Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

IATA: Travel Bubble Bisa Bantu Industri Penerbangan dan Pariwisata

Kompas.com - 22/06/2020, 16:20 WIB
Nicholas Ryan Aditya,
Kahfi Dirga Cahya

Tim Redaksi


JAKARTA, KOMPAS.com - Beberapa negara tengah membincangkan travel bubble untuk kembali menggerakkan penerbangan internasional bagi negara-negara yang memungkinkan.

Indonesia termasuk dalam negara yang tengah membicarakan perihal travel bubble dengan beberapa negara.

Country Manager of Indonesia dari International Air Transport Association (IATA) Rita Rompas mengaku mendukung rencana travel bubble antara Indonesia dengan beberapa negara seperti China, Jepang, Korea Selatan, dan Australia.

"Kita sudah mulai membicarakannya melalui Kementerian Maritim dan Kementerian Perekonomian, mereka sudah berdiskusi travel bubble dengan China dan kemungkinan tiga negara lain yaitu Jepang, Korea Selatan dan Australia," kata Rita dalam webinar bincang bisnis Asita bertajuk "New Normal Industri Penerbangan: Tata Niaga Baru BPW dan Airlines", Sabtu (20/6/2020).

Baca juga: Apa Itu Travel Bubble? Ini Penjelasan Lengkapnya

Menurutnya, travel bubble dapat membuka kembali penerbangan internasional di beberapa negara tersebut.

Adapun tujuan travel bubble, kata dia, memungkinkan untuk dapat membantu segi bisnis ekonomi dan pariwisata.

"Karena tanpa adanya pergerakan yang diinginkan terus terang industri ini belum bisa melakukan hal-hal yang diperlukan. Jadi tetap aja masih sakit," ujarnya.

Baca juga: Indonesia Berencana Buka Travel Bubble dengan 4 Negara

Ia pun menuturkan dampak dari Covid-19 bagi sektor perjalanan dan pariwisata dapat berlangsung bertahun-tahun, jika pergerakan tidak dilakukan.

Rita memprediksi, dampak Covid-19 bisa hingga tiga tahun mendatang bagi sektor penerbangan.

Pada tahun awal Covid-19, misalnya, Rita menyebut industri penerbangan di dunia kehilangan sebesar 80 miliar dollar AS.

"Itu kerugian yang harus mereka tanggung, jadi kita harapkan tahun 2021 baru bisa mulai," kata Rita.

"Tahun 2022 mungkin dia akan breakeven, 2023 kita harapkan dia akan kembali seperti tahun 2019 dia punya traffic," lanjutnya.

Baca juga: Bagaimana Rencana Travel Bubble di Negara-negara ASEAN?

Terkait hal ini, Rita mengatakan antara maskapai dan travel agent harus duduk bersama memikirkan solusi yang tepat jika suatu waktu travel bubble sudah diterapkan untuk mendongkrak kembali perjalanan internasional dan pariwisata.

"Saya setuju kita semua harus duduk bersama, sama-sama mapping apa yang sebaiknya dilakukan pada saat kita mau mulai lagi kembali terbang di udara," pungkasnya.

Baca juga: Malaysia Berharap Adanya Travel Bubble Bersama Indonesia

Sebelumnya Minister of Tourism, Arts, and Culture Malaysia, Nancy Shukri, menuturkan bahwa Malaysia dan Indonesia diharapkan dapat bekerja sama menciptakan travel bubble.

"Jadi, kami berharap Malaysia dan Indonesia akan memulai travel bubble," katanya dalam webinar “Reset Restart Recover Tourism: Regional Tourism Collaborative Opportunities post-Covid-19 for Malaysia and Indonesia”, Jumat (19/6/2020) malam.

Travel bubble merupakan kondisi ketika dua atau lebih negara yang berhasil mengontrol laju virus corona sepakat untuk menciptakan sebuah gelembung atau koridor perjalanan.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com