BrandzView
Konten ini merupakan kerja sama Kompas.com dengan Kementerian Pariwisata & Ekonomi Kreatif

Menyibak Keindahan Danau Toba, Surga Petualangan di Tanah Tapanuli

Kompas.com - 12/09/2020, 18:57 WIB
Agung Dwi E,
Sri Noviyanti

Tim Redaksi

“Mens Sana in Corpore Sano”

KOMPAS.com – Di dalam tubuh yang sehat terdapat jiwa yang sehat pula, begitulah kira-kira makna ungkapan di atas. Ungkapan bahasa Latin tersebut barangkali tepat untuk diresapi selama menjalani aktivitas di masa pandemi Covid-19.

Beradaptasi dan hidup “berdampingan” dengan Covid-19 membutuhkan jiwa dan raga yang sehat. Keduanya dapat membantu meningkatkan sistem imunitas sehingga meminimalisasi kemungkinan tertular.

Meski begitu, untuk mendapatkan keduanya bukan perkara mudah. Saat pandemi melanda, kegiatan di luar rumah dibatasi demi mengontrol persebaran virus corona baru atau SARS-CoV-2.

Akibatnya, aktivitas fisik bisa berkurang. Pola makan pun cenderung berubah dan tidak teratur. Ditambah lagi, ketidakpastian kondisi akibat pandemi membuat orang semakin waswas. Alhasil, kesehatan jiwa dan raga dapat menurun.

Kegiatan berolahraga dan travelling dipercaya dapat membantu menjaga kesehatan jiwa dan raga. Kedua kegiatan ini, seperti dikutip dari NBC News (19/5/2017), dapat memicu aktivitas fisik yang bisa meningkatkan fungsi organ tubuh serta mengurangi potensi serangan jantung, hipertensi, dan penyakit lainnya.

Baca juga: Cerita Travelling Dion Wiyoko di Banyuwangi, Mulai dari Protokol Kesehatan hingga Keindahan Wisata Alam

Terkait kesehatan jiwa, menurut beberapa studi, olahraga dan travelling dapat memicu produksi hormon endorfin yang berperan dalam menghilangkan perasaan khawatir. Hormon tersebut turut pula memicu energi positif serta menimbulkan perasaan puas dan bahagia.

Untuk memaksimalkan potensi manfaat tersebut, aktivitas wisata bertema olahraga dan petualangan bisa menjadi jalan terbaik. Saat ini, beragam destinasi wisata menawarkan ragam aktivitas tersebut bagi pelancong yang berkunjung.

Namun masalahnya, bisakah kegiatan travelling bertema olahraga dan petualangan dilakukan di masa pandemi Covid-19?

Travelling sebenarnya masih mungkin dilakukan di masa pandemi. Dengan catatan, travelling dilakukan #DiIndonesiaAja dan menerapkan protokol kesehatan Cleanliness, Health, Safety, dan Environmental Sustainability (CHSE) yang telah ditetapkan Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf).

Beberapa kota di Indonesia sudah mulai membuka sektor pariwisata bagi turis dalam negeri. Destinasi wisata Danau Toba, Sumatera Utara, misalnya, telah dibuka sejak Juli 2020. Bandara Silangit yang menjadi akses ke destinasi tersebut juga sudah membuka penerbangan domestik sejak Juni 2020.

Danau terbesar di Indonesia itu dapat menjadi destinasi tepat untuk berwisata sambil berolahraga atau berpetualang. Pasalnya, selain keindahan alam, Danau Toba menawarkan beragam aktivitas sport tourism dan adventures travelling.

Baca juga: Yuk, Coba Pengalaman Baru Jadi Responsible Traveler di 5 Destinasi Wisata Bali

Badan Otorita Pariwisata Danau Toba juga sedang memaksimalkan potensi pariwisata tersebut untuk menarik wisatawan dalam negeri.

“Potensi yang ada di Danau Toba mulai berkemah, berkuda, canyoning, pendakian, dan lainnya. Mulai dari nusa, tirta, dan dirgantara, kita berpotensi itu,” kata Direktur Utama Badan Otorita Pariwisata Danau Toba Arie Prasetyo, seperti diberitakan Kompas.com, Rabu (18/6/2020).

Khusus di masa pandemi, Badan Otorita Pariwisata Danau Toba menawarkan konsep tailor-made trips and adventure, seperti bersepeda, dan small group adventure, seperti hiking dan camping.

Ditambah dengan protokol kesehatan, seperti pemeriksaan suhu, memakai masker, menjaga jarak, dan sering mencuci tangan, tiga konsep wisata tersebut dianggap dapat meminimalisasi penularan Covid-19. Wisatawan pun dapat nyaman beraktivitas tanpa khawatir.

Apa saja aktivitas wisata olahraga atau petualangan yang bisa dilakukan pelancong di Danau Toba? Berikut Kompas.com rangkumkan dari beragam sumber.

Bersepeda dengan lanskap Danau Toba

Bersepeda di dalam kota mungkin sudah menjadi hal biasa saat ini. Namun, lain cerita bila kegiatan tersebut dilakukan di alam terbuka dengan suhu sejuk antara 20-24 derajat Celcius, plus pemandangan lanskap danau dan pegunungan.

Menikmati pemandangan Danau Toba usai bersepeda.Dok. TRIBUN-MEDAN.com/SILFA HUMAIRAH Menikmati pemandangan Danau Toba usai bersepeda.

Pengalaman menarik tersebut bisa didapat di Danau Toba. Wisatawan dapat mencicipi beragam trek sepeda, mulai dari trek datar, naik, hingga turun, di danau yang memiliki panjang sekitar 87 kilometer (km) dan lebar 27 km.

Lantaran Danau Toba begitu luas, wisatawan dapat bersepeda di beberapa titik, seperti Berastagi, Tigaras, Tuktuk, Samosir, Tapanuli Utara, Tongging, dan banyak lagi.

Di antara banyak titik tersebut, rute Samosir menjadi favorit wisatawan. Pasalnya, Pulau Samosir yang berada di danau purba ini menyajikan ragam pemandangan menarik.

Wisatawan bisa mengambil rute-rute pendek atau menjajal rute panjang ala pesepeda profesional. Bila ingin merasakan pengalaman lebih berkesan, wisatawan bisa mencoba rute panjang Pelabuhan Nainggolan menuju Pangururan.

Jalan di rute sepanjang 43,2 km ini tergolong datar dengan panorama persawahan, perbukitan, dan tentu saja Danau Toba yang bisa disaksikan di sebelah kiri trek.

Di ujung rute, traveller dapat melepaskan lelah sambil berendam di sumber air panas Gunung Pusuk Buhit. Jangan lupa bersantap dan menyesap kopi di restoran lokal yang ada di kaki gunung tersebut.

Selain di Samosir, aktivitas sepeda juga bisa dilakukan di Huta Ginjang. Desa di Tapanuli Utara ini mempunyai ketinggian 1.550 meter di atas permukaan laut (mdpl).

Dari titik itu, wisatawan sudah bisa melihat pesona Danau Toba secara menyeluruh. Wisatawan akan menyusuri trek menurun dan berkelok-kelok dari Huta Ginjang menuju pelabuhan penyeberangan ke Pulau Samosir.

Trekking dan camping di perbukitan

Kegiatan olahraga lain yang dapat dilakukan di Danau Toba adalah trekking dan camping. Kawasan yang termasuk 5 destinasi superprioritas ini menyajikan banyak spot untuk dieksplorasi, baik trekking maupun camping.

Panorama Danau Toba dilihat dari puncak Bukit Holbung.Dok. Shutterstock Panorama Danau Toba dilihat dari puncak Bukit Holbung.

Bukit Holbung, misalnya. Bukit yang lebih dikenal sebagai bukit teletubbies ini terletak di Desa Janjimarhatan, Kabupaten Samosir.

Sebutan itu bukan tanpa alasan. Pemandangan bukit dengan ketinggian kurang lebih 1.350 mdpl ini memang mirip bukit di serial anak Teletubbies. Pemandangan di sana didominasi jajaran bukit dan sabana plus hamparan air Danau Toba.

Perjalanan menuju puncak bukit dapat dimulai dari Huta Holbung. Desa tersebut konon telah berusia 200 tahun. Penduduk desa ini juga menyambut terbuka wisatawan yang berkunjung. Total, ada sekitar 500 penduduk yang mendiami desa tersebut.

Baca juga: 5 Kuliner Mi Legendaris Bandung yang Patut Dicoba

Perjalanan trekking ke puncak Bukit Holbung tidak butuh waktu lama, sekitar 10 hingga 15 menit. Treknya pun sudah tertata rapi dengan beberapa anak tangga dan jalan setapak.

Sepanjang perjalanan, pelancong disuguhi hamparan sabana, lanskap perbukitan, dan pesona Danau Toba. Sesampai puncak, letih akibat perjalanan akan terbayar, sebab panorama indah dapat ditemui di tiap sudut bukit.

Bila ingin camping, pengunjung harus meminta izin penjaga setempat. Namun sebelumnya, siapkan dulu peralatan yang lengkap untuk camping seperti tenda, alat masak, jaket, logistik makanan dan minuman, serta alat makan.

Carilah lokasi yang tidak terlalu terbuka agar terlindung dari angin. Lokasi tepat akan membuat camping makin nyaman. Saat camping, jangan sampai kelewatan pemandangan sunrise ya. Sebab, keindahan sinar matahari oranye dari balik perbukitan dan latar Danau Toba patut diabadikan dalam ingatan maupun kamera.

Air terjun Sipiso-piso.Dok. Shutterstock Air terjun Sipiso-piso.

Selain di Bukit Holbung, trekking dan camping juga bisa dilakukan di Gunung Pusuk Buhit. Gunung berketinggian 1.972 mdpl di Pulau Samosir ini menawarkan trek menarik, mulai trek melingkari bukit, tanjakan curam, dan turunan.

Panorama di Gunung Pusuk Buhit pun tak kalah memesona dibandingkan Bukit Holbung. Jika rute Bukit Holbung lebih banyak didominasi sabana, vegetasi di Gunung Pusu Buhit lebih beragam. Selain sabana, pendaki akan mendapati trek dengan hamparan pohon pinus. Di sana, bunga matahari yang sedang mekar juga bisa disaksikan.

Sesampai di puncak, pendaki akan disuguhi hamparan pegunungan Bukit Barisan, persawahan di kaki gunung, dan Danau Toba. Panorama ini akan mengobati rasa lelah setelah berjalan selama 4 jam.

Masih ada lagi pengalaman trekking seru lain, seperti mengunjungi air terjun Sipiso-piso di Kabupaten Karo. Untuk sampai di air terjun dengan ketinggian 120 meter, traveller harus berjalan menyusuri anak tangga menurun selama 1 jam.

Sepanjang perjalanan, pengunjung bakal disuguhi pemandangan Danau Toba yang ada di sebelah kiri. Siapkan kamera atau ponsel saat menempuh trek ini karena banyak pemandangan menarik untuk diabadikan.

Kayaking di arus tenang

Kurang lengkap bila mengunjungi Danau Toba tanpa menjajal pengalaman kayaking. Beberapa penginapan di daerah Tuktuk, Samosir, menyediakan fasilitas kayak.

Kayaking di Danau Toba.Dok. TRIBUN-MEDAN.com Kayaking di Danau Toba.

Biasanya, waktu tepat untuk menjajal olahraga ini pada pukul 8 hingga 10 pagi. Pada rentang waktu itu, perairan Danau Toba cukup tenang dan udaranya pun sejuk.

Selain menyewa untuk sekadar menjajal kayaking, wisatawan juga bisa mencoba tur kayak yang dipandu oleh tour guide dan pendayung profesional. Tur ini akan menyuguhkan pengalaman berbeda lantaran wisatawan bisa menjelajahi obyek wisata yang hanya bisa dijelajahi dengan kayak.

Bahkan, bisa dibilang wisatawan akan merasakan pengalaman langka yang hanya didapat di Danau Toba. Tak heran banyak orang menyebut kayaking di Danau Toba adalah pengalaman sekali seumur hidup.

Baca juga: Camping sampai Offroad di Danau Toba, Aneka Potensi Wisata Petualangan Dairi

Tur ini biasanya terbagi dalam tiga tipe berdasarkan jarak. Untuk pemula, wisatawan bisa menjajal rute Tongging-Silalahi yang berjarak 12 km dan ditempuh selama 2-3 jam.

Ada pula rute Tongging-Samosir yang berjarak 50 km. Tur kayak ini cocok untuk wisatawan yang ingin menjajal pengalaman mendayung selama 4-5 jam per hari. Rute ini bisa ditempuh dalam waktu 2-3 hari dengan bonus bermalam di beberapa titik, baik di guesthouse maupun camping site.

Paling menantang adalah rute Lingkar Utara yang berjarak 175 km. Rute ini cocok untuk pelancong yang memang sudah berpengalaman mendayung. Kurang lebih rute ini ditempuh dalam waktu satu minggu.

Pelancong akan mendayung selama 6-7 jam per hari. Sama seperti tur rute Tongging-Samosir, peserta tur Lingkar Utara juga akan mendapatkan pengalaman bermalam di guesthouse dan camping site.

Itu tadi beragam wisata bertema olahraga dan petualangan yang bisa dilakukan di Danau Toba. Selain sehat, berwisata di sana dapat membantu mengurangi stres akibat pandemi.

Tenang, otoritas pengelola Danau Toba sudah menyiapkan protokol kesehatan agar wisatawan nyaman berkunjung. Protokol ini sesuai panduan CHSE yang dikeluarkan Kemenparekraf untuk meminimalisasi penularan Covid-19.

Meski demikian, wisatawan juga mesti menyiapkan hygiene kit berisi masker, hand sanitizer, dan disinfektan di ransel maupun kopor. Jangan lupa membawa vitamin untuk keperluan sehari hari agar daya tahan tubuh terjaga saat berwisata #DiIndonesiaAja.


komentar di artikel lainnya
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com