Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Sejarah Pembangunan Masjid Gedhe Mataram Kotagede, Masjid Tertua di Yogyakarta

Kompas.com - 25/04/2021, 14:02 WIB
Wisang Seto Pangaribowo,
Anggara Wikan Prasetya

Tim Redaksi

YOGYAKARTA, KOMPAS.com - Masjid tertua di Yogyakarta ada di kawasan Kotagede yang merupakan kompleks keraton atau istana pertama kerajaan Mataram Islam.

Masjid itu adalah Masjid Gedhe Mataram Kotagede yang merupakan bagian dari konsep catur gatra tunggal atau empat kesatuan, yakni keraton, masjid, alun-alun, dan pasar.

Masjid ini dibangun pada tahun 1587 oleh raja pertama Mataram Islam, yakni Danang Sutawijaya atau Panembahan Senopati.

Baca juga: Ini Masjid Tertua di Yogyakarta, Penuh Makna Filosofis dan Historis

Hingga saat ini, Masjid Gedhe Mataram Kotagede masih berdiri kokoh dan tetap berfungsi sebagai tempat ibadah Umat Islam.

Biasanya, masjid ini juga dikunjungi mereka yang melakukan wisata sejarah di Kompleks Keraton Mataram Islam Kotagede.

Sejarah pembangunan Masjid Gedhe Mataram Kotagede

Proses pembangunan Masjid Gedhe Mataram Kotagede kala itu banyak dibantu etnis Hindu yang bertemu Ki Ageng Pamanahan, ayah Panembahan Senopati. Saat itu, ia tengah hijrah menuju Hutan Mentaok.

"Pada saat itu Ki Ageng Pamanahan hijrah dari Pajang ke Mataram melalui Prambanan dan bertemu etnis Hindu. Setelah berinteraksi, akhirnya banyak yang ikut," kata kata Koordinator Urusan Rumah Tangga Masjid Gedhe Kotagede, Warisman saat ditemui di Serambi Masjid, Sabtu (24/4/2021).

Pembangunan masjid kemudian banyak dibantu Umat Hindu. Salah satu yang sangat terlihat adalah pintu masuk Masjid Gedhe Mataram Kotagede yang berwujud Pura.

Baca juga: Mengenal 3 Situs Peninggalan Keraton Mataram Islam di Yogyakarta

Pada saat pembangunan masjid, Umat Islam membangun masjidnya dan Umat Hindu membangun pagar masjid. Konsep itu diajarkan Sunan Kalijaga dan dipertahankan hingga sekarang.

"Kanjeng Panembahan Senopati ini berpesan agar bangunan fisik tidak boleh diubah dari mulai bangunan Masjid, gapura berbentuk pura," ujar Warisman.

Ia melanjutkan, bangunan hingga sekarang masih dipertahankan seperti bentuknya terutama Pintu gerbang bagian utara yang belum pernah melalui tahap renovasi.

"Bangunan ini tidak boleh diubah kecuali roboh lalu diperbaiki. Dari dulu sampai sekarang masih asli terutama gerbang bagian utara," imbuhnya.

Kesultanan MataramLine Kesultanan Mataram

Mempertahankan bentuk bagian sebagai upaya akulturasi budaya masyarakat bukanlah tanpa alasan.

Dipertahankannya corak akulturasi juga bertujuan untuk menyebarkan agama Islam mengingat pada saat itu mayoritas masyarakat masih menganut animisme dan dinamisme.

Pada saat itu masyarakat sulit menerima ajaran Islam. Penyebaran agama Islam dengan pendekatan budaya inilah yang digunakan dan menjadi ciri khas dari Sunan Kalijaga. Hingga akhirnya juga diterapkan dalam menyebarkan agama Islam di tanah Mataram.

Baca juga: Jelajah Kotagede, Cikal Bakal Keraton Surakarta dan Yogyakarta

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Bali Jadi Tuan Rumah Acara UN Tourism tentang Pemberdayaan Perempuan

Bali Jadi Tuan Rumah Acara UN Tourism tentang Pemberdayaan Perempuan

Travel Update
Hari Kartini, Pelita Air Luncurkan Penerbangan dengan Pilot dan Awak Kabin Perempuan

Hari Kartini, Pelita Air Luncurkan Penerbangan dengan Pilot dan Awak Kabin Perempuan

Travel Update
Usung Konsep Eco Friendly, Hotel Qubika Bakal Beroperasi Jelang HUT Kemerdekaan RI di IKN

Usung Konsep Eco Friendly, Hotel Qubika Bakal Beroperasi Jelang HUT Kemerdekaan RI di IKN

Hotel Story
Ada Women Half Marathon 2024 di TMII Pekan Ini, Pesertanya dari 14 Negara

Ada Women Half Marathon 2024 di TMII Pekan Ini, Pesertanya dari 14 Negara

Travel Update
5 Tempat Wisata di Tangerang yang Bersejarah, Ada Pintu Air dan Makam

5 Tempat Wisata di Tangerang yang Bersejarah, Ada Pintu Air dan Makam

Jalan Jalan
Dampak Rupiah Melemah pada Pariwisata Indonesia, Tiket Pesawat Mahal

Dampak Rupiah Melemah pada Pariwisata Indonesia, Tiket Pesawat Mahal

Travel Update
4 Tempat Wisata di Rumpin Bogor Jawa Barat, Ada Curug dan Taman

4 Tempat Wisata di Rumpin Bogor Jawa Barat, Ada Curug dan Taman

Jalan Jalan
Rusa Jadi Ancaman di Beberapa Negara Bagian AS, Tewaskan Ratusan Orang

Rusa Jadi Ancaman di Beberapa Negara Bagian AS, Tewaskan Ratusan Orang

Travel Update
5 Rekomendasi Playground Indoor di Surabaya untuk Isi Liburan Anak

5 Rekomendasi Playground Indoor di Surabaya untuk Isi Liburan Anak

Jalan Jalan
Pilot dan Pramugari Ternyata Tidur pada Penerbangan Jarak Jauh

Pilot dan Pramugari Ternyata Tidur pada Penerbangan Jarak Jauh

Travel Update
Desa Wisata Tabek Patah: Sejarah dan Daya Tarik

Desa Wisata Tabek Patah: Sejarah dan Daya Tarik

Jalan Jalan
Komodo Travel Mart Digelar Juni 2024, Ajang Promosi NTT ke Kancah Dunia

Komodo Travel Mart Digelar Juni 2024, Ajang Promosi NTT ke Kancah Dunia

Travel Update
Tips Pilih Makanan yang Cocok untuk Penerbangan Panjang

Tips Pilih Makanan yang Cocok untuk Penerbangan Panjang

Travel Tips
Harapan Pariwisata Hijau Indonesia pada Hari Bumi 2024 dan Realisasinya

Harapan Pariwisata Hijau Indonesia pada Hari Bumi 2024 dan Realisasinya

Travel Update
5 Tips Menulis Tanda Pengenal Koper yang Aman dan Tepat

5 Tips Menulis Tanda Pengenal Koper yang Aman dan Tepat

Travel Tips
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com