Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Wisata Spa Kembali Buka, Pariwisata Thailand Mulai Bergairah

Kompas.com - 09/06/2020, 21:03 WIB
Nicholas Ryan Aditya,
Ni Luh Made Pertiwi F.

Tim Redaksi


JAKARTA, KOMPAS.com - Sektor pariwisata Thailand kembali bergairah sejak dibukanya kembali bisnis spa pada bulan ini.

Hal tersebut diungkapkan Rector College of Tourism and Hospitality Rangsit University Thailand, Sasithara Pichai dalam webinar ketiga Indonesia Tourism Forum (ITF) bertajuk "Covid-19's Silver Lining and New Tourism Business Model" Senin (8/6/2020) malam.

Sasithara mengungkapkan, spa sangat penting dalam membantu bangkitnya kembali sektor pariwisata Thailand.

"Spa sudah buka Juni ini untuk massage, sangat penting untuk pariwisata. Salon dan tempat potong rambut pun juga sudah buka," kata Sasithara.

Seperti diketahui, spa merupakan salah satu kegiatan wisata penting dalam sektor pariwisata Thailand. Melalui Thai massage yang mendunia, Thailand mampu menarik wisatawan mancanegara.

Kendati demikian, pariwisata Thailand sama seperti negara lainnya yang sudah melonggarkan negaranya di tengah pandemi Covid-19, melirik terlebih dahulu wisatawan domestik.

Baca juga: New Normal, Penari Tradisional di Thailand Pakai Penutup Wajah

"Kembali bergerak industri pariwisata kami di era new normal ini. Salah satunya karena pembukaan spa dan salon tersebut. Kami masih menarik wisatawan domestik dahulu," jelasnya.

Situasi pembukaan spa di Thailand juga diberitakan oleh Bangkok Post. Salah satu pelaku usaha spa Thailand, Direktur Eksekutif Siam Wellness Group Plc, Narun Wiwattanakrai mengatakan, optimis dapat kembali menarik wisatawan asing setelah adanya pembukaan ini.

"Jika Thailand mengizinkan turis dari negara China, Taiwan, dan Jepang masuk, kami tentunya dapat menyambut mereka kembali segera," jelas Narun seperti dikutip Bangkok Post.

Ilustrasi spa kakiphotosoup Ilustrasi spa kaki

Kini, perusahaan spa di Thailand tengah menggantungkan hidup dari wisatawan domestik. Narun memprediksi wisatawan mancanegara mungkin tak akan datang sampai bulan Oktober 2020.

Menurut Narun, bulan ini pihaknya menginvestasikan 1 juta baht untuk 18 protokol kesehatan dan keselamatan.

Ia memasang mesin pembersih UV-C dan menggunakan sistem pendingin udara tekanan negatif. Hal tersebut dilakukan, kata dia, karena kesehatan adalah faktor utama yang akan dipertimbangkan pelanggan.

"Para tamu lokal dari kalangan menengah ke atas masih memiliki daya beli yang tinggi dan permintaan yang meningkat," ujarnya.

Bangkok Post melaporkan, pada Mei, ada 1.326 bisnis spa dan pijat terdaftar yang beroperasi di Thailand. Adapun 13 perusahaan tutup, menurut Departemen Pengembangan Bisnis.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com