Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Operator Wisata Goa Indonesia: Pemasukan Sudah Tidak Ada, Beban Tagihan Jalan Terus

Kompas.com - 21/04/2020, 19:41 WIB
Nicholas Ryan Aditya,
Ni Luh Made Pertiwi F.

Tim Redaksi


JAKARTA, KOMPAS.com - Sektor pariwisata menjadi salah satu yang paling terdampak karena wabah virus corona, salah satunya ke industri wisata goa di Indonesia.

Ketua Umum Asosiasi Wisata Goa Indonesia (ASTAGA) Cahyo Alkantana melaporkan, pelaku wisata goa diperkirakan kehilangan 15.000 wisatawan nusantara (wisnus) setiap bulannya, sejak virus corona melanda.

Baca juga: 1.266 Hotel Tutup karena Corona, Ini Usulan Asosiasi untuk Pemerintah

"Kami kehilangan 15.000 wisnus, dan jika ditotalkan per tahun akan kehilangan 180.000 orang," kata Cahyo dalam video conference bersama Ketua Federasi Arung Jeram Indonesia Amalia Yunita dan Kompas.com, Senin (20/4/2020).

Anggota ASTAGA memiliki 36 operator wisata di 12 destinasi wisata di Indonesia. Selain itu, para karyawan yang terdaftar terdampak Covid-19 sebanyak 417 orang.

Lanjut Cahyo, matinya pariwisata otomatis membuat operator tidak memiliki pemasukan hingga sekarang.

Batu-batu kristal yang ada di Goa Gong, Pacitan, Jawa Timur.Nicholas Ryan Aditya Batu-batu kristal yang ada di Goa Gong, Pacitan, Jawa Timur.

Kata dia, operator wisata adalah yang paling terdampak besar dari matinya bisnis pariwisata di tengah corona ini.

"Kenapa bisa begitu, menurut saya ini operator ini banyak beban. Di samping beban dirinya sendiri, dia juga ada beban tagihan. Contohnya yang masih jalan adalah beban tagihan operasional cost, listrik, kebersihan, maintenance itu kan jalan terus. Kalau tidak, nanti alatnya rusak," ujarnya.

Belum habis tanggungan operator, mereka masih punya tanggungan lain di destinasi itu sendiri seperti kredit, pinjaman, dan lainnya.

Operator juga perlu memikirkan kesiapan ketika pariwisata berjalan normal kembali.

"Dan itu pun butuh biaya besar juga, di samping menjaga agar kualitas tidak turun. Umpamanya pada saat dimulai nanti, malah rusak tempat wisatanya, jika tidak ada biaya untuk maintenance tadi," jelasnya.

Tambah Cahyo, beban paling besar yang ditanggung perusahaan adalah perihal staf dan karyawannya.

Seperti diketahui, operator sudah tidak memiliki pemasukan karena hal ini. Otomatis, pihak operator tidak bisa memberi gaji kepada karyawan.

Gua Gong, PacitanKOMPAS.com Gua Gong, Pacitan

"Akibatnya, kita upayakan paling engga ada yang 50 persen karyawan masuk, ada juga yang 25 persen. Ada juga yang sama sekali engga punya dana ya otomatis ditutup, karena tidak bisa menggaji, tapi semua operator saya kira akan struggle semampu mungkin bertahan," terangnya.

.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com