Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

5.312 Desa di Jabar Berpotensi Jadi Desa Wisata, Apa Syaratnya?

Kompas.com - 06/10/2020, 16:04 WIB
Nabilla Ramadhian,
Anggara Wikan Prasetya

Tim Redaksi

KOMPAS.com – Kepala Dinas Pariwisata Jawa Barat (Jabar) Deddy Taufik mengatakan, 5.312 desa wisata di Jabar berpotensi untuk dikembangkan.

Meski begitu, desa-desa tersebut akan dilihat berdasarkan potensi yang dimiliki untuk dikategorikan dalam sejumlah klasifikasi.

“Ada kriteria embrio, berkembang, dan maju. Kita akan lihat dulu beberapa desa itu masuk klasifikasi mana,” kata Deddy kepada Kompas.com, Senin (5/10/2020).

Jika sebuah desa wisata masuk dalam kategori embrio, pihaknya akan bantu mengangkat perekonomiannya melalui pelatihan sumber daya masyarakat dan pengelolaan tempat wisata yang sudah ada.

Baca juga: Kuningan Kembangkan Wisata Alam dan Kesenian Daerah

Apabila sebuah desa wisata memiliki potensi seperti alam atau kerajinan tangan, tetapi belum ada tempat wisata, pihaknya akan bantu membuatkan tempat wisata.

“Kalau kategori berkembang, kita coba kombinasikan dengan keunikan. Bisa saja wisata alamnya, ekonomi kreatifnya,” imbuh Deddy.

Apa saja yang harus dimiliki sebuah desa?

Deddy melanjutkan, pihaknya memiliki buku pedoman terkait pengembangan sebuah desa untuk bisa menjadi desa wisata.

Di sana terdapat sejumlah syarat yang harus dimiliki sebuah desa agar bisa menarik wisatawan guna memajukan perekonomian masyarakat setempat, salah satunya adalah keunikan.

“Ada juga alamnya, budaya. Atau tempat wisata buatan. Itu bisa diangkat, boleh saja ada yang buatan manusia,” tutur Deddy.

Baca juga: Bekasi Bakal Punya Wisata Alam Pertama Sekeren di Korea Selatan Asal...

Berbicara tentang keunikan, Deddy mengatakan hal tersebut tidak hanya terpaku pada tempat wisata atau pesona alamnya saja yang ditawarkan.

Sebagai contoh, Deddy menjelaskan bahwa desa yang perekonomiannya yang berjalan pada bidang kreativitas seperti kerajinan tangan bisa dibantu oleh pihaknya untuk dikembangkan menjadi desa wisata.

Pemandangan Situ Sanghiang Kendit dan Kampung Katumbiri di Desa Cibeureum Kecamatan Cilimus Kabupaten Kuningan Jawa Barat, Selasa (10/12/2019). Keduanya merupakan bagian dari objek wisata Desa Wisata Kopi Cibeureum yang baru diresmikan oleh Pemerintah Daerah Kabupaten Kuningan dan Kantor Perwakilan Bank Indonesia Cirebon.MUHAMAD SYAHRI ROMDHON Pemandangan Situ Sanghiang Kendit dan Kampung Katumbiri di Desa Cibeureum Kecamatan Cilimus Kabupaten Kuningan Jawa Barat, Selasa (10/12/2019). Keduanya merupakan bagian dari objek wisata Desa Wisata Kopi Cibeureum yang baru diresmikan oleh Pemerintah Daerah Kabupaten Kuningan dan Kantor Perwakilan Bank Indonesia Cirebon.

“Sekarang misalnya keunikan di desa itu adalah kerajinan golok. Itu bisa kita kembangkan jadi desa wisata golok. Kalau dasarnya kopi karena banyak perkebunan kopi, kita angkat kopinya,” kata Deddy.

Sementara untuk alam, sebuah desa tidak perlu memiliki gunung, hutan rimba, atau air terjun. Jika sebuah desa memiliki pantai, mereka bisa dikembangkan menjadi desa wisata.

Baca juga: 6 Obyek Wisata Sekitar Gunung Ciremai Kuningan

Salah satunya adalah Desa Pantai Mekar di Kecamatan Muara Gembong, Kabupaten Bekasi yang memiliki pantai dan ekowisata tanaman bakau.

Ada juga Desa Segarajaya di Kecamatan Tarumajaya, Kabupaten Bekasi yang memiliki taman wisata hutan bakau.

“Kita lihat kriteria apa saja yang dimiliki di sana, sarana prasarana, infrastruktur. Baik klasifikasi embrio, berkembang, dan maju bakal dipromosiin,” ujar Deddy.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com