JAKARTA, KOMPAS.com - Menyambut era baru yaitu new normal, semua sektor diminta bersiap untuk bergerak, termasuk pelaku Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM) di bidang makanan dan minuman.
Lantas bagaimana pelaku UMKM tersebut yang juga terdampak virus corona dapat bergerak menyambut new normal yang akan terjadi setelah pandemi?
Baca juga: 6 Protokol New Normal untuk Restoran dari World Travel & Tourism Council
Ketua Umum Gabungan Pengusaha Makanan dan Minuman Seluruh Indonesia (GAPMMI) Adhi S Lukman mengatakan, para pelaku UMKM perlu bersiap menyambut new normal dengan mengutamakan higienitas atau kebersihan dari produknya.
"Salah satu caranya adalah usahakan sedikit mungkin menghindari sentuhan tangan dalam pembuatan makanan atau minuman," ujar Adhi dalam telekonferensi Krista Exhibitions bertajuk Recovery of the Food & Beverage Industry After Covid-19", Rabu (20/5/2020) malam.
Hal tersebut bagi Adhi akan menjadi kondisi baru dari bisnis UMKM di era New Normal.
Selain itu, ia juga menyoroti keadaan di pabrik industri makanan dan minuman di berbagai belahan dunia telah menerapkan physical distancing.
Ada jarak satu meter setiap pegawai dan lebih fokus pada industri 4.0 yang mengutamakan manusia dan mesin.
Baca juga: New Normal Pariwisata Indonesia: Toilet Bersih hingga Tim Rescue
"Komunikasi kita dengan mesin, ini kan harus kita arahkan ke sana. Dengan kondisi seperti sekarang ini, adanya jarak sosial manusia dan digitalisasi. Bisa mempercepat kita untuk menerapkan industri 4.0," jelasnya.
Ia juga menyebut bahwa industri 4.0 tidak hanya berkutat pada perusahaan besar.
Ia memberikan contoh negara Taiwan yang menurutnya sangat sukses mengembangkan UMKM.
Kata dia, UMKM di Taiwan telah menerapkan industri 4.0 sehingga dapat meningkatkan efisiensi dan memperbaiki sentuhan tangan.
"Jadi sekali lagi, industri makanan minuman itu, sedikit mungkin sentuhan tangan untuk memperbaiki mutu, stabil, dan menghindari kontaminasi dan lain sebagainya," terangnya.
"Ini juga jadi suatu kebutuhan bagi teman-teman UMKM," tambahnya.
Baca juga: Sediakan Meja Ban Karet sampai Rumah Kaca, Ini Cara Unik 8 Restoran di Dunia untuk Jaga Jarak
Sementara itu sebelumnya, Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf) siap memasarkan produk 500 pelaku ekonomi kreatif (ekraf) secara cuma-cuma atau gratis.
Hal tersebut disampaikan Deputi Bidang Pemasaran Kemenparekraf, Nia Niscaya dalam acara yang bertajuk Ngobrol Santai Blibli Seller episode ke-40, Senin (18/05/2020).