Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kabupaten Bandung Mulai PPKM, Tempat Wisata Dipantau Ketat

Kompas.com - 14/01/2021, 08:50 WIB
Syifa Nuri Khairunnisa,
Kahfi Dirga Cahya

Tim Redaksi


KOMPAS.com – Kepala Dinas Pariwisata dan Budaya (Kadisparbud) Kabupaten Bandung Barat Yosep Nugraha memastikan akan melakukan pemantauan ketat terhadap tempat wisata selama masa Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat 11 – 25 Januari 2021.

Menurutnya, kebijakan PPKM tersebut dilakukan semata-mata demi kepentingan kesehatan masyarakat untuk menekan tingkat penyebaran kasus Covid-19 yang terus meningkat.

Tak itu saja, kebijakan ini juga cukup penting untuk kelanjutan usaha pariwisata dan juga perekonomian daerah.

“Kita harus merespon ya dengan menaati ketentuan PPKM ini. Karena nanti kalau kasusnya terus meningkat, malah bisa mungkin terjadi penutupan,” kata Herman ketika dihubungi Kompas.com, Rabu (13/1/2021).

Baca juga: PHRI Jabar: PPKM Bisa Buat Okupansi Hotel Terjun Bebas

Pemantauan ketat operasional tempat wisata

Langkah pertama Disparbud dalam merespon situasi PPKM adalah dengan mengeluarkan Surat Edaran (SE) Kadisparbud terkait petunjuk operasional tempat wisata, kebudayaan, dan ekonomi kreatif di wilayah Kabupaten Bandung.

Nantinya, SE tersebut akan jadi pegangan bagi para pejabat di wilayah termasuk para camat dan kepala desa. Pasalnya, mereka juga akan membantu melakukan pemantauan terhadap tempat wisata.

Selain itu, Disparbud juga nantinya akan melakukan pemantauan langsung terhadap lokasi wisata yang ada di Kabupaten Bandung. Pemantauan dilakukan terutama saat akhir pekan, yakni hari Jumat, Sabtu, dan Minggu.

Wisatawan bermain arung jeram di Wana Wisata RahongDok. Instagram @rahong_petak_43c Wisatawan bermain arung jeram di Wana Wisata Rahong

“Selain itu, Satgas Covid-19 Kabupaten Bandung yang dilaksanakan oleh Satpol PP dibantu oleh aparat kepolisian dan TNI juga akan melakukan pengamanan, monitoring, dan pengawasan terhadap objek-objek wisata yang diatur dalam SE tersebut,” jelas Herman.

Pemantauan tersebut termasuk adanya pemeriksaan syarat hasil negatif rapid test antigen yang berlaku untuk pendatang dari luar daerah.

Pemeriksaan tersebut tidak akan dilakukan di tempat wisata. Namun bisa jadi dilakukan di hotel-hotel yang dilaksanakan oleh pelaku usaha secara mandiri.

Dampak PPKM

Terkait dampak adanya PPKM, Herman mengaku bahwa dipastikan akan ada pengurangan tingkat kunjungan. Namun, ia sendiri belum bisa memastikan seberapa banyak pengurangan tersebut.

“Karena ini terjadi berbagai macam pembatasan. Mulai dari waktu (operasional), jumlah kunjungan, mobilitas orang, dan sebagainya. Tapi inilah yang harus kita pahami sebagai konsekuensi dari pandemi yang sedang melanda negeri ini,” pungkasnya.

Aturan lainnya

Beberapa aturan terkait PPKM di wilayah Kabupaten Bandung diatur dalam SE Bupati Bandung Nomor 4431/51/HUK tentang PPKM untuk Pengendalian Penyebaran Covid-19 di Wilayah Kabupaten Bandung.

Khusus tempat-tempat wisata yang berada di kawasan Kabupaten Bandung, dipastikan akan tetap dibuka dengan pembatasan yang ketat. Hal tersebut diatur lebih lanjut dalam SE Nomor 556/54/Disparbud dan SE Nomor 556/64/Disparbud.

Jembatan yang melintang di atas kebun teh Wayang Windu Panenjoan dengan latar belakang sunsetDok. Instagram @wwp1800skypark Jembatan yang melintang di atas kebun teh Wayang Windu Panenjoan dengan latar belakang sunset

Tempat wisata tetap diizinkan buka dengan jam operasional yang terbatas, yakni mulai pukul 08.00 – 17.00 WIB dengan jumlah kunjungan maksimal 25 persen dari kapasitas pengunjung.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Panduan Lengkap ke Desa Wisata Koto Kaciak, Simak Sebelum Datang

Panduan Lengkap ke Desa Wisata Koto Kaciak, Simak Sebelum Datang

Travel Tips
Traveloka Resmikan Wahana Baru di Kidzania Jakarta, Ada Diskon 25 Persen

Traveloka Resmikan Wahana Baru di Kidzania Jakarta, Ada Diskon 25 Persen

Travel Update
Barcelona Hapus Rute Bus dari Google Maps, Ini Alasannya

Barcelona Hapus Rute Bus dari Google Maps, Ini Alasannya

Travel Update
4 Tips Berkunjung ke Desa Wisata Koto Kaciak, Datang Pagi Hari

4 Tips Berkunjung ke Desa Wisata Koto Kaciak, Datang Pagi Hari

Travel Tips
Cara Menuju ke Desa Wisata Lerep Kabupaten Semarang

Cara Menuju ke Desa Wisata Lerep Kabupaten Semarang

Jalan Jalan
4 Oleh-Oleh Desa Wisata Koto Kaciak, Ada Rinuak dan Celana Gadebong

4 Oleh-Oleh Desa Wisata Koto Kaciak, Ada Rinuak dan Celana Gadebong

Travel Tips
Istana Gyeongbokgung di Korea Akan Buka Tur Malam Hari mulai Mei 2024

Istana Gyeongbokgung di Korea Akan Buka Tur Malam Hari mulai Mei 2024

Travel Update
Desa Wisata Lerep, Tawarkan Paket Wisata Alam Mulai dari Rp 60.000

Desa Wisata Lerep, Tawarkan Paket Wisata Alam Mulai dari Rp 60.000

Jalan Jalan
Itinerary Seharian Sekitar Museum Mpu Tantular Sidoarjo, Ngapain Saja?

Itinerary Seharian Sekitar Museum Mpu Tantular Sidoarjo, Ngapain Saja?

Jalan Jalan
 7 Olahraga Tradisional Unik Indonesia, Ada Bentengan

7 Olahraga Tradisional Unik Indonesia, Ada Bentengan

Jalan Jalan
5 Tips Liburan dengan Anak-anak Menggunakan Kereta Api Jarak Jauh

5 Tips Liburan dengan Anak-anak Menggunakan Kereta Api Jarak Jauh

Travel Tips
Mengenal Desa Wisata Koto Kaciak, Surga Budaya di Kaki Bukit Barisan

Mengenal Desa Wisata Koto Kaciak, Surga Budaya di Kaki Bukit Barisan

Jalan Jalan
Aktivitas Wisata di Bromo Ditutup mulai 25 April 2024, Ini Alasannya

Aktivitas Wisata di Bromo Ditutup mulai 25 April 2024, Ini Alasannya

Travel Update
Bali Jadi Tuan Rumah Acara UN Tourism tentang Pemberdayaan Perempuan

Bali Jadi Tuan Rumah Acara UN Tourism tentang Pemberdayaan Perempuan

Travel Update
Hari Kartini, Pelita Air Luncurkan Penerbangan dengan Pilot dan Awak Kabin Perempuan

Hari Kartini, Pelita Air Luncurkan Penerbangan dengan Pilot dan Awak Kabin Perempuan

Travel Update
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com