JAKARTA, KOMPAS.com - Umat Islam di Indonesia menjalankan puasa selama kurang lebih 13 jam. Indonesia termasuk negara dengan durasi waktu puasa tercepat se-Asia Tenggara.
Negara-negara di dunia ada yang mengalami waktu berpuasa jauh lebih lama dari Indonesia, contohnya Jepang.
Lantas bagaimana Warga Negara Indonesia (WNI) yang berada di sana ketika berpuasa? Berpuasa di luar negeri tentu ada pengalaman berbeda yang dirasakan.
Salah seorang WNI di Jepang, Ariefsetyo Nugroho bercerita kepada Kompas.com, Selasa (28/4/2020).
Baca juga: Puasa Sampai 22 Jam, Tips Kuat Berpuasa dari WNI di Norwegia dan Islandia
Kendati mengaku lancar berpuasa di Jepang yang memiliki durasi waktu puasa lebih lama yaitu 15 jam, ia tetap saja merindukan suasana Ramadhan di Indonesia.
"Lagi kangen makan mi glosor nih, karena namanya orang Sunda Bogor kan," kata Arief saat dihubungi Kompas.com, Selasa.
Mi Glosor merupakan salah satu menu makanan khas Bogor yang hanya dijual pada saat bulan Ramadhan, kata dia.
Tekstur mi glosor yang kuning dipadukan dengan sayuran itu selalu menggoda Arief kala berpuasa di Indonesia.
Terlebih di Jepang, ia tidak bisa menemukan bahan-bahan untuk membuat mi tersebut.
Baca juga: Pengalaman WNI di Jepang Puasa saat Pandemi Corona
"Susah bener nyari bahannya di sini, jadi susah buatnya. Kalau mi ayam sih masih bisa buatnya," tambahnya.
Selain itu, dirinya juga mengaku kangen makan kurma saat berbuka puasa.
Hal ini dikarenakan, kata dia, tidak ada yang menjual kurma di tempat tinggalnya yaitu prefektur Niigata, Jepang.
"Di sini mah enggak ada yang jual kurma kaki lima gitu, kalau ada harus beli di Amazon," kata Ariefsetyo.
"Itu pun mahal banget harganya. Jadi ya kangen banget makan kurma, karena di Indonesia kalau buka pasti ada kurma," lanjutnya.
Arief juga mengaku kangen dengan menu takjil yang ada di Indonesia saat bulan Ramadhan, yaitu sop buah.