Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Apa Itu Post-Holiday Syndrome? Berikut Cara Mencegahnya

Kompas.com - 05/01/2021, 07:07 WIB
Syifa Nuri Khairunnisa,
Anggara Wikan Prasetya

Tim Redaksi

Sumber Healthline


KOMPAS.com – Kamu baru saja pulang dari satu sesi liburan yang menyenangkan. Entah tempat yang begitu berkesan, atau pengalaman liburanmu memang begitu sulit dilupakan.

Sesampainya di rumah, kamu mungkin tidak merasa lega, melainkan malah merasakan kesedihan. Kamu akan terus menerus memikirkan saat-saat liburanmu yang menyenangkan itu.

Sedikit mengenang memang tak ada salahnya. Namun jika terus menerus memikirkannya sampai mengganggu produktivitasmu sehari-hari, bisa jadi kamu tengah mengalami kondisi post-vacation blues (PVB) atau post-holiday syndrome (PHS).

Apa itu post-holiday syndrome?

Seperti tertera dalam berita Kompas.com, post-holiday syndrome menurut psikolog Ratih Ibrahim adalah suatu kondisi yang membuat kualitas dan produktivitas hidup seseorang menjadi terganggu.

“Ini (PHS) terjadi pada seseorang setelah liburan. Biasanya karena liburannya terlalu lama. Mood dia masih liburan, padahal dia sudah harus kembali dan berfungsi dalam ritme hidup yang normal seperti kerja atau belajar,” kata Ratih.

Gejala umum PHS di antaranya adalah rasa malas, tidak bersemangat, tidak antusias, dan tidak ceria dalam melakukan rutinitas sehari-hari. Kamu akan merasa uring-uringan.

Baca juga: Apakah Kamu Terkena Depresi Usai Liburan? Ini Gejalanya

Untuk anak-anak, biasanya mereka akan selalu ingin bermain, sehingga mengganggu waktu belajar. Sementara untuk orang dewasa, PHS akan membuat mereka sering mengeluh.

Menurut Psikolog Mira Amir, PHS juga dapat terjadi jika seseorang merasa tidak bahagia di tempat asalnya. Namun, ia akan merasa bahagia di tempat yang dijadikan tujuan untuk berlibur.

“Orang akan menyenangi tempat yang membuat mereka senang dan nyaman. Kalau sampai seseorang lebih menyenangi tempat liburan dan tidak ingin pulang, terlebih lagi anak-anak, maka orang tua pasti akan berpikir ada yang salah dengan rumah mereka,” tutur Mira.

Kenapa kita bisa mengalami post-holiday syndrome?

Liburan sebenarnya sangat baik untuk kesehatan mental seseorang. Namun, kenapa sehabis liburan seseorang bisa mengalami PHS?

Dilansir Healthline, salah satu sebab orang mengalami PHS adalah kebahagiaan yang dirasakan saat liburan biasanya tidak bertahan lama. Ketika liburan selesai, orang-orang akan kembali ke tingkat kebahagiaan mereka yang biasanya dalam beberapa hari.

Menurut Mira, hal tersebut bisa disebabkan beberapa hal. Misalnya, keadaan rumah yang tidak sebersih atau sebagus tempat mereka menginap ketika berlibur.

IlustrasiShutterstock Ilustrasi

Keadaan rumah yang jauh berbeda dengan lokasi liburan tentu saja bisa membuat seseorang sedih. Sementara untuk anak-anak, mereka bisa saja merasakan perbedaan antara lingkungan keluarga saat liburan dengan lingkungan keluarga di luar liburan.

Misalnya, keluarga saat sedang liburan bisa bersenang-senang. Namun saat kembali ke rumah, keluarga kembali sering bertengkar. Apalagi jika anak-anak harus kembali masuk sekolah setelah berlibur.

Baca juga: Usai Liburan Malah Tidak Produktif di Kantor? Simak Cara Atasi Post Vacation Blues

Mira melanjutkan, PHS bisa terjadi karena adanya sesuatu yang tidak bisa dipenuhi di tempat tinggal mereka dan bisa terpenuhi di tempat liburan atau saat liburan.

Seperti tuntutan pencapaian, keharmonisan, kondisi tempat tinggal, dan kebebasan yang dirasakan saat liburan.

Halaman:
Sumber Healthline
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com