BrandzView
Konten ini merupakan kerja sama Kompas.com dengan Kementerian Pariwisata & Ekonomi Kreatif

Yuk, Coba Pengalaman Baru Jadi Responsible Traveler di 5 Destinasi Wisata Bali

Kompas.com - 05/09/2020, 18:03 WIB
Alek Kurniawan,
Agung Dwi E

Tim Redaksi

Jangan mengambil apa pun kecuali gambar.
Jangan meninggalkan apa pun kecuali jejak kaki.
Jangan membunuh apa pun kecuali waktu.

KOMPAS.com – Akrab dengan kalimat-kalimat di atas? Kalimat imbauan tersebut biasanya kerap dijumpai pada papan informasi berbagai destinasi wisata di Indonesia, salah satunya Pulau Bali.

Adapun tujuan dari ketiga imbauan itu untuk mengajak wisatawan selalu bertanggung jawab dan menjaga perilaku ketika sedang menyambangi sebuah destinasi. Istilah ini akrab disebut responsible tourism activity (aktivitas pariwisata yang bertanggung jawab).

Contoh mudahnya adalah masalah sampah. Kompas.com memberitakan pada Senin (20/5/2019), rata-rata wisatawan menghasilkan sampah sebanyak 1,1 kilogram per hari saat berwisata.

Tentu permasalahan sampah tak hanya merusak kondisi alam, tapi juga merugikan warga sekitar yang merasakan langsung dampak buruknya.

Selain menjaga kebersihan dengan membuang sampah pada tempatnya, ada beberapa aktivitas bertanggung jawab lainnya yang bisa dilakukan oleh turis saat berwisata #DiIndonesiaAja.

Salah satunya meliputi pemanfaatan sumber daya lokal, seperti penggunaan jasa pemandu wisata, pemanfaatan penginapan lokal, dan membeli kerajinan tangan khas wilayah setempat.

Dengan cara ini, wisatawan akan membantu mereka bertahan untuk mewarnai dunia pariwisata Indonesia. Aktivitas bertanggung jawab yang dilakukan wisatawan penting pula untuk membuat industri pariwisata dapat sustainable (berkelanjutan).

Berbicara mengenai sustainable, Bali menjadi salah satu destinasi yang gencar mempromosikan wisata berkelanjutan. Sinergi antara alam, budaya, dan masyarakat Bali menjadi kunci utamanya.

Lalu bagaimana langkah nyata yang harus dilakukan wisatawan? Simak ulasan berikut tentang aktivitas bertanggung jawab yang bisa Anda lakukan saat berkunjung ke ragam destinasi wisata di Bali.

Keindahan Air Terjun Sekumpul yang mengalir dari ketinggian 500 meter.DOK. TRIBUNNEWS Keindahan Air Terjun Sekumpul yang mengalir dari ketinggian 500 meter.

1. Air Terjun Sekumpul

Air Terjun Sekumpul berada di Desa Sekumpul, Kecamatan Sawan, Kabupaten Buleleng. Secara harfiah, sekumpul berarti “kelompok”. Nama sekumpul ini pun sesuai dengan panorama yang ditawarkan, yaitu deretan air terjun yang mengalir secara bersamaan dari ketinggian 50 meter.

Untuk menuju destinasi ini, wisatawan harus menuruni tebing dengan ratusan anak tangga, menyeberangi sungai berbatu, dan melintasi kebun kopi milik warga.

Tak hanya itu, sepanjang jalan Anda juga akan disuguhkan pemandangan warga sedang mengolah biji kopi menjadi bubuk yang siap untuk disajikan. Anda pun bisa membeli kopi khas warga setempat untuk dijadikan oleh-oleh.

Dengan membeli produk setempat, Anda akan membantu budidaya kopi dan berkontribusi nyata dalam memberdayakan warga Desa Sekumpul.

Ilustrasi hutan mangrove.DOK. SHUTTERSTOCK Ilustrasi hutan mangrove.

 

2. Ekowisata Mangrove Wanasari

Meskipun terletak tak jauh dari pusat Kota Denpasar, Ekowisata Mangrove Wanasari tampaknya belum menjadi destinasi populer wisatawan. Padahal, destinasi ini menawarkan pemandangan hutan mangrove yang begitu indah.

Selain dapat berkeliling di hutan mangrove yang memiliki luas total 20 hektare, Anda juga bisa menanam bibit pohon bakau. Dengan menanam pohon bakau, wisatawan akan berkontribusi langsung dalam penanggulangan abrasi di wilayah tersebut.

Wisatawan juga berkesempatan untuk melepaskan bibit kepiting ke alam bebas. Aktivitas ini akan membantu menyejahterakan nelayan setempat yang bergantung pada budidaya kepiting.

Warga membuat tenun geringsing di Desa Adat Tenganan, Kecamatan Manggis, Kabupaten Karangasem, Bali, Sabtu (3/2/2018).  Produksi tenun kain geringsing buatan tangan menjadi andalan desa ini.KOMPAS.com/KRISTIANTO PURNOMO Warga membuat tenun geringsing di Desa Adat Tenganan, Kecamatan Manggis, Kabupaten Karangasem, Bali, Sabtu (3/2/2018). Produksi tenun kain geringsing buatan tangan menjadi andalan desa ini.

3. Desa Adat Tenganan Pengringsingan

Bali memiliki segudang pesona budaya yang dapat dinikmati wisatawan. Desa Adat Tenganan Pengringsingan di Kecamatan Manggis, Kabupaten Karangasem, adalah salah satu destinasi yang cocok untuk dikunjungi bila Anda hendak mengenal lebih dalam budaya Bali.

Desa ini juga kerap disebut desa kuno (ancient village) yang sudah ada sejak abad kedelapan. Saat berkunjung ke desa ini, wisatawan akan menemukan kehidupan masyarakat dengan kearifan lokal yang sederhana dan penuh makna, seperti budaya gotong royong yang sangat kental.

Sebagai buah tangan, wisatawan bisa mendapatkan kain tenun gringsing yang melegenda.

Bahkan, warisan budaya ini telah menjadi salah satu ikon dalam uang kertas Rp 75.000 yang baru-baru ini dikeluarkan Bank Indonesia sebagai perayaan hari ulang tahun ke-75 Republik Indonesia.

Ilustrasi salak Bali.DOK. SHUTTERSTOCK Ilustrasi salak Bali.

4. Agrowisata Abian Salak

Masih berada di Kabupaten Karangasem, tepatnya di Desa Sibetan, terdapat destinasi Agrowisata Abian Salak. Sebagai informasi, tempat ini menjadi destinasi utama bila Anda hendak berburu salak Bali.

Saat mengunjungi destinasi ini, wisatawan tak sekadar diajak untuk menikmati salak bali saja. Lebih dari itu, wisatawan bisa belajar tentang bagaimana pembudidayaan salak.

Di sini, Anda juga dapat menikmati ragam kuliner salak yang belum tentu ada di tempat lain. Beberapa di antaranya minuman kopi dari biji salak, minuman teh dari kulit salak, dan ragam olahan daging buah salak, seperti keripik, kurma salak, dan pia.

Ilustrasi pelepasan tukik di Pantai Watu Klotok, Bali.DOK. SHUTTERSTOCK Ilustrasi pelepasan tukik di Pantai Watu Klotok, Bali.

5. Pantai Watu Klotok

Bagi kebanyakan wisatawan domestik dan mancanegara, nama Pantai Watu Klotok mungkin tidak terlalu familiar di telinga mereka, tetapi tidak bagi pencinta konservasi tukik (anak penyu).

Pasalnya, pantai yang terletak di Desa Gelgel, Kabupaten Klungkung ini kerap melepas tukik pada bulan-bulan tertentu, utamanya mulai Mei sampai September.

Perlu diketahui, Watu Klotok dikenal sebagai area penyu langka untuk jenis lekang dan penyu hijau. Wisatawan yang berkunjung pada periode bulan tersebut pun bisa ikut andil dalam pelepasan hewan mungil ini.

Kelima destinasi dengan ragam aktivitas bertanggung jawab yang telah disebutkan di atas merupakan segelintir dari banyaknya destinasi serta aktivitas yang bisa dilakukan di Bali.

Hal terpenting, Anda sebagai wisatawan harus tetap menjaga dan mendukung semua elemen mulai dari destinasi hingga sumber daya lokal agar pariwisata Indonesia tetap berkelanjutan.

Selain itu, jangan lupa untuk selalu menerapkan protokol kesehatan sesuai standar cleanliness, health, safety, dan environmental sustainability (CHSE). Caranya, bisa dengan selalu menjaga kebersihan tubuh, rutin mencuci tangan dengan air sabun atau hand sanitizer, memakai masker setiap saat, menjaga jarak, konsumsi makanan bergizi, dan menjaga kebersihan lingkungan sekitar.

Dengan cara tersebut, wisatawan pun akan merasa aman serta nyaman saat berwisata #DiIndonesiaAja. Siap menjelajah Indonesia?


Terkini Lainnya

komentar di artikel lainnya
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com