JAKARTA, KOMPAS.com - Virus corona berdampak pada sektor pariwisata, termasuk hotel.
Data terkini Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) menunjukkan, sebanyak 1.266 hotel di 31 provinsi tutup.
Hal ini dilaporkan Ketua PHRI Hariyadi Sukamdani saat diskusi online bersama asosiasi lain dan Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf) RI lewat aplikasi Zoom.
Data jumlah hotel yang tutup dilaporkan dari Badan Pengurus Daerah PHRI.
Baca juga: Sulitnya Kumpulkan Data untuk Atasi Krisis Pariwisata karena Corona
Namun, data yang disampaikan akan terus bertambah, karena belum semua hotel di Indonesia memberikan laporan terkininya.
"Ini masih akan lebih banyak. Karena ini hanya yang lapor saja, yang tidak melapor tentu lebih banyak lagi," kata Hariyadi dalam saluran diskusi online, Selasa (7/4/2020).
"Oleh karena itu, kami harap pihak hotel juga secepatnya menyampaikan kepada kami data terbarunya," lanjutnya.
Baca juga: Bisnis Terpuruk, Industri Hotel Berharap Bantuan Pemerintah
Terkait hal ini, Hariyadi megungkapkan, pihaknya mengusulkan beberapa hal kepada pemerintah guna menanggulangi dampak wabah virus corona terhadap hotel.
Usulan tersebut, seperti masalah perpajakan, perbankan, dan ketenagakerjaan.
"Untuk pajak, kami meminta relaksasi PPh pasal 21 dan 25, juga ada tambahan dari Kadin yaitu PPh pasal 23. Ini kami masih menunggu dari Menteri Keuangan kapan bisa dirilis untuk stimulusnya," jelasnya.
Baca juga: Mayoritas Hotel di Bali Tutup Operasional, Sisanya Mencoba Bertahan
Respon tersebut dengan mengeluarkan Peraturan OJK nomor 11 tahun 2020 tentang stimulus perekonomian nasional sebagai kebijakan countercyclical dampak penyebaran virus corona.
Untuk situasi terkini bantuan perbankan, kata Hariyadi, OJK sudah mulai bernegosiasi dengan pihak perbankan.
"Namun cukup alot juga, karena pada saat ini bank sedang dalam kondisi yang campur aduk cashflow-nya," ujarnya.
Baca juga: 1.174 Hotel di Indonesia Tutup karena Pandemi Virus Corona, Pegawai Hotel Kini Cuti Tak Digaji
Ketiga, adalah terkait ketenagakerjaan. Hariyadi menyebut, masalah ketenagakerjaan ada pada pihak hotel yang tidak bisa membayar tenaga kerjanya.