Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Rempah yang Paling Sering Digunakan Orang Indonesia, Tak Sebanyak Zaman Dahulu?

Kompas.com - 17/05/2020, 21:12 WIB
Nabilla Ramadhian,
Yuharrani Aisyah

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com – Kendati Indonesia kaya akan rempah, tetapi ternyata saat ini penggunaannya tidak sesering pada zaman dulu.

Pakar kuliner Indonesia, William Wongso, menuturkan bahwa terjadi gradasi penggunaan rempah dari Sumatera hingga timur Indonesia.

Baca juga: 3 Manfaat Rempah pada Zaman Dulu, Dipakai sebagai Pengharum Mulut?

“Penggunaan banyak varian rempah paling banyak ditemukan di Sumatera. Lalu mulai memudar sampai ke Indonesia bagian timur,” kata William dalam sesi webinar bertajuk Goyang Lidah Dengan Rempah-rempah, Senin (11/5/2020).

Bahkan, Indonesia bagian timur yang merupakan cikal bakal rempah terlihat sangat minim dalam penggunaan rempah.

William menuturkan bahwa persentase penggunaan rempah dalam kuliner Indonesia secara keseluruhan porsinya sangat kecil.

“Porsi paling besar yang dipakai dalam bumbu-bumbu Indonesia itu adalah cabai, bawang merah, bawang putih, kemiri, jahe, lengkuas, kencur, dan aromatik seperti serai, daun salam, daun jeruk, dan mungkin ada yang menggunakan kecombrang,” kata William.

Ilustrasi biji palaDok. Shutterstock Ilustrasi biji pala

Indonesia dikatakan sebagai cikal bakal rempah. Negara ini juga memiliki sejarah perdagangan rempah yang begitu kuat.

Namun, William menuturkan bahwa dalam dunia pendidikan pengenalan rempah hanya sebatas cengkeh, lada, garam, ketumbar, dan jinten.

“Sehingga kalau kita mau minta sesuatu, kita hanya minta pala, lada. Dalam sosialisasi itu, kita sangat minim. Aplikasi rempah dalam kuliner Indonesia sangat kecil sekali,” tutur William.

William menyebutkan bahwa penggunaan rempah masih marak digunakan di Sumatera memiliki kaitan dengan tradisi perdagangan zaman dulu yang sangat kental berlangsung di sana.

Sebagai gambaran, William mencontohkan nasi minyak khas Jambi yang menggunakan sekitar 12 jenis rempah.

Rempah tersebut tidak dijadikan sebagai bubuk seperti garam masala khas India, namun mereka secara utuh direbus dan dijadikan teh rempah.

“Teh rempah itu digunakan untuk membuat nasi. Yang lebih unik lagi, bukan rempah saja yang dipakai, tapi ada tambahan condiment yang tampaknya bukan asli Indonesia misalnya evaporated milk. Plus ditambah lagi minyak samin,” kata William.

Ilustrasi rempah-rempah Indonesia. SHUTTERSTOCK/READNEO Ilustrasi rempah-rempah Indonesia.

Perlunya budidaya rempah

Sejarawan dan Pengajar Sejarah Program Studi Sejarah Universitas Padjadjaran, Fadly Rahman, menuturkan bahwa rempah Indonesia saat ini tetap harus dijaga dan dilestarikan.

“Rempah bagian dari sejarah, tradisi, dan identitas bangsa Indonesia. Lakukan penyebaran pengetahuan rempah melalui wahana edukasi seperti museum, pameran, seminar, dan diskusi,” kata Fadly.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com