Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Bagaimana Konsep Wisata Halal di Indonesia?

Kompas.com - 27/01/2021, 16:20 WIB
Nabilla Ramadhian,
Kahfi Dirga Cahya

Tim Redaksi

KOMPAS.com – Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Menparekraf) Sandiaga Uno diminta mengembang wisata halal oleh Wakil Presiden Ma’ruf Amin.

Menanggapi hal tersebut, Chairman Indonesia Tourism Foum yang sempat menjabat sebagai mantan Wamenparekraf 2011-2014 Sapta Nirwandar mengatakan bahwa wisata halal adalah upaya untuk memberikan pelayanan ramah Muslim di destinasi wisata.

Baca juga: Debat Warganet Soal Wisata Halal, Sandiaga: Sangat Tidak Perlu

“Prospek wisata halal yang sekarang jadi perdebatan, wisata halal itu layanannya menurut pak Ma’ruf. Jangan dikatakan tentang destinasi melainkan pelayanannya. Ini yang penting,” ujarnya.

Hal tersebut dia ungkapkan dalam webinar World Tourism Day Indonesia bertajuk “Talkshow Indonesia Tourism Outlook 2021 & Beyond”, Rabu (27/1/2021).

Menurutnya, wisatawan Muslim yang bepergian ke suatu destinasi wisata juga membutuhkan pelayanan ekstra terutama yang berkaitan dengan makanan dan tempat untuk beribadah.

“Yang dimaksud wisata halal itu pelayanannya. Itu sesuatu yang wajar. Kenapa? Karena kalau Muslim, shalat lima waktu masa ditunda. Di Jakarta, tidak ada mal yang tidak punya mushalla,” jelasnya.

Baca juga: 5 Layanan di Hotel Syariah, Beri Salam Sesuai Syariat Islam

Sapta menambahkan, adanya pelayanan ramah Muslim di restoran juga dapat menguntungkan para pemilik usaha.

“Restoran halal punya dua pelanggan. Pelanggan Muslim dan non-Muslim. Kalau restoran yang hanya menjual makanan untuk non-Muslim, mereka hanya punya pelanggan non-Muslim saja. Jangan takut dengan wisata halal,” sambungnya.

Perkembangan pariwisata ramah Muslim di dunia

Dalam pembahasan soal wisata halal, Sapta turut memaparkan data yang bersumber dari DinarStandard berjudul Ekonomi Islam Global Laporan 2020/2021 yang dipublikasi melalui Salaam Gateway pada November 2020.

Melalui data tersebut, tercatat ada lima negara yang menduduki peringkat paling atas dengan pengeluaran paling tinggi yang dilakukan oleh wisatawan Muslim yang liburan ke luar negeri pada 2019.

Pada tahun tersebut, sebanyak 200,3 juta perjalanan telah dilakukan oleh wisatawan Muslim global dengan pengeluaran mengalami kenaikan sebanyak 2,7 persen menjadi 194 miliar dolar AS.

Baca juga: KTO: Wisatawan Muslim Indonesia di Korea Selatan Meningkat

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com