Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Selandia Baru akan Ubah Model Pariwisata Pasca-Pandemi Covid-19

Kompas.com - 21/03/2021, 18:52 WIB
Syifa Nuri Khairunnisa,
Anggara Wikan Prasetya

Tim Redaksi


KOMPAS.com – Menteri Pariwisata Selandia Baru Stuart Nash menyebut soal perubahan terhadap model pariwisata negara tersebut pasca-pandemi Covid-19.

“Kita tidak bisa kembali kembali ke model pariwisata yang digunakan sebelum pandemi Covid-19,” kata Nash dalam konferensi industri di Queesnstown, Jumat (19/3/2021) seperti dilaporkan oleh Bloomberg.

Selandia Baru sedang mempertimbangkan cara untuk mengubah industri pariwisata mereka di tengah kekhawatiran bahwa membludaknya pengunjung menyebabkan rusaknya lingkungan dan infrastruktur.

Industri pariwisata Selandia Baru sangat terpukul akibat kebijakan penutupan perbatasan untuk pendatang internasional yang terus diperpanjang. Itulah mengapa industri pariwisata membutuhkan dukungan pemerintah yang terus menerus, tambah Nash.

Baca juga: Video Komedi, Cara Selandia Baru Ajak Turis Tidak Berpose Seperti Influencer

Maka dari itu, pariwisata internasional skala massal tidak akan mungkin terjadi sebelum tahun 2022. Bahkan, seiring pemerintah Selandia Baru yang terus berusaha untuk membuka koridor perjalanan aman dengan Australia pada tahun 2021, imbuh Nash.

“Gambaran jangka panjang untuk pariwisata setelah perbatasan dibuka kembali membutuhkan lebih banyak perubahan fundamental,” jelas Nash.

Selandia Baru menawarkan pariwisata yang bersih dan hijau pada para pelancong internasional.

Namun berdasarkan laporan baru-baru ini, menyoroti bagaimana membludaknya wisatawan bisa merusak lingkungan dan terlampau memadati tempat-tempat wisata favorit.

lembah ahuriri, salah satu tempat syuting Mulan di New ZealandShutterstock/javrt lembah ahuriri, salah satu tempat syuting Mulan di New Zealand

Seperti dilansir Insider, Nash mengatakan bahwa tingkat pariwisata yang tidak berkelanjutan ini memberi tekanan yang terlalu besar pada komunitas dan atraksi alami Selandia Baru. Sehingga banyak komunitas yang harus berjuang terlalu berat untuk bisa menyerapnya.

Nash bukan satu-satunya pihak di Selandia Baru yang menginginkan perubahan. Pada 2019 lalu, Komisioner Parlementer untuk Lingkungan Simon Upton mengungkapkan adanya efek negatif pariwisata terhadap lingkungan.

“Banyaknya jumlah orang telah mengikis rasa keterasingan, ketenangan, dan akses ke alam yang banyak dicari pelancong internasional saat mengunjungi Selandia Baru,” papar Upton.

Sebelum pandemi, pariwisata menyumbang sekitar 9,3 persen dari total 206 juta dollar AS Gross Domestic Products (GDP) Selandia Baru.

Baca juga: Perbatasan Selandia Baru Tetap Tutup Sampai Masyarakat Divaksinasi

Berdasarkan data dari Tourism Industry Aotearoa, lebih dari 13 persen pekerjaan di Selandia Baru datang dari industri pariwisata. Baik secara langsung maupun tidak langsung. Industri pariwisata mempekerjakan lebih dari 380.000 orang pada Maret 2019.

Aturan yang akan berubah

Lebih lanjut, Nash menyatakan bahwa dirinya saat ini sedang mempertimbangkan beberapa perubahan. Termasuk juga aturan terkait kebebasan berkemah dan bagaimana pengunjung bisa membayar untuk hal yang akan mereka lihat.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Bali Jadi Tuan Rumah Acara UN Tourism tentang Pemberdayaan Perempuan

Bali Jadi Tuan Rumah Acara UN Tourism tentang Pemberdayaan Perempuan

Travel Update
Hari Kartini, Pelita Air Luncurkan Penerbangan dengan Pilot dan Awak Kabin Perempuan

Hari Kartini, Pelita Air Luncurkan Penerbangan dengan Pilot dan Awak Kabin Perempuan

Travel Update
Usung Konsep Eco Friendly, Hotel Qubika Bakal Beroperasi Jelang HUT Kemerdekaan RI di IKN

Usung Konsep Eco Friendly, Hotel Qubika Bakal Beroperasi Jelang HUT Kemerdekaan RI di IKN

Hotel Story
Ada Women Half Marathon 2024 di TMII Pekan Ini, Pesertanya dari 14 Negara

Ada Women Half Marathon 2024 di TMII Pekan Ini, Pesertanya dari 14 Negara

Travel Update
5 Tempat Wisata di Tangerang yang Bersejarah, Ada Pintu Air dan Makam

5 Tempat Wisata di Tangerang yang Bersejarah, Ada Pintu Air dan Makam

Jalan Jalan
Dampak Rupiah Melemah pada Pariwisata Indonesia, Tiket Pesawat Mahal

Dampak Rupiah Melemah pada Pariwisata Indonesia, Tiket Pesawat Mahal

Travel Update
4 Tempat Wisata di Rumpin Bogor Jawa Barat, Ada Curug dan Taman

4 Tempat Wisata di Rumpin Bogor Jawa Barat, Ada Curug dan Taman

Jalan Jalan
Rusa Jadi Ancaman di Beberapa Negara Bagian AS, Tewaskan Ratusan Orang

Rusa Jadi Ancaman di Beberapa Negara Bagian AS, Tewaskan Ratusan Orang

Travel Update
5 Rekomendasi Playground Indoor di Surabaya untuk Isi Liburan Anak

5 Rekomendasi Playground Indoor di Surabaya untuk Isi Liburan Anak

Jalan Jalan
Pilot dan Pramugari Ternyata Tidur pada Penerbangan Jarak Jauh

Pilot dan Pramugari Ternyata Tidur pada Penerbangan Jarak Jauh

Travel Update
Desa Wisata Tabek Patah: Sejarah dan Daya Tarik

Desa Wisata Tabek Patah: Sejarah dan Daya Tarik

Jalan Jalan
Komodo Travel Mart Digelar Juni 2024, Ajang Promosi NTT ke Kancah Dunia

Komodo Travel Mart Digelar Juni 2024, Ajang Promosi NTT ke Kancah Dunia

Travel Update
Tips Pilih Makanan yang Cocok untuk Penerbangan Panjang

Tips Pilih Makanan yang Cocok untuk Penerbangan Panjang

Travel Tips
Harapan Pariwisata Hijau Indonesia pada Hari Bumi 2024 dan Realisasinya

Harapan Pariwisata Hijau Indonesia pada Hari Bumi 2024 dan Realisasinya

Travel Update
5 Tips Menulis Tanda Pengenal Koper yang Aman dan Tepat

5 Tips Menulis Tanda Pengenal Koper yang Aman dan Tepat

Travel Tips
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com