BrandzView
Konten ini merupakan kerja sama Kompas.com dengan Kementerian Pariwisata & Ekonomi Kreatif

Dinobatkan sebagai Global Geopark oleh UNESCO, seperti Ini Keindahan Pulau Belitung

Kompas.com - 07/08/2021, 09:23 WIB
Hotria Mariana,
Sheila Respati

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Organisasi Pendidikan, Keilmuan, dan Kebudayaan Perserikatan Bangsa-Bangsa (UNESCO) resmi menobatkan Geopark Belitung sebagai Global Geopark pada April 2021.

Penobatan tersebut menambah jumlah geopark di Indonesia yang diakui dunia. Sebelumnya, predikat serupa turut diberikan pada Geopark Batur, Rinjani, Sewu, Ciletuh, dan Kaldera Toba.

Adapun UNESCO menetapkan Geopark Belitung sebagai Global Geopark lantaran punya keanekaragaman warisan geologi, biologi, dan budaya.

Untuk diketahui, geopark yang berlokasi di Pulau Belitung, Kepulauan Bangka Belitung, itu menyimpan beragam bukti evolusi bumi selama ribuan hingga ratusan jutaan tahun.

Contohnya, lanskap batu granit di wilayah pesisir dan tektit langka bernama batu satam yang terbentuk akibat tumbukan meteorit.

Baca juga: Bikin Rumah Tambah Nyaman dengan Sentuhan 3 Kain Tradisional Ini

Dari aspek biologi, Geopark Belitung merupakan rumah bagi aneka spesies tumbuhan herbal serta hewan endemik, seperti tarsius Belitong, ikan hampala, dan ikan toman. Selain itu, lebih dari 288.000 orang dari beragam budaya, termasuk suku Sawang, juga berdiam di sana.

Seluruh kekayaan itu mengartikan bahwa masyarakat Indonesia sebenarnya tak perlu pusing mencari destinasi liburan seru. Pasalnya, hal tersebut bisa ditemukan #DiIndonesiaAja. Terlebih, keunikan Geopark Belitung sudah diakui secara internasional.

Selain memberikan pengalaman menyenangkan, berlibur #DiIndonesiaAja juga membantu perekonomian masyarakat yang menggantungkan hidup dari sektor pariwisata. Di Pulau Belitung sendiri, ada banyak pelaku ekonomi kreatif (ekraf), mulai dari bidang kuliner, kriya, hingga fesyen.

Baca juga: 4 Minuman Khas Jawa Timur yang Bisa Perkuat Imun

Menyibak keindahan Geopark Belitung

Geopark Belitung terdiri dari daratan dengan luas mencapai 4.800 kilometer (km) persegi dan lautan seluas 13.000 km persegi. Kawasan ini dikelilingi lebih dari 200 pulau kecil.

Terdapat 17 obyek wisata menarik di geopark tersebut. Lima di antaranya pantang untuk dilewatkan jika kamu berkunjung ke Pulau Belitung.

Lantas, apa saja obyek wisata tersebut? Berikut ulasannya.

Pemandangan di Batu Bedil. Dok. Belitong Geopark/Martin Lukas Pemandangan di Batu Bedil.
1. Batu Bedil

Batu Bedil berlokasi di Desa Sungai Padang, Kecamatan Sijuk. Adapun akses menuju geosite ini memakan waktu sekitar 66 menit atau berjarak 44 km dari Bandara HAS Hanandjoeddin melalui jalan darat.

Nama obyek wisata tersebut diambil dari bahasa setempat yang memiliki arti senapan. Menurut cerita yang beredar, bebatuan di lokasi tersebut kerap mengeluarkan bunyi seperti tembakan.

Dilansir dari belitonggeopark.net, suara itu ternyata disebabkan oleh gelombang besar yang menghantam batu granit. Tak jarang, suara yang ditimbulkan bisa terdengar hingga jarak 30 km.

Banyak hal menarik yang akan wisatawan temui di Batu Bedil, di antaranya gugusan batu granit besar dan pantai cantik yang menghadap ke Laut Natuna.

Panorama di Batu Bedil begitu menakjubkan. Pasalnya, Kamu akan disuguhkan pemandangan pantai berair jernih yang menghadap ke Laut Natuna dan gugusan batuan granit besar.

Selain itu, obyek tersebut juga dikenal sebagai hutan bakau dan tempat konservasi kerang raksasa Tridacna sp.

Bukit Peramun.KOMPAS.com/Nicholas Ryan Aditya Bukit Peramun.
2. Bukit Peramun

Masih di Kecamatan Sijuk, terdapat destinasi wisata yang tak kalah menarik, yaitu Bukit Peramun. Lokasinya berada di Desa Air Selumar. Untuk mencapai tempat ini, wisatawan harus menempuh jarak 22 km atau sekitar 30 menit melalui perjalanan darat dari Bandara HAS Hanandjoedin.

Kata “peramun” sendiri berasal dari bahasa setempat yang berarti ramuan. Karena itu, banyak tanaman obat ditemui di hutan Bukit Peramun. Konon, tanaman herbal di sana dapat membantu menyembuhkan sejumlah masalah kesehatan, seperti malaria, diabetes, tekanan darah tinggi, dan pemulihan pasca-melahirkan.

Masyarakat setempat mengelola sumber daya tersebut sebagai produk suvenir geo-herbal. Sebagian lagi, diolah menjadi kerajinan tangan. Selain tanaman herbal, hutan Bukit Peramun juga dihuni berbagai jenis tanaman anggrek dan lumut, serta satwa endemik, seperti tarsius.

Diberitakan Kompas.com, Senin (18/4/2021), puncak bukit tersebut pernah digunakan untuk memata-matai kedatangan musuh yang datang dari Laut China Selatan.

Adapun puncak Bukit Peramun berada di ketinggian 129 meter di atas permukaan laut (mdpl). Untuk mencapai ke sana, wisatawan mesti mendaki sekitar 30 menit pada sudut kemiringan jalan sekitar 35 derajat, serta menempuh medan yang cukup menantang.

Desa Wisata Terong. Dok. Belitong Geopark/Martin Lukas Desa Wisata Terong.
3. Desa Wisata Terong

Desa Terong yang berada di Kecamatan Sijuk merupakan geosite pelestarian lingkungan sekaligus kawasan percontohan pengelolaan lahan bekas tambang. Untuk mencapai obyek wisata ini, wisatawan perlu menempuh jarak sekitar 16 km dari pusat Kota Tanjung Pandan.

Di desa yang memiliki luas 16.000 hektare itu, terdapat empat subdestinasi wisata yang dapat dikunjungi pelancong, yaitu agrowisata Bebatu, Bukit Tebalu, wisata kreatif Aik Rusa Berehun, dan hutan mangrove.

Desa Terong juga menyediakan fasilitas penginapan berupa home stay. Dengan begitu, wisatawan bisa dengan mudah berbaur bersama masyarakat setempat.

Lubang Terbuka Nam Salu. Dok. Belitong Geopark/Martin Lukas Lubang Terbuka Nam Salu.
4. Lubang terbuka Nam Salu

Obyek wisata yang merupakan bekas tambang timah ini memiliki pemandangan menakjubkan. Salah satunya, lubang raksasa sisa kegiatan penambangan yang telah menjelma menjadi danau cantik.

Di bawah lubang itu, terdapat terowongan bawah tanah. Jika memungkinkan, wisatawan bisa mengeksplorasi bagian dalam terowongan dengan didampingi tour guide.

Selain danau, Nam Salu juga menyimpan beragam batuan sedimen, seperti batu pasir merah, kuarsa, batuan metamorf, serta batuan yang berasal dari zaman Permo-Karbon.

Lubang terbuka Nam Salu berada di Desa Senyubuk, Kecamatan Kelapa Kampit, Belitung Timur. Untuk mencapai geosite ini, wisatawan harus menempuh jarak 42 km dalam waktu 50 menit dari Bandara HAS Hanandjoedin.

Namun, perjalanan menggunakan kendaraan hanya bisa sampai kaki Gunung Kik Karak. Sisanya, wisatawan mesti berjalan kaki sejauh 400 m melewati jalan setapak terjal untuk mencapai lubang. Menariknya, beberapa jenis binatang dapat ditemui sepanjang perjalanan tersebut.

Sebagai informasi, Gunung Kik Karak merupakan situs leluhur masyarakat Kampit yang dihormati oleh penduduk lokal dan etnis Tionghoa.

Pemandangan Tanjung Kelayang.Shutterstock/Yogy Septrianda Pemandangan Tanjung Kelayang.
5. Pantai Tanjung Kelayang

Pantai Tanjung Kelayang berlokasi cukup dekat dengan Tanjung Pandan yang merupakan ibu kota Kabupaten Belitung. Jaraknya sekitar 27 km dan hanya memakan waktu kurang lebih 30 menit jika ditempuh melalui perjalanan darat.

Obyek wisata ini berupa semenanjung yang menjorok ke arah utara Pulau Belitung. Garis pantainya membentang sepanjang 4 km hingga Pantai Tanjung Tinggi di sisi timur.

Bersiaplah untuk terpukau dengan segala pesona yang dimiliki Pantai Tanjung Kelayang, mulai dari air lautnya yang jernih, hamparan pasir putih, hingga jajaran batu granit besar yang berdiri kokoh di beberapa sudut.

Bagi penggemar snorkeling, pantai ini menjadi pilihan tepat. Banyak biota laut cantik tersimpan di dalamnya.

Baca juga: Angkat Keindahan Indonesia, Nonton Tiga Film Ini Juga Bisa Bantu Tingkatkan Imunitas

Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Menparekraf) Sandiaga Salahuddin Uno mengatakan, Belitung memiliki potensi wisata dan ekraf yang luar biasa. Oleh karena itu, pihaknya terus berupaya menggarap pulau tersebut agar menjadi destinasi wisata unggulan yang mampu menciptakan lapangan kerja.

Terkait ekraf, Sandi mengungkapkan, Kemenparekraf telah membuat sejumlah program pengembangan dan pelatihan sumber daya manusia (SDM).

“Pasalnya, masih banyak pelaku usaha yang memerlukan peningkatan kompetensi,” imbuhnya dalam laman resmi Kemenparekraf.

Di masa Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) level 4, seluruh atraksi wisata di Indonesia, termasuk Geopark Belitung, ditutup. Dengan kata lain, kamu harus sedikit bersabar menahan hasrat berlibur.

Bila sudah dibuka kembali, kamu bisa melakukan perjalanan ke destinasi tersebut atau daerah lain di Indonesia dengan tetap mematuhi protokol kesehatan (prokes) ketat 6M.

Protokol itu terdiri dari mencuci tangan dengan air dan sabun, menggunakan masker rangkap dua, menghindari kerumunan, menjaga jarak, mengurangi mobilitas, dan menghindari makan bersama selama melakukan perjalanan.

Baca juga: Antibosan, Berikut Ide Kreatif Liburan Virtual ke Bali dari Rumah

Selain itu, perhatikan juga aspek cleanliness, health, safety, and environmental sustainability (CHSE). Sebagai informasi, CHSE merupakan sertifikat yang dikeluarkan Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf) untuk industri pariwisata, seperti hotel, atraksi, dan tempat makan.

Sertifikat tersebut menjadi tanda bahwa pelaku industri pariwisata mampu memberikan jaminan kebersihan, kesehatan, keselamatan, dan kelestarian lingkungan kepada wisatawan.

Tak hanya itu, Kemenparekraf juga meminta masyarakat untuk mengikuti program vaksinasi Covid-19 agar sistem imun makin kuat dalam menangkal virus SARS-CoV-2.

Dalam rangka menyambut perayaan Hari Kemerdekaan Indonesia, Kemenparekraf menggelar kompetisi #MelodiKemerdekaan. Kegiatan ini berlangsung hingga Jumat (20/8/2021).

Adapun tantangan kompetisi #MelodiKemerdekaan adalah membuat video menyanyikan lagu daerah Indonesia. Silakan kunjungi tautan ini untuk mengetahui informasi lebih lanjut.

Kemenparekraf telah menyiapkan hadiah total jutaan rupiah bagi peserta dengan video paling kreatif. Jadi, jangan sampai melewatkan kesempatan ini.

Untuk mengetahui informasi terbaru mengenai sektor pariwisata Indonesia, silakan mengikuti akun Instagram @pesonaid_travel


komentar di artikel lainnya
Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com