Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Jumlah Kunjungan Wisatawan ke Tebing Breksi Turun Drastis

Kompas.com - 22/05/2021, 14:37 WIB
Desy Kristi Yanti,
Ni Nyoman Wira Widyanti

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Jumlah pengunjung objek wisata Tebing Breksi, Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY), menurun signifikan selama masa pandemi Covid-19 dan Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM).

Hal itu disampaikan oleh Bupati Sleman Kustini Sri Purnomo saat menyambut kunjungan Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Menparekraf) Sandiaga Uno di Taman Tebing Breksi, Desa Sambirejo, Sleman, DIY. 

Baca juga: Itinerary Wisata Sekitar Tebing Breksi Jogja, Seharian Puas Lihat Pemandangan

Kustini mengungkapkan, sebelum pandemi Covid-19 mewabah, Taman Tebing Breksi biasanya menerima jumlah kunjungan harian mencapai 10.000 kunjungan.

Namun, saat ini jumlah kunjungan ke destinasi tersebut hanya mencapai sekitar 500 kunjungan per hari.

“Sebelum pandemi, kunjungan wisatawan ke Tebing Breksi bisa mencapai 5.000 hingga 10.000 per hari, sekarang kurang lebih 500 per hari," ujar Kustini dalam keterangan resmi yang diterima Kompas.com, Jumat (21/5/2021). 

Baca juga: PPKM, Jumlah Kunjungan ke Tebing Breksi Anjlok 85 Persen

"Semoga masyarakat Indonesia bisa datang ke Tebing Breksi untuk menikmati keindahan alam yang ada," lanjutnya.

Terkait hal itu, Menparekraf Sandiaga Uno menyampaikan, destinasi Taman Tebing Breksi memerlukan sebuah penyampaian narasi yang autentik atau biasa disebut storynomics sebagai bentuk penguatan atraksi dan daya tarik untuk wisatawan.

Dua orang peserta Take Me Anywhere 2 berpose selfie bersama di Taman Tebing Breksi, Yogyakarta, Sabtu (15/10/2016).KOMPAS.COM/SRI ANINDIATI NURSASTRI Dua orang peserta Take Me Anywhere 2 berpose selfie bersama di Taman Tebing Breksi, Yogyakarta, Sabtu (15/10/2016).

Sandiaga menjelaskan, destinasi yang dikembangkan pada tahun 2015 ini menarik lantaran mengalami transformasi dari yang awalnya hanya kawasan tambang menjadi kawasan wisata.

“Jadi, kita ingin Taman Tebing Breksi ini bisa memperlihatkan autentisitas atau keaslian apa yang Tebing Breksi punya, yang bisa kita kemas dan kita jadikan konten. Terutama narasi yang berkaitan dengan storytelling. Sehingga hal ini dapat memperkuat daya tarik wisata Tebing Breksi itu sendiri,” ujar Sandiaga saat berkunjung ke Taman Tebing Breksi, Kamis (20/5/2021).

Baca juga: Kisah Wisatawan Tebing Breksi, Soal Tarif Tiket Masuk Hingga Spot Foto

Ia menambahkan bahwa kuncinya adalah bagaimana meningkatkan keterampilan dan terus berinovasi menghasilkan ide terbaru.

"Tadi sudah ada beberapa ide-ide mengenai the light and sound show, atau mungkin virtual reality (VR), atau 3D yang bisa kita kembangkan ke depan," ucap Sandiaga.

Di samping itu, berdasarkan data yang diterimanya, Sandiaga menilai bahwa pendapatan asli daerah (PAD) yang disumbangkan dari kawasan Tebing Breksi ini ternyata lebih banyak ketika kawasan itu sudah menjadi destinasi wisata, ketimbang sewaktu menjadi kawasan tambang.

Sandiaga menuturkan bahwa tingkat kemiskinan di Kecamatan Prambanan turun dari 16 persen menjadi 11 persen semenjak pariwisata di sana ditingkatkan.

Baca juga: Cocok untuk Akhir Pekan, Coba 8 Aktivitas Seru di Tebing Breksi

"Berarti kalau kita mengelola sebuah destinasi dengan pendekatan alam dan budaya, yang berdasarkan pariwisata berkelanjutan ternyata bisa menghadirkan kesejahteraan masyarakat," ujarnya.

"Jadi saya semakin yakin bahwa pariwisata ini adalah faktor yang bisa meningkatkan kesejahteraan masyarakat karena membuka lapangan kerja," tutur Sandiaga.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Cara Menuju ke Desa Wisata Lerep Kabupaten Semarang

Cara Menuju ke Desa Wisata Lerep Kabupaten Semarang

Jalan Jalan
4 Oleh-Oleh Desa Wisata Koto Kaciak, Ada Rinuak dan Celana Gadebong

4 Oleh-Oleh Desa Wisata Koto Kaciak, Ada Rinuak dan Celana Gadebong

Travel Tips
Istana Gyeongbokgung di Korea Akan Buka Tur Malam Hari mulai Mei 2024

Istana Gyeongbokgung di Korea Akan Buka Tur Malam Hari mulai Mei 2024

Travel Update
Desa Wisata Lerep, Tawarkan Paket Wisata Alam Mulai dari Rp 60.000

Desa Wisata Lerep, Tawarkan Paket Wisata Alam Mulai dari Rp 60.000

Jalan Jalan
Itinerary Seharian Sekitar Museum Mpu Tantular Sidoarjo, Ngapain Saja?

Itinerary Seharian Sekitar Museum Mpu Tantular Sidoarjo, Ngapain Saja?

Jalan Jalan
 7 Olahraga Tradisional Unik Indonesia, Ada Bentengan

7 Olahraga Tradisional Unik Indonesia, Ada Bentengan

Jalan Jalan
5 Tips Liburan dengan Anak-anak Menggunakan Kereta Api Jarak Jauh

5 Tips Liburan dengan Anak-anak Menggunakan Kereta Api Jarak Jauh

Travel Tips
Mengenal Desa Wisata Koto Kaciak, Surga Budaya di Kaki Bukit Barisan

Mengenal Desa Wisata Koto Kaciak, Surga Budaya di Kaki Bukit Barisan

Jalan Jalan
Aktivitas Wisata di Bromo Ditutup mulai 25 April 2024, Ini Alasannya

Aktivitas Wisata di Bromo Ditutup mulai 25 April 2024, Ini Alasannya

Travel Update
Bali Jadi Tuan Rumah Acara UN Tourism tentang Pemberdayaan Perempuan

Bali Jadi Tuan Rumah Acara UN Tourism tentang Pemberdayaan Perempuan

Travel Update
Hari Kartini, Pelita Air Luncurkan Penerbangan dengan Pilot dan Awak Kabin Perempuan

Hari Kartini, Pelita Air Luncurkan Penerbangan dengan Pilot dan Awak Kabin Perempuan

Travel Update
Usung Konsep Eco Friendly, Hotel Qubika Bakal Beroperasi Jelang HUT Kemerdekaan RI di IKN

Usung Konsep Eco Friendly, Hotel Qubika Bakal Beroperasi Jelang HUT Kemerdekaan RI di IKN

Hotel Story
Ada Women Half Marathon 2024 di TMII Pekan Ini, Pesertanya dari 14 Negara

Ada Women Half Marathon 2024 di TMII Pekan Ini, Pesertanya dari 14 Negara

Travel Update
5 Tempat Wisata di Tangerang yang Bersejarah, Ada Pintu Air dan Makam

5 Tempat Wisata di Tangerang yang Bersejarah, Ada Pintu Air dan Makam

Jalan Jalan
Dampak Rupiah Melemah pada Pariwisata Indonesia, Tiket Pesawat Mahal

Dampak Rupiah Melemah pada Pariwisata Indonesia, Tiket Pesawat Mahal

Travel Update
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com