KOMPAS.com – Presiden ke-2 Republik Indonesia Soeharto lahir pada 8 Juni 1921. Pada 8 Juni 2013, Museum HM Soeharto didirikan di Dusun Kemusuk, Jalan Nulis–Puluhan, Argomulyo, Bantul, Yogyakarta.
Museum yang berdiri di atas lahan seluas 3.620 meter persegi ini dibagi menjadi beberapa bagian. Kamu bisa kunjungi museum ini saat berwisata ke Yogyakarta, usai pandemi.
Baca juga: Jenang di Pasar Yogya Ini Dulu Langganan Presiden Soeharto
Mengutip situs resminya, museum yang didirikan untuk mengenang jasa Soeharto. Bangunan museum terdiri dari Bangunan Joglo, Rumah Notosudiro, Rumah Atmosudiro, dan Petilasan.
Bangunan Joglo, Rumah Notosudiro, dan Rumah Atmosudiro, menurut Tribunnews, dijadikan sebagai area diorama.
Diorama
Jika ingin melihat dan membaca informasi seputar kehidupan Soeharto dalam diorama, kamu bisa langsung mengarah ke samping kiri joglo.
Salah satunya adalah rekaman yang memperlihatkan 32 tahun masa kepemimpinannya di Indonesia. Ada teknologi interaktif untuk menavigasikan informasi.
Selanjutnya, masuk lebih dalam ke museum untuk melihat koleksi foto Soeharto semasa hidupnya. Ada juga cerita seputar Gerakan 30 September di bagian tengah gedung.
Dalam Museum HM Soeharto, seluruh informasi dibagi menjadi lima selasar. Selasar A berisi seputar kehidupan Soeharto.
Sementara Selasar B memiliki informasi seputar keterlibatan Soeharto dalam Serangan Umum 1 Maret 1949.
Apabila kamu tertarik dengan informasi seputar Trikora, kamu bisa langsung menuju Selasar C untuk melihatnya.
Selasar D menceritakan seputar Gerakan 30 September, sedangkan Selasar E menceritakan masa pembangunan Soeharto.
Homestay
Jika waktu kunjungan ke museum dirasa kurang, kamu bisa menginap di 10 tempat penginapan (homestay) yang dikelola oleh museum.