Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Desa Adat Wae Rebo Sudah Terima Kembali Wisatawan

Kompas.com - 08/09/2020, 17:16 WIB
Nicholas Ryan Aditya,
Kahfi Dirga Cahya

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Desa Adat Wae Rebo di Nusa Tenggara Timur (NTT) sudah dibuka kembali dan siap menerima wisatawan dengan menerapkan protokol kesehatan.

Desa Adat yang terkenal karena memiliki tujuh bangunan khas berbentuk kerucut itu sebelumnya tutup selama 6 bulan akibat pandemi Covid-19.

Melalui rilis yang diterima Kompas.com, Selasa (8/9/2020), Direktur Utama Badan Otorita Pariwisata Labuan Bajo Flores (BOPLBF) Shana Fatina mengumumkan informasi pembukaan kembali Desa Adat Wae Rebo.

Baca juga: Jangan Mengaku Pernah ke Flores sebelum Mengunjungi Wae Rebo

"Kami sangat senang, karena Desa Adat Wae Rebo telah di buka kembali oleh Gubernur NTT," kata Shana.

"Kami siap mendukung pendampingan kepada masyarakat Wae Rebo mulai dari protokol kesehatan hingga penyediaan fasilitas fisik untuk CHSE," lanjutnya.

Ia sebelumnya mendampingi Gubernur NTT, Viktor Bungtilu Laiskodat saat melakukan kunjungan kerja ke Desa Adat Wae Rebo pada Minggu (6/9/2020).

Kampung Wae Rebo, Manggarai, Nusa Tenggara Timur (Juli 2020)Pankrasius Purnama Kampung Wae Rebo, Manggarai, Nusa Tenggara Timur (Juli 2020)
Wisatawan wajib terapkan protokol kesehatan

Pada era adaptasi kebiasaan baru, ada aturan yang wajib ditaati pengunjung ketika datang ke Desa Adat Wae Rebo.

Shana menuturkan, wisatawan yang berkunjung ke desa ini nantinya diwajibkan untuk mematuhi protokol kesehatan untuk menjaga keamanan, khususnya kesehatan masyarakat dan wisatawan.

Baca juga: Semalam di Wae Rebo, Desa di Atas Awan...

Pengunjung wajib mengenakan masker, mengecek suhu tubuh sebelum pendakian, dan akan diatur daya tampung untuk penerapan jaga jarak fisik.

“Kami sudah berkoordinasi dengan Pokdarwis setempat agar menempatkan petugas di pintu masuk kedatangan untuk memastikan wisatawan yang datang berkunjung sudah memakai masker dan melakukan pengecekan suhu sebelum melakukan pendakian," kata Shana.

"Selain itu juga akan diatur daya tampung untuk penerapan sosial disctancing di dalamnya," jelasnya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com