Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pentingnya Masukkan Faktor Perubahan Iklim untuk Capai Pariwisata Berkelanjutan

Kompas.com - 11/03/2021, 10:10 WIB
Syifa Nuri Khairunnisa,
Anggara Wikan Prasetya

Tim Redaksi


KOMPAS.com – Faktor kontribusi terhadap perubahan iklim dinilai sangat krusial untuk mencapai target pariwisata berkelanjutan yang digaungkan Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf) serta para pelaku pariwisata lainnya.

Hal tersebut disampaikan Chief Strategic Advisor Kemenparekraf Dino Patti Djalal dalam acara diskusi strategis Redefining Sustainable Tourism Roadmap, Selasa (9/3/2021).

“Saran saya adalah put in the carbon foot print factor dalam definisi kita mengenai sustainable tourism,” kata Dino.

Pasalnya, definisi pariwisata berkelanjutan kini tidak hanya mencakup segi kebersihan destinasi wisata saja. Namun juga mencakup emisi karbon yang dihasilkan suatu negara.

Baca juga: Nusa Dua dan Ubud Bersiap Sambut Wisman Lewat Travel Bubble

Ia berharap pemerintah Indonesia mau mengumumkan target penurunan emisi yang ambisius. Karena hal tersebut telah dilakukan oleh banyak negara lain di dunia.

“Sekarang ini dunia masih menunggu komitmen Indonesia untuk target penurunan emisi ya, karena target yang sebelumnya itu 29 persen sudah dipandang kedaluwarsa,” jelas Dino.

Target negara lain turunkan emisi karbon

Ia membandingkan target Indonesia tersebut dengan target yang ditetapkan negara lain. Salah satunya adalah China yang sudah mengumumkan target 0 persen emisi atau penurunan 100 persen carbonneutral.

Hal sama juga dilakukan Eropa yang sudah menargetkan carbonneutral di tahun 2050. Termasuk juga Amerika Serikat melalui kebijakan Presiden Joe Biden.

Ilustrasi emisi karbondioksida SHUTTERSTOCK/aapsky Ilustrasi emisi karbondioksida

Masih banyak pula negara lain yang telah mengumumkan target penurunan emisi mereka. Dino menyebut Jepang dengan target emisi 0 persen mereka, juga Afrika Selatan, bahkan negara kecil macam Bhutan.

“Ini yang masih ditunggu secara makro dari dunia internasional dari Indonesia. Kapan nih akan diumumkan,” lanjutnya.

Salah satu alasan mengapa masalah emisi ini begitu penting adalah, Indonesia adalah masih menjadi salah satu negara produsen emisi terbesar di dunia. Dino menyebut bahwa Indonesia masuk ke dalam peringkat 10 besar.

Baca juga: Seni Pertunjukan Bakal Kembali Digelar Berdasarkan Status Kawasan

Hal yang sama juga diungkapkan Menparekraf Sandiaga Uno. Ketika menjadi keynote speaker di kesempatan yang sama, ia menyebut bahwa Kemenparekraf akan berusaha membangun kembali pariwisata Indonesia ke arah yang lebih baik.

“Jadi kita ingin make Indonesia beautiful secara better dan faster. Perhitungkan perubahan iklim. Perhitungkan keanekaragaman hayati. Biodeversity dan juga lebih inklusif. Konsepnya ESE, Environmental, Social, and Governance,” tutur Sandiaga.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com