setelah seluruh layanan penumpang ditangguhkan pada Maret 2020.

Baca juga: Visa Turis di India Ditangguhkan Imbas Virus Corona, Penerbangan Pun Berkurang

Indian Railways mengatakan bahwa mereka telah berencana untuk mengubah setidaknya sebanyak 20.000 gerbong kereta untuk dijadikan sebagai ruang isolasi.

Ruang tersebut nantinya akan dilengkapi dengan tempat tidur bertirai, tempat para perawat, kabin dokter, dan ruang untuk menaruh peralatan dan persediaan medis. Setiap gerbong kereta dapat mengakomodasi 16 pasien.

Baca juga: Hotel di Spanyol dan Belanda Diubah Jadi Rumah Sakit untuk Rawat Pasien Corona

Berdasarkan informasi dari Executive Director of Information and Publicity untuk Railway Board Rajesh Dutt Bajpai, sebanyak 5.000 ruang isolasi pertama akan diluncurkan dalam 2 minggu.

“Bersiap untuk Melawan Virus Corona: Dalam sebuah inisiatif baru, Railways telah mengubah gerbong kereta menjadi ruang isolasi untuk pasien Covid-19,” kata Minister of Railways and Commerce and Industry India Piyush Goyal, melalui akun Twitter resminya, mengutip Independent.

“Saat ini, Railways akan menawarkan lingkungan yang bersih, tersanitasi, dan higienis bagi para pasien agar mereka dapat sembuh dengan nyaman,” lanjutnya.

Setelah diubah, gerbong kereta akan melakukan perjalanan ke kawasan yang membutuhkan tempat tidur ekstra di seluruh 7.349 jaringan stasiun dan 67.368 kilometer lintasan Indian Railways.

Buruh migran berjalan menuju desa mereka selama karantina wilayah (lockdown) di New Delhi, India, Minggu (29/3/2020). Pemerintah India pada 24 Maret lalu mulai memberlakukan lockdown selama 21 hari di seluruh wilayah negara itu dalam upaya mengendalikan penyebaran COVID-19.ANTARA FOTO/XINHUA/JAVED DAR Buruh migran berjalan menuju desa mereka selama karantina wilayah (lockdown) di New Delhi, India, Minggu (29/3/2020). Pemerintah India pada 24 Maret lalu mulai memberlakukan lockdown selama 21 hari di seluruh wilayah negara itu dalam upaya mengendalikan penyebaran COVID-19.

India sudah berjuang dengan kapasitas medis yang rendah dengan hanya rata-rata 0,5 tempat tidur per 1.000 penduduk sebelum pandemi tersebut menyerang.

Ini juga tidak terdistribusi secara merata dengan beberapa kota yang jauh lebih memungkinkan untuk memiliki peningkatan kapasitas dan peralatan medis dibandingkan dengan daerah pedesaan.

Sebagai perbandingan, pada tahun 2017 Britania Raya memiliki rata-rata 2,54 tempat tidur rumah sakit per 1.000 orang. Berdasarkan King’s Fund, angka tersebut merupakan setengah dari 30 tahun yang lalu.

Foto udara yang diambil pada 25 Maret 2020 ini menunjukkan kondisi jalanan dan kawasan pemukiman di New Delhi yang lengang menyusul pemberlakukan karantina atau lockdown di India. Perdana Menteri India Narendra Modi mengumumkan, negaranya memasuki masa lockdown total selama 21 hari untuk memerangi virus corona.AFP PHOTO/JEWEL SAMAD Foto udara yang diambil pada 25 Maret 2020 ini menunjukkan kondisi jalanan dan kawasan pemukiman di New Delhi yang lengang menyusul pemberlakukan karantina atau lockdown di India. Perdana Menteri India Narendra Modi mengumumkan, negaranya memasuki masa lockdown total selama 21 hari untuk memerangi virus corona.

Jepang memiliki angka tempat tidur paling tinggi dengan jumlah lebih dari 13 per 1.000 orang.

“Kami sudah melihat apa yang sudah dialami oleh China,” kata seorang virolog dan CEO Wellcome Trust/DBT India Alliance, Shahid Jameel kepada CNN, mengutip Independent.

“Sangat penting untuk meningkatkan kepadatan (tempat tidur) ini dengan cara apa pun dalam jangka pendek, dan lebih sistematis dalam jangka panjang setelah wabah berakhir,” lanjutnya.

Ruang dalam gerbong kereta tersebut hanya akan digunakan untuk merawat pasien Covid-19 yang tidak sakit parah.

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com