Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Hari Susu Sedunia 2020, Apa Bedanya Susu UHT dengan Susu Pasteurisasi?

Kompas.com - 01/06/2020, 19:09 WIB
Syifa Nuri Khairunnisa,
Yuharrani Aisyah

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com – Kamu mungkin sering melihat kotak atau botol susu bertuliskan UHT dan pasteurisasi di rak supermarket. Keduanya merupakan jenis susu kemasan yang diproses dengan cara yang berbeda.

Baca juga: Sejarah Susu di Indonesia, Dulu Dianggap Darah Putih

Menurut Dr. Epi Taufik, S.Pt, MVPH, M.Si, Kepala Divisi Teknologi Hasil Ternak, Departemen Ilmu Produksi dan Teknologi Peternakan, Fakultas Peternakan, Institut Pertanian Bogor (IPB), ada dua tipe susu berdasarkan proses pengolahannya.

UHT merupakan singkatan dari ultra high temperature. Kata Epi, susu jenis ini sering juga disebut sebagai susu steril.

Susu UHT itu dipanaskan 140-an derajat celsius selama 1-2 detik. Karena dia steril, dia sering disimpan di rak tanpa pendingin di supermarket,” ujar Epi pada Kompas.com, Sabtu (30/5/2020).

Sementara susu pasteurisasi, adalah susu yang dipanaskan tidak sampai steril seperti UHT. Dinamakan pasteurisasi karena penemu metode pasteurisasi bernama Louis Pasteur yang berasal dari Perancis.

Baca juga: Cara Mudah Panaskan Susu Segar, Pasteurisasi ala Rumahan

Ilustrasi proses pasteurisasi susu sapi. SHUTTERSTOCK/SSPOPOV Ilustrasi proses pasteurisasi susu sapi.

Susu pasteurisasi dipanaskan 72-75 derajat celsius selama 15 detik saja. Kalau enggak bisa juga 65 derajat celsius selama 30 menit,” papar Epi.

“Bedanya, kalau di supermarket pasti dia disimpan di lemari pendingin karena lama umur simpannya itu hanya satu bulan,” lanjutnya.

Perbedaan metode yang dilakukan antara keduanya akan memengaruhi masa simpan produk atau yang biasa kamu kenal sebagai tanggal kadaluarsa.

Karena sudah dipanaskan lebih dari 100 derajat celsius, maka susu UHT sudah dalam kondisi steril yang membuatnya lebih tahan lama.

Susu UHT, kata Epi, bisa selama sekitar 2-3 bulan selama tidak dibuka dari kemasannya.

“Ketika sudah dibuka kan sudah kontak dengan udara, tangan. Jadi walaupun UHT kalau sudah buka kemasan dan ditutup lagi, maka harus disimpan di lemari pendingin supaya bakteri tidak masuk dan berkembang,” papar Epi.

Ilustrasi susu sapi segar dalam botol disimpan di kulkas. SHUTTERSTOCK/EKRAMAR Ilustrasi susu sapi segar dalam botol disimpan di kulkas.

Namun pemanasan yang tinggi terhadap susu UHT akan berpengaruh pada zat gizi dan mikronutrisi yang terkandung pada susu.

Pemanasan yang dilakukan apalagi sudah lebih dari 100 derajat celsius, akan menghilangkan sebagian vitamin dan zat gizi yang ada pada susu.

“Makanya kadang ada susu yang difortivikasi, ditambah vitamin nutrisi suplemen gitu setelah disterilisasi,” ujar Epi.

Sementara itu, susu pasteurisasi punya kandungan gizi yang lebih banyak dari pada UHT karena hanya dipanaskan dengan suhu tak lebih dari 100 derajat celsius.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com