Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pemerintah Akan Bangun Jembatan Kaca di Kawasan Bromo

Kompas.com - 07/06/2021, 07:31 WIB
Andi Hartik,
Anggara Wikan Prasetya

Tim Redaksi

MALANG, KOMPAS.com - Pemerintah pusat akan membangun jembatan kaca di kawasan Balai Besar Taman Nasional Bromo Tengger Semeru (BB TNBTS).

Rencananya, jembatan untuk wisatawan itu akan dibangun oleh Direktorat Jenderal Bina Marga di Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR).

"Rencana pembangunan jembatan kaca ini yang akan melaksanakan adalah Kementerian PUPR melalui Direktorat Jenderal Bina Marga," kata Plt Kepala BB TNBTS Novita Kusuma Wardani di Kantor TNBTS di Kota Malang, Sabtu (5/6/2021).

Baca juga: Jalur Wisatawan di Savana Bromo akan Diubah Mengikuti Sisi Tebing

Ia melanjutkan, pembangunan itu merupakan instruksi dari Menteri PUPR Basuki Hadimuljono untuk membuat semacam mercusuar agar menjadi masterpiece tempat wisata yang beda dari lainnya.

Novita mengaku baru mengetahui tentang rencana itu ketika tim Kementerian dari PUPR hendak melakukan survei lokasi.

Menurut dia, lokasi pembangunan itu ada di luar kawasan TNBTS, tetapi melintasi hutan yang masuk dalam kawasan.

Baca juga: Itinerary 2 Hari 1 Malam ke Bromo via Probolinggo-Malang Naik Motor

 

Lokasinya adalah di Seruni Point yang ada di Cemorolawang, Desa Ngadisari, Kecamatan Sukapura, Kabupaten Probolinggo.

"Setelah dilakukan survei ke lapangan, titik-titik pilarnya (pilar jembatan kaca) itu ada di luar kawasan taman nasional, di lahan-lahan masyarakat. Tapi memang jembatannya melintas di atas jurang yang ada di dalam kawasan Taman Nasional Bromo Tengger Semeru," katanya.

View jembatan itu akan mengarah ke Gunung Batok, Gunung Bromo, dan Gunung Semeru.

Rencana jembatan kaca di Bromo sempat ditolak warga

Rencana pembangunan jembatan kaca itu sempat ditolak warga Suku Tengger yang merupakan warga sekitar. Alasannya, jembatan kaca itu melintas di atas goa yang disucikan warga.

Warga akhirnya menerima rencana pembangunan itu setelah lintasan jembatan kaca itu digeser mundur, sehingga tidak melintas di atas goa.

"Waktu itu sempat ada pro dan kontra. Lebih karena lokasinya yang melintasi di atas goa yang disucikan masyarakat Tengger. Tapi setelah dikomunikasikan, dipilih lokasi yang agak mundur, sehingga tidak melintasi goa itu dan masyarakat tidak keberatan," kata Novita.

Plt Kepala Balai Besar Taman Nasional Bromo Tengger Semeru (BB TNBTS) Novita Kusuma Wardani (tengah) di Kantor TNBTS di Kota Malang, Sabtu (5/6/2021)KOMPAS.COM/ANDI HARTIK Plt Kepala Balai Besar Taman Nasional Bromo Tengger Semeru (BB TNBTS) Novita Kusuma Wardani (tengah) di Kantor TNBTS di Kota Malang, Sabtu (5/6/2021)

Dari aspek konservasi, jembatan kaca itu dinilai tidak membahayakan. Sebab, wisatawan bisa menikmati pemandangan tanpa bersentuhan langsung di ekosistem yang ada di dalamnya.

"Kalau konsep itu secara konservasi sebetulnya malah aman. Karena pengunjung datang kesitu tidak menginjak-injak tanaman. Dia justru melintas di atas jembatan yang minim interaksi dengan kawasan Taman Nasional Bromo Tengger Semeru," jelasnya.

Novita mengatakan, jembatan kaca itu bisa menjadi alternatif baru bagi wisatawan yang ingin menikmati lanskap kawasan Gunung Bromo. Menurutnya, wisatawan memiliki banyak alternatif point sehingga tidak terkonsentrasi ke satu titik.

Baca juga: Catat! 5 Tempat di Bromo Ini Hanya Bisa Dikunjungi setelah Booking Online

Halaman Berikutnya
Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com