Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

IATA Sebut 2020 adalah Tahun Terburuk Sektor Penerbangan

Kompas.com - 09/08/2021, 08:08 WIB
Nabilla Ramadhian,
Anggara Wikan Prasetya

Tim Redaksi

 

KOMPAS.com – Asosiasi Transportasi Udara Internasional (IATA) melaporkan bahwa menurut data terbarunya, tahun 2020 merupakan rekor terburuk bagi sektor penerbangan.

Mengutip Breakingtravelnews.com, Rabu (4/8/2021), melalui publikasi tahunan World Air Transport Statistics, mereka mengatakan bahwa 1,8 juta penumpang terbang pada 2020.

Jumlah tersebut mengalami penurunan sebesar 60 persen jika dibandingkan dengan 4,5 miliar orang yang terbang pada 2019.

Baca juga: Virgin Galactic Jual Tiket Wisata ke Luar Angkasa, Harganya Rp 6,5 Miliar

Terkait permintaan perjalanan udara di seluruh dunia, diukur dalam revenue passenger-kilometers (RPK), hal tersebut mengalami penurunan sebesar 66 persen year-on-year (yoy).

Total pendapatan penumpang dalam industri penerbangan juga turun 69 persen menjadi 189 miliar dollar AS pada 2020 dan kerugian bersihnya adalah 126 miliar dolar AS.

IATA menambahkan, konektivitas udara menurun lebih dari setengahnya pada 2020 dengan jumlah rute yang menghubungkan bandara turun drastis pada awal krisis dan turun lebih dari 60 persen yoy pada April 2020.

Mereka mencatat, penurunan penumpang udara yang diangkut pada 2020 merupakan yang terbesar sejak RPK global mulai dilacak pada 1950-an.

Baca juga: 5 Fakta Dilarangnya Penerbangan Indonesia untuk Mendarat di Hong Kong

“Tahun lalu merupakan tahun yang ingin kami lupakan. Namun, menganalisis statistik kinerja untuk tahun ini mengungkapkan kisah ketekunan yang luar biasa,” kata Director General IATA Willie Walsh.

Dia melanjutkan, saat krisis sedang parah pada April 2020, sebanyak 60 persen armada transportasi dunia menangguhkan penerbangan.

Ilustrasi pesawat, kenapa pesawat bisa terbangpixabay Ilustrasi pesawat, kenapa pesawat bisa terbang

Adapun, hal tersebut dilakukan lantaran pemerintah menutup perbatasan atau memberlakukan karantina ketat.

“Satu juta pekerjaan hilang dan kerugian industri untuk tahun ini mencapai 126 miliar dollar AS. Banyak pemerintah mengakui kontribusi penerbangan yang penting, dan menyediakan jalur keuangan dan bentuk dukungan lainnya,” jelas Walsh.

Baca juga: 7 Negara yang Hentikan Penerbangan dari Indonesia

Meski begitu, lanjut dia, ada berbagai tindakan cepat yang dilakukan maskapai dan komitmen dari penerbangan yang melihat industri penerbangan melalui tahun tersulit dalam sejarahnya.

Sementara itu, China menjadi pasar domestik terbesar pada 2020 untuk pertama kalinya dalam catatan. Sebab, perjalanan udara pulih lebih cepat menyusul upaya pengendalian Covid-19 di sana yang sukses.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com