Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kapan Waktu Terbaik Berkunjung ke Desa Wisata Nglanggeran Yogyakarta?

Kompas.com - 16/05/2020, 22:32 WIB
Nicholas Ryan Aditya,
Yuharrani Aisyah

Tim Redaksi


JAKARTA, KOMPAS.com - Virus corona membuat aktivitas kegiatan wisata terhenti untuk sementara waktu.

Kendati demikian, wisatawan dapat mempersiapkan hal-hal yang diperlukan seperti mengatur jadwal liburan, setelah pandemi ini berakhir.

Salah satu tempat wisata yang bisa menjadi pilihan untuk dikunjungi adalah Desa Wisata Nglanggeran. Berlokasi di Gunungkidul, Daerah Istimewa Yogyakarta, kamu bisa merencanakan liburanmu nanti untuk berkunjung ke sini.

Baca juga: Walau Embung Nglanggeran Kering, Tetap Asyik untuk Foto-foto

Lalu kapan waktu terbaik berkunjung ke Nglanggeran?

Menurut salah satu anggota Kelompok Sadar Wisata (Pokdarwis) Desa Wisata Nglanggeran, Sugeng Handoko, wisatawan dapat menyesuaikan waktu kunjungan sesuai dengan tema liburan yang ingin dipilih.

"Waktu terbaiknya itu tergantung tema liburan. Kalau temanya ingin panen durian ya kita datangnya pas musim durian, misalnya pas akhir tahun sampai awal tahun. Ketika ingin camping, justru akan menghindari musim penghujan," kata Sugeng dalam virtual tur yang diadakan Atourin ke Desa Wisata Nglanggeran, Sabtu (16/5/2020).

Wisatawan biasanya akan memilih waktu pada musim kemarau untuk melakukan camping. Hal berbeda justru ketika wisatawan menginginkan pemandangan sawah nan hijau di Gunungkidul, mereka akan berkunjung pada musim penghujan.

Wisatawan Berfoto di Gunung Api Purba Nglanggeran, GunungkidulDokumentasi Pengelola Gunung Api Purba Nglanggeran Wisatawan Berfoto di Gunung Api Purba Nglanggeran, Gunungkidul

Oleh sebab itu, waktu kunjungan terbaik ke Nglanggeran akan kembali lagi kepada tujuan atau tema kunjungan wisatawan.

"Mereka ingin mendapatkan sensasi apa berwisata ke Nglanggeran, akan tetapi, kami sarankan kalau berkunjung sebaiknya pada hari biasa, jangan akhir pekan karena akan ramai sekali wisatawannya," jelasnya.

Menurut Sugeng, ramainya wisatawan akan membuat wisatawan lain yang ingin menikmati pemandangan, akhirnya tidak bisa menikmati keindahan tersebut secara leluasa.

Baca juga: Usai Mendaki Gunung Api Purba, Mampir ke Griya Cokelat Nglanggeran

Terkait panen durian, Eddy mengatakan wisatawan perlu mengetahui kapan masa panen buahnya.

Ia mencontohkan produksi durian di kebun Embung Nglanggeran misalnya. Jumlah tak begitu banyak, sehingga wisatawan perlu memesan jauh-jauh hari untuk dapat menikmati durian.

"Jadi wisatawan mesan dulu, baru akan dapat, Peminatnya itu sangat tinggi ternyata, dan tidak menduga bahwa selain ingin menikmati durian, wisatawan ingin berfoto dengan duriannya embung. Itu justru jadi atraksi," ujarnya.

Bubuk Cokelat yang Dijual di Griya Cokelat Nglanggeran.Kompas.com/Anggara Wikan Prasetya Bubuk Cokelat yang Dijual di Griya Cokelat Nglanggeran.

Durian di kebun embung Nglanggeran memang dikenal memiliki beragam ukuran dari kecil hingga raksasa. Ukuran jumbonya bisa mencapai mulai dari 3-12 kilogram.

Momen foto bersama durian embung Nglanggeran ini pun menjadi daya tarik tersendiri bagi wisatawan. Hasilnya, mereka perlu merogoh kocek untuk satu kali foto Rp 70.000, kata dia.

Desa Wisata Nglanggeran sendiri memiliki beragam tempat wisata menarik yang bisa menjadi pilihan liburan ketika pandemi berakhir.

Adapun tempat wisata yang bisa dikunjungi di antaranya Gunung Api Purba Nglanggeran, Embung Nglanggeran, Kampung Pitu, Air Terjun Kedung Kandang, dan lainnya.

Baca juga: Tempat Kuliner Baru di Nglanggeran Yogyakarta, Ada Belalang Goreng

Wisatawan juga bisa berwisata kuliner dengan mengunjungi oleh-oleh khas Nglanggeran yaitu di Griya Cokelat.

Beragam hasil olahan buah kakao yang banyak ditemukan di Nglanggeran juga dimanfaatkan masyarakat setempat untuk membuka usaha kuliner.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com