Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kangen Takjil Tanah Air, WNI di Islandia Jualan Takjil untuk Buka Puasa

Kompas.com - 29/04/2020, 20:03 WIB
Nicholas Ryan Aditya,
Silvita Agmasari

Tim Redaksi


JAKARTA, KOMPAS.com - Bulan Ramadhan tengah berlangsung dan dijalankan oleh umat Muslim di dunia. Di Indonesia, ada takjil yang identik dengan Ramadhan seperti kolak pisang, biji salak, gorengan, dan masih banyak lagi. 

Hal ini lah yang membuat Warga Negara Indonesia (WNI) di luar negeri kangen karena tidak ada takjil khas Indonesia di negara tempat tinggalnya.

Untuk mengakalinya, WNI di luar negeri membuat takjil sendiri dan menjual masakannya. Cerita WNI berjualan takjil ini didapat dari Asti, seorang WNI di Islandia.

Ia mengatakan banyak orang Indonesia yang kangen jajanan buka puasa Tanah Air.

"Alhasil, ada teman orang Indonesia yang rajin jualan takjil buat buka. Namanya Ira Rosmiati. Dia jual kolak biji salak, dadar gulung, tahu isi, bakso malang, es campur, gemblong, combro, serabi dan lain-lain," kata Asti saat dihubungi Kompas.com, Selasa (28/4/2020).

Baca juga: Norwegia Dikenal Punya Durasi Puasa Terlama, Ternyata Ada yang Puasa 13-14 Jam Saja, Kenapa?

Lanjutnya, banyak orang Indonesia yang kangen, selalu membeli takjil di Ira.

Tak hanya umat Islam saja yang membeli, umat agama lain pun juga kerap membeli takjil khas Indonesia di Ira.

Berkat adanya takjil, Asti mengaku rasa kangen akan suasana Ramadhan di Indonesia cukup terobati.

"Karena biasanya kan beli bahan kalau mau buat sendiri di Toko Asia di Islandia. Nah, yang agak susah seperti gula jawa biasanya beli dari toko Asia di Belanda," ujarnya.

Ia mengaku sulitnya membeli gula jawa di Islandia lantaran tak dapat menikmati gula aren asal Thailand yang dijual.

Baca juga: Bikin Biji Salak untuk Hidangan Takjil, Ini Rahasia Supaya Teksturnya Lembut dan Tidak Alot

"Soalnya gula aren dari Thailand di sini rasanya kurang enak, manis doang. Tidak gurih kayak gula jawa dari Indonesia," tambahnya.

Ibu kota Islandia, Reykjavik.Thinkstock Ibu kota Islandia, Reykjavik.

Terkait lama puasa di Islandia, Asti mengaku tak bermasalah kendati berpuasa selama 16-18 jam.

Bahkan dirinya mengatakan sempat mengikuti program puasa di salah satu masjid yaitu Islamic Cultural Center of Island (ICCI) yang berpuasa 22 jam.

Durasi puasa tersebut ia lakukan ketika awal kedatangannya ke Islandia, Juni 2016 lalu.

Baca juga: Sejarah Kurma di Timur Tengah, dari Peran sampai Cara Santap Kurma saat Ramadhan

Namun sekarang program puasa di Masjid Ármúli (Félag Múslima á Íslandi) tempat Asti beribadah, memberi acuan waktu puasa 16-18 jam.

"Alhamdulillah, Allah Maha Besar. Disuruh puasa 22 jam namun dikasih cuaca yang enggak panas, paling panas cuma sekitar 10-12 derajat celsius saat musim panas," jelas Asti. 

Cuaca yang digin diakui Anti membuatnya tidak mudah haus atau lelah.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com