Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Apa Bedanya Roti Sourdough dan Roti Biasa? Proses Pembuatan sampai Manfaat

Kompas.com - 02/06/2020, 20:32 WIB
Syifa Nuri Khairunnisa,
Yuharrani Aisyah

Tim Redaksi


KOMPAS.com – Kamu mungkin sering mendengar istilah sourdough dalam dunia roti. Roti sourdough terbuat dari adonan yang difermentasi secara alami.

Baca juga: Viral Sourdough Challenge, Apa Itu Roti Sourdough?

Metode fermentasi alami ini melibatkan ragi dan asam laktat yang terbentuk secara alami dari lingkungan tempat adonan awal atau yang biasa disebut starter difermentasi.

Seperti dilansir dari Food and Wine, selama ribuan tahun proses sourdough jadi satu-satunya cara untuk mengembangkan roti.

Pada 100 tahun lalu, barulah para pemanggang menggunakan ragi komersial yang akan mengubah cara memanggang jadi lebih praktis.

Proses pembuatan ini yang kemudian membedakan roti sourdough dengan roti biasa. Roti sourdough memerlukan campuran starter dalam adonan roti untuk mengembangkannya.

Starter tersebut sudah difermentasi selama beberapa hari. Sementara roti yang menggunakan ragi komersial, proses pengembangannya tak membutuhkan waktu yang sangat lama.

Namun, bukan berarti banyak orang yang akhirnya tak menggunakan adonan sourdough lagi.

Banyak juga yang masih menggunakannya karena roti sourdough dianggap punya rasa dan tekstur yang berbeda, serta lebih sehat daripada roti yang dibuat dengan ragi komersial.

Ilustrasi roti sourdough.shutterstock.com/YipunJJ Ilustrasi roti sourdough.

Manfaat roti sourdough

Roti dianggap mengandung banyak karbohidrat dan punya indeks glikemik yang tinggi.

Roti sourdough telah melalui proses fermentasi yang panjang yang memecah kandungan pati atau tepung di dalamnya yang membuat indeks glikemiknya lebih rendah daripada roti jenis lainnya.

Dalam studi yang membandingkan roti putih, roti gandum, dan roti sourdough, orang yang makan roti sourdough memiliki gula darah dan insulin yang paling rendah pasca makan.

Ketika dimakan langsung, sebagian besar produk roti akan meningkatkan gula darah dan insulin.

Beberapa ahli kesehatan percaya peningkatan ini berkontribusi pada diabetes, penyakit jantung, dan kondisi lainnya.

Tingkat glukosa mereka juga bertahan seperti itu sampai sesi makan berikutnya.

Ilustrasi roti sourdoughshutterstock.com/Zagorulko+Inna Ilustrasi roti sourdough

Di studi lainnya, pasien pra-diabetes memiliki tingkat glukosa dan insulin yang lebih rendah setelah makan roti sourdough jika dibandingkan dengan pasien yang makan roti yang dibuat dengan ragi komersial.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com