Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Bisnis Terpuruk, Industri Hotel Berharap Bantuan Pemerintah

Kompas.com - 07/04/2020, 19:19 WIB
Nicholas Ryan Aditya,
Silvita Agmasari

Tim Redaksi

 

JAKARTA, KOMPAS.com - Industri hotel di Indonesia terkena imbas pandemi virus corona. Tingkat hunian kamar menurun drastis, karena tidak ada tamu yang menginap. 

Alhasil saat ini ada 1.174 hotel di Indonesia yang menutup operasional. Banyak pula hotel yang memilih bertahan meskipun tingkat hunian kamar di bawah 10 persen.

Data tersebut didapat dari Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI). 

Sekretaris Jenderal PHRI Maulana Yusran mengatakan, banyaknya penutupan hotel membuat industri hotel berharap besar pada pemerintah.

Baca juga: 1.174 Hotel di Indonesia Tutup karena Pandemi Virus Corona, Pegawai Hotel Kini Cuti Tak Digaji

"Harapannya banyak, pertama adalah masalah pajak. Itu kan ada PPh 21 dan PPh 25. Sebaiknya tidak dipungut dulu atau diberikan relaksasi (kelonggaran pembayaran) karena kondisi ini," kata Maulana saat dihubungi Kompas.com, Senin (6/4/2020).

Berkaitan dengan masalah ketenagakerjaan, Maulana meminta sebaiknya pemerintah membebaskan pembayaran BPJS Kesehatan dan Ketenagakerjaan bagi pegawai hotel.

Lebih lanjut lagi, Maulana berharap agar jaminan hari tua pegawai hotel dapat dicairkan untuk saat ini.

Baca juga: Ada Tenaga Medis di Purwokerto Diusir dari Kostan, Aksara Homestay Beri Penginapan Gratis

"Masalah Tunjangan Hari Raya juga, itu sebaiknya dibayarkan nanti secara berkala setelah ini semua sudah recovery, karena situasi saat ini perusahaan hotel sudah sepi, tidak ada pemasukan. Begitu pun karyawannya," lanjut Maulana.

asih berkaitan dengan ketenagakerjaan, ia berharap pemerintah juga memberikan bantuan langsung tunai terutama untuk program kartu pra kerja bagi karyawan hotel.

Ia mengatakan, pemerintah sebaiknya mengeluarkan paket bantuan langsung tunai secara keseluruhan tanpa mengadakan pelatihan keahlian. Artinya, bantuan tersebut bulat berupa uang tunai.

"Pemerintah kan memberi uang pada tenaga kerja misalnya Rp 1 juta. Nah, biasanya mereka kasih hanya Rp 650.000, sisanya itu diadakan pelatihan dan sebagainya," kata Maulana.

"Sebaiknya di kondisi ini, pelatihan ditiadakan saja. Jadi karyawan itu saat ini sangat membutuhkan dan lebih bermanfaat jika semuanya uang tunai," lanjutnya.

Baca juga: Cara Hotel di Yogyakarta Tunjukkan Tanda Cinta saat Wabah Virus Corona

Poin ketiga, Maulana mengatakan terkait masalah utilitas seperti listrik dan gas. Ia berharap sebaiknya dibebankan sesuai pemakaian.

"Tarifnya juga sebaiknya diberikan diskon, karena situasi ini kita (hotel) tidak bisa menghasilkan uang, sehingga listrik kami tidak ada yang terputus nantinya," kata Maulana.

Soal gas juga, itu harus diperhatikan. Kita berharap beban gas juga dapat diberikan diskon," lanjutnya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com